THE MISTRESS 👠 : 016

883 92 2
                                    

Minho berusaha mengambil udara sebanyak mungkin saat dia bisa naik ke permukaan.

"Tolong lepaskan aku, aku tidak bisa berenang" kata Minho berusaha memohon ampun. Pria itu kemudian memukuli tubuh Minho hingga membuatnya kembali tenggelam ke kolam.

"Sebaiknya kita langsung bunuh saja dia" kata salah satu dari mereka. Minho yang sudah tak perdaya, dinaikan kembali ke dalam dan mereka sudah mengambil ancang-ancang untuk menusuk tubuh si manis.

Dor

Dor

Kedua orang itu langsung menjerit saat tembakan itu mengenai dirinya.

"Aiss pasti ini ulah Miho" gumam Chan melihat itu.

"Kenapa aku di sini?" Gumam Minho saat sadar dirinya ada di rumah lama Chan.

"Akhirnya kau sadar Minho, maafkan aku" kata Chan tiba-tiba memeluknya dari samping. Minho berusaha mengingat apa yang terjadi.

"Aku hampir kehilangan mu" kata Chan. Minho menaikah salah satu alisnya.

"Ini sebuah perbuatan wanita berengsek itu" kata Chan kesal. Minho langsung menghela napas, padahal dia sudah berusaha baik pada Miho.

"Itu hanya perampok, dia mengambil semua barang-barang di rumah mu. Mereka kira tempat itu kosong karena kakak sudah pergi ke TK. Tapi saat melihat ku mereka terkejut dan berusaha menyakitkan aku. Ini bukan karena ulah kakak" kata Minho. Chan tidak percaya tapi apa itu mungkin?

"Ayo kita kembali ke rumah mu, Hinha pasti merindukan mu" kata Minho sambil mencium bibir Chan sekilas.



👠


"Ayah!!" Teriak Hinha saat mereka masuk ke dalam. Minho hanya bisa tersenyum melihat pemandangan tersebut.

"Hinha di mana ibu mu?" Tanya Minho pada si kecil. Hinha lalu menunjuk ke arah pintu kamar mereka.

Minho berjalan mendekat ke sana, tubuhnya terkejut saat melihat wanita itu berbaring di atas ranjang. Dari luar Minho tadi sudah mendengar wanita itu batuk-batuk.

"Kakak ada apa?" Tanya Minho sambil duduk di sampingnya. Miho nampak diam sambil menatap ke arah lain.

Sungguh miris melihat keadaan wanita itu, hal itu membuat Minho menjadi sangat iba.

"Ayo ke rumah sakit kak" kata si manis berusaha membujuk wanita itu. Miho lalu menghela napas dan menatap wanita itu.

"Kenapa kau sangat mencemaskan aku? Jika aku mati akan lebih baik untuk mu kan?" Tanya wanita itu. Minho langsung menggeleng, dia sama sekali tidak pernah berpikir seperti itu.

"Kau kakak ku sekarang, ayo kita ke rumah sakit" paksa Minho.

"Miho sebaiknya kau menurut" kata Chan tiba-tiba masuk ke sana.


👠

"Kau diam di sini ya Chan, aku akan membawa Hinha pulang. Temani kakak" kata Minho pada suaminya itu. Chan nampak malas lalu menggeleng.

"Aku tidak mau" jawabnya.

"Kau itu suaminya, saat ini dia membutuhkan mu" kata Minho kesal.

"Aku tidak mau" kata Chan lagi.

"Kalau begitu, aku lebih baik pergi saja. Aku tidak mau punya suami kejam seperti mu" kata Minho lalu berusaha pergi. Mendengar ancaman Minho membuat Chan jadi takut.

"Baik-baik aku akan di sini, ayo cium dulu" kata Chan. Minho menurut dan mengambil Hinha dari gendongan sang ayah.

"Jangan galak-galak, anggap kau tengah merawat ku sekarang" kata Minho. Chan mengangguk kemudian dia melambai.



Beberapa bulan berlalu, kondisi Miho semakin hari semakin membaik. Hal itu dikarenakan dia sangat senang Chan mau merawatnya.

"Dia sudah sembuh, sebaiknya kita pergi berbulan madu sayang" kata Chan sambil memeluk Minho.

"Bagaimana jika kira liburan keluarga saja? Jika mereka ikut makan akan menyenangkan" kata Minho. Chan agak kecewa mendengar itu.

"Aku hanya ingin bersama mu" kata Chan lagi. Minho menghela napas mendengarnya.

"Jika begitu, tidak udah pergi" kata Minho. Chan menjadi kesal saat itu. Dia lalu memutuskan untuk berbaring di kasur sambil membaca buku.

"Huekk" suara itu terdengar dari kamar mandi.

"Minho kau baik-baik saja kan?" Tanya Chan. Minho lalu mengangguk pelan, akhir-akhir ini dia merasa sangat lelah dan letih.

"Kau kenapa?" Tanya Chan sambil menerobos masuk. Minho refleks menutup tubuhnya yang polos saat itu.

"Kenapa kau masuk?" Tanya Minho kesal. Mata Chan fokus ke perut Minho yang buncit.

"Apa kau hamil?" Tanya Chan sambil mendekat. Minho menaikan salah satu alisnya.

"Tidak, aku tidak hamil" kata Minho. Chan lalu memegang perut Minho.

"Keras, kau pernah melakukan sesuatu dengan orang lain?" Tanya Chan. Dengan cepat Minho langsung menggeplak kepala suaminya.

"Enak saja kau, cuma kau yang sering menusuk ku" kata Minho kesal.

"Tapi aku tidak bisa punya anak lagi, kenapa bisa?" Tanya Chan.

"Sepertinya bukan, kau jangan aneh-aneh" kata si manis. Seketika Chan jadi takut.

"Kau tidak sakit kan?" Tanya Chan lagi sambil memeluk Minho. Jujur Minho tidak mengerti dengan hal itu.

"Besok kita periksakan diri mu ya" gumam Chan.



👠

"Anda tengah hamil" mendengar itu membuat Chan dan Minho terkejut.

"Usianya sudah menginjak 8 bulanan" kata dokter. Minho lalu memegang perutnya, kenapa bisa? Ini hambar lahir dan Minho tidak sadar.

"Kenapa bisa? Saya didiagnosis tidak bisa punya anak dok" kata Chan tidak terima.

"Kapan itu?" Tanya dokter lagi. Chan mulai berhitung di kepalanya.

"Enam bulan yang lalu" gumam pria itu. Dokter lalu mengangguk pelan. Seketika senyuman itu mengembang di bibir Chan.

"Kenapa aku tidak sadar ya?" Gumam Chan sambil memeluk istrinya itu.

Sejak tahu Minho hamil, Chan benar-benar terus menempel pada dirinya. Hal itu membuat Minho tidak enak dengan Miho.

"Sebaiknya kau tidur dengan Miho malam ini" kata Minho berusaha membujuk Chan.

"Kau kan sedang hamil" kata Chan lagi. Minho lalu menghela napas.

"Chan kenapa kau sangat susah di atur?" Tanya Minho yang tiba-tiba menangis. Akhir-akhir ini pria itu sangat emosional.

"Aku bilang tidur di sana" kata Minho lagi.

"Baiklah aku akan menurut" kata Chan. Dia lalu membawa Minho keluar dari sana.

"Kau tidur dengan Hinha ya" kata Chan di depan kamar anaknya. Minho mengangguk lalu dia masuk ke dalam.

"Ibu cantik" kata anak itu terkejut saat Minho masuk. Minho lalu duduk di ranjang si kecil yang tengah belajar membaca.

"Boleh aku tidur di sini?" Tanya Minho. Mendengar itu Hinha mengangguk dengan sukacita.

"Kau melakukan apa?" Tanya Minho pada anak sambungnya itu. Hinha lalu mengatakan banyak hal.

"Ibu katakan aku mau punya adik ya?" Tanya Hinha pada Minho. Si manis mengangguk lalu dia mengusap perutnya.

"Boleh aku cium?" Tanya Hinha. Minho mengangguk pelan. Anak itu lalu memeluknya dengan erat sambil mencium perut Minho berkali-kali.

"Aku sangat ingin punya adik" kata Hinha pada Minho.




TBC
Jangan lupa vote dan komen ya

THE MISTRESS  [Banginho] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang