Minho masih tidak percaya melihat bayi kecil imut yang ada di perutnya itu sudah keluar.
"Ibu adik kenapa diam saja?" Tanya Hinha yang setia menemani adik barunya.
"Dia sedang tidur nak, kau kau tidur juga?" Tanya Minho sambil membuat sebuah tempat di sampingnya. Hinha lalu naik ke sana dan tidur sambil memeluk Minho.
"Kapan kita pulang ibu? Hinha tidak suka di sini, takut" katanya sambil memeluk Minho dengan erat. Minho mengusap rambut si kecil sambil tersenyum.
"Mungkin besok atau nusa ya, kenapa Hinha takut kan ada ibu?" Tanya Minho.
"Hinha takut ibu pergi lagi, seperti ibu ku" katanya sambil menatap Minho.
Minho lalu mengeratkan perkulannya dan menepuk-nepuk bokong Hinha untuk menidurkannya. Dia tak mengira jika Hinha akan memiliki trauma karena kehilangan ibunya.
Chan tersenyum melihat pemandangan itu. Semua anak nya tidur nyenyak beserta istri manisnya.
"Minho" panggil Chan si samping Minho. Pria manis itu membuka matanya dengan setengah sadar.
"Aku tidur di mana? Aku juga ingin memeluk kalian" gumam Chan.
"Si lantai, sudah jangan ganggu" gumam Minho lalu dia kembali memeluk Hinha.
👠
"Aku tidur sendiri lagi?" Tanya Chan pada Minho yang tengah memeluk anaknya Hinha dan Ino.
"Kau sudah besar, lagipula kasur kita tidak cukup Chan" kata Minho kesal. Sejak Ino lahir Chan menjadi manja dengannya.
"Tapi aku ingin memeluk mu" katanya lagi.
"Nanti kalau Ino terjepit bagaimana?" Tanya Minho yang mulai kesal.
"Aku pindahkan Hinha saja" kata Chan. Tiba-tiba sebuah pukulan mengenai dirinya.
"Jangan, kau tau dia masih trauma karena kehilangan ibunya. Ayah macam apa ini?" Kata Minho yang sudah dengan kesal. Chan lalu terdiam dan pergi dari sana.
Sejak saat itu Chan tidak mau berbicara dengan Minho. Pria itu selalu pulang malam dan berangkat pergi.
"Bagaimana jika dia juga mencari simpanan" gumam Minho yang mulai agak cemas. Tapi dia berusaha untuk tidak mengambil pusing dan fokus mengurus kedua anaknya.
Saat Minho di dapur, tiba-tiba dia mendengar suara beberapa orang masuk ke rumah mereka. Chan ada di luar sana, maka karena itu Minho jadi tidak mengeceknya.
Hampir lima belas menit suara itu berlaku lalang dan hilang dengan tiba-tiba.
"Ayo makan Chan" kata Minho sambil menghilangkan makanan ke meja makan. Chan yang masih mengendong Ino nangis dan berjalan ke sana.
"Hinha makan juga ya" kata Minho sambil mengusap rambut si kecil.
"Pokoknya kau akan tidur dengan mu nanti malam" kata Chan tiba-tiba. Minho terlihat memutar bola matanya lalu mengangguk tidak mau mencari keributan.
"Ayo kau sangat lambat" kata Chan sambil membawa Minho ke kamar mereka.
"Ibu!!" Panggilan itu terdengar dari salam sana. Terlihat Hinha tengah melompat di kasur baru ukuran besar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MISTRESS [Banginho] ✔️
FanfictionWajib Follow Akun Author Sebelum Baca !! Karena ekonomi membuat Minho harus membuat pilihan, tidur dengan pria itu atau putus sekolah. Warning ⚠ -BxB -Mpreg -Mature Content Yuk mampir ❤️