THE MISTRESS 👠 : 002

1.3K 124 6
                                    

🔞

"Tidak ahh itu bisa robek" kata Minho sambil memegang tubuh pria itu.

Minho benar-benar kesakitan saat benda itu masuk. Semakin lama dia merasa rongga ususnya penuh karena benda itu.

"Penuh, panas" kata Minho sambil menggeliat.

"Bagaimana apa kita lanjut?" Tanya pria itu berusaha mempermainkan si manis. Entah kenapa Minho menatap pria itu dengan tatapan memohon untuk melakukan lebih.

Pria itu lalu menindih tubuh si manis dan menatap wajah cantik jelitanya.

"Nama ku Bang Chan, ayo panggil" katanya sambil mencium bibir Minho.

"Bang Chan ahhh" pria langsung menggenjot Minho dengan seksual. Suara desahan itu benar-benar tak bisa dia tahan karena kenikmatan ini.

"Ceritakan pada ku, bagaimana rasanya?" Tanya Chan sambil mengusap wajah Minho. Pria manis itu benar-benar mencengkram tubuh Chan dengan erat saat gerakan itu semakin dipercepat.

"Aneh ini benar-benar tidak bisa dijelaskan ahh" kata Minho sambil menatap wajah pria itu dengan tatapan sayu. Chan benar-benar terkesima melihat paras cantik itu kini ada di bawahnya.

Beberapa ronde berlalu, sampah kondom itu sudah berada di tengah sampah.

"Malam yang benar-benar mengairahkan" kata Chan saat melihat pria itu masih terengah-engah di atas ranjang.

Minho berusaha kekuat tenaga bangkit dari kasur dan mengambil pakiannya.

"Tuan Chan saya ingin bayaran saya" kata pria itu pada Chan. Pria itu saat ini masih duduk di atas sofa sambil memandangi Minho memakai baju.

"Kau benar-benar terlihat seperti seorang pria panggilan. Setelah bekerja kau pergi" katanya. Minho berusaha tidak peduli, yang penting dia sudah menyelesaikan pekerjaannya.

Karena terlalu lama tidak direspon, Minho memutuskan untuk menghampiri pria itu ke sana.

"Tuan saya minta bayaran" kata Minho lagi. Pria itu kemudian mengisyaratkan Minho untuk duduk di pahanya. Karena tak ada pilihan lain, Minho menurut dan duduk di sana.

Pria itu lalu memeluk Minho dari belakang dan menyesap leher pria itu berkali-kali.

"Kenapa malam berlalu sangat cepat ya?" Tanya Chan sambil mengusap perut Minho dengan memasukan tangannya ke dalam baju Minho.

"Tuan saya harus pergi" kata Minho. Pria itu mengangguk dan menyuruh Minho untuk bangun.

"Berikan ponsel mu dulu" katanya. Bagaimana pun Minho harus menurut.

Dia sepertinya saat ini tengah mengetik nomor dan memanggilnya dengan ponsel Minho.

"Jika kau butuh uang saku, jangan sungkan untuk menghubungi ku" katanya sambil menyerahkan ponsel milik Minho.

"Sebelum pergi cium aku manis" katanya. Minho menurut lalu dia mengecup bibir pria itu singkat.

"Ini bawa" katanya sambil memberikan uang itu pada Minho.

"Belajar dengan rajin, jika kau butuh uang tidurlah dengan ku" katanya sambil mengusap rambut Minho.

"Ehh nama mu siapa?" Tanya Chan lagi.

"Lee Minho" jawab si manis kemudian.


👠

Minho benar-benar terbelakak melihat banyak uang di tas itu. Hanya dalam semalam dia bisa mendapatkan uang dengan mudah.

"Ini tidak akan terulang lagi" gumam si manis. Dia lalu mulai berbelanja kebutuhan dan uang sekolahnya.

Karena kalap, membuat uang itu menjadi semakin lama semakin menipis.

"Apa yang aku beli ya? Kenapa cepat sekali berkurang" gumam pria manis itu. Dia menghela napas, lalu tiba-tiba ponsel miliknya berbunyi.

"Halo"

"Hai! Ingat aku?"

Mendengar suara itu membuat detak jantung Minho semakin cepat. Ini adalah pria yang kemarin tidur dengannya.

"Iya ada apa?"

"Kau mau uang jajan tambahan?"

Minho meneguk salivanya mendengar itu, tatapannya kembali pada uang yang ada di lacinya itu.

"Bagaimana? Jangan berpikir terlalu lama. Lagipula Ini pekerjaan yang sangat gampang"

Minho masih diam dan berpikir keras, uang benar-benar seperti mencuci otaknya.

"Jika tidak aku akan tidur dengan orang lain" katanya.

"Tunggu aku mau"

Jawab Minho dengan cepat, tubuhnya langsung bergetar saat itu juga.

"Malam ini datanglah ke tempat ku, Eh kita bertemu di mall saja. Aku ingin membelikan sesuatu untuk mu"

Minho nampak mendeham lalu menutup panggilnya.

"Apa ini? Apa aku mulai menikmati uang dari jual diri?" Gumam Minho sambil duduk di ranjang. Jujur Minho sudah lelah hidup susah. Sejak orang tuanya meninggal dia benar-benar sengsara.

"Aku hanya ingin menikati hidup ku, walaupun dengan uang saja" katanya.

Malam itu Minho nampak berdandan dan mengenakan yang bagus. Dia sebisa mungkin ingin memikat pria kaya itu. Memang ini dikategorikan melacur, tapi tidak ada pilihan lain.

(Jangan di tiru ya adik-adik)

Minho meremas kedua jarinya saat sebuah mobil hitam terparkir di depannya. Dia benar-benar ingat mobil itu.

"Ayo masuk manis" kata pria itu sambil menurunkan kaca mobilnya. Minho nampak menatap ke sekeliling dan masuk ke kursi di samping pengemudi.

"Kau sangat cantik" kata pria itu saat Minho duduk di sampingnya. Pria itu mendekat dan mencium bibir si manis tanpa permisi.

"Apakah bisa dipercepat?" Gumam Minho yang berusaha untuk menenangkan diri. Rasa takut itu kembali ada dalam dirinya.

"Baiklah sepertinya ini sangat tidak sabar untuk di sentuh ya" kata Chan sambil meremas kepunyaan Minho.

Tiba-tiba mobil itu berhenti di sebuah mall yang besar di kota itu. Chan mengisyaratkan Minho untuk keluar dari sana.

"Kita mau apa di sini?" Guman Minho. Chan nampak diam sambil berjalan masuk ke sana. Tak ada pilihan lain Minho pun hanya mengekor meningikuti kliennya itu.

"Aku akan membeli sesuatu, kau bisa ambil beberapa barang jika kau mau" katanya. Minho meneguk salivanya, melihat semua barang mewah itu.

"Tidak usah" jawab Minho. Chan nampak tak peduli lalu semakin masuk ke dalam. Minho memutuskan untuk diam dan duduk di ruang tunggu menunggu pria tadi.

Tak sampai setengah jam, pria itu sudah datang dengan sebuah paperbag besar.

"Ayo" kata Chan sambil pergi.

Saat melihat rumah besar itu benar-benar membuat Minho menjadi sangat takut. Tiba-tiba keringat dingin itu bercucuran dari keningnya.

"Ayo turun manis, aku tahu kau pasti tidak sabar" kata Chan. Minho menurut lalu dia turun.

Tempat itu sangat berbeda dengan waktu pertama kali dia ke sana. Ada sebuah kolam dalam ruangan juga ternyata di sana.

"Kau mau di sini atau di kamar?" Tanya Chan tiba-tiba.

"Di sini aku malu, di kamar saja" kata si manis. Chan nampak terkekeh tapi dia mengangguk dan membawa pria manis itu masuk ke dalam.

Rumah itu sangat besar, tapi tak ada penghuni sama sekali. Apa benar ini rumah Chan?

"Besok kau sekolah?" Tanya Chan sambil mendudukan Minho di pangkuannya. Si manis menggeleng pelan sambil merasakan sesuatu besar yang menganjal bokongnya.

"Bagus, aku maunya kau menemai ku dua hari" katanya. Minho langsung terbelakak mendengar itu.

"Tidak masalah kan manis? Jangan khawatirkan uangnya" kata Chan sambil melumat bibir Minho. Karena sentuhan itu Minho menjadi entah kenapa mengangguk dan setuju.





TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

THE MISTRESS  [Banginho] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang