Seperti biasa Minho berlari menyusuri jalanan itu. Keringat dingin membanjiri tubuhnya saat ini. Semakin lama, tempat itu mulai terlihat di pandangannya.
"Kau sebaiknya pergi, jangan pernah bekerja lagi" kata pria itu pada si manis. Minho hanya menunduk sambil memegang kedua tangannya. Matanya kini sudah berkaca-kaca mendengar kalimat itu.
"Ini sudah lima kali, sepertinya cukup. Kau memang tidak bisa disiplin" kata pria itu. Minho berusaha memohon ampun agar tidak dipecat.
"Saya mohon Tuan, Beri saya satu kesempatan lagi" katanya sambil memohon dengan mata berkaca-kaca.
Pria itu diam lalu dia berjalan keluar dari sana. Jujur kariawan seperti Minho akan membuat bisnis barnya bisa bangkrut.
"Tuan tapi tadi Saya sekolah, tolong berikan satu kesempatan lagi" kata Minho lagi. Pria itu sudah bosan mendengar itu dia lalu pergi keluar meninggalkan pria manis itu.
"Tuan tolong" kata pria yang masih memakai pakian sekolah itu. Dia terus membuntuti atasannya ke mana pun dia pergi.
Hal itu membuat kesabaran pria pemilik bar itu lepas dan langsung membentak Minho di depan para pelanggannya.
"AKU SUDAH KATAKAN! PERGI DARI SINI. CARI PEKERJAAN YANG LAIN!!" Teriaknya. Membuat semua orang yang ada di sana menoleh ke arah mereka. Minho langsung menunduk dan menangis.
"Pergi atau tidak aku akan memanggil satpam" katanya. Karena tak punya pilihan, Minho lalu pergi dari sana dengan sedih.
"Bagaimana ini? Jika aku dipecat aku tidak bisa membayar sekolah" gumam Minho sambil mengusap air matanya. Ke mana lagi dia harus pergi mencari pekerjaan, hanya di sini sebenarnya tempat yang menerima siswa paruh waktu.
Tiba-tiba Minho merasakan seseorang menepuk pundaknya. Tangan itu sangat besar dan hangat. Dengan cepat di manis berbalik dan menatap pria itu.
"Aku mendengar apa yang kau katakan tadi" kata pria itu sambil menatap wajah manis itu. Minho meneguk salivanya kemudian dia agak menjaga jarak.
"Kau butuh uang ya? Aku bisa memberikan mu dalam waktu singkat" kata pria itu. Minho langsung tercengang mendengarnya. Pria dengan rambut rapi itu lalu mendekat dan memegang bahu siswa itu.
"Aku akan membayar mu, jika kau mau menemani malam ku" kata pria itu sambil menatap wajah Minho dengan lekat. Minho langsung menggeleng dan menjauh.
"Maafkan saya, tapi sepertinya anda mencari orang yang salah" kata Minho lalu dia langsung pergi dari sana.
"Sepertinya anak itu menarik, kita lihat saja sampai kapan dia akan bertahan" kata pria itu sambil mengejar si manis.Malam itu benar-benar sepi, karena hujan jadi tak ada banyak orang berlalu lalang di jalanan.
"Bagaimana ini? Apa aku harus putus sekolah" gumam pria manis itu sambil mengusap wajahnya. Entah di mana dia harus mencari uang sekarang.
Saat tiba di depan lampu merah, Minho hendak menunggu pergantian lampu dengan sebagian tubuh yang sudah basah kuyup.
"Kau? Kenapa mengikuti aku?" Gumam Minho saat melihat pria itu ada di sampingnya.
"Aku hanya ingin membantu mu, berapa yang kau butuhkan?" Gumam pria itu sambil mengeluarkan senyuman miringnya.
"Aku sudah katakan, aku tidak mau jual diri. Sebaiknya kau pergi" katanya kesal. Kemudian suara kekehan terdengar dari mulut pria di sampingnya.
"10 juta? Dalam semalam" katanya. Minho langsung terbelakak mendengar itu, ini bahkan sangat cukup.
"Saat melihat nominal itu, tiba-tiba ekspresi mu berubah ya?" Gumamnya. Dia lalu mendekat dan memegang kedua pundak pria itu.
"Jangan khawatir, aku tidak akan menyebarkannya pada siapapun" katanya. Karena tak punya pilihan Minho lalu mengangguk dan pria itu membawanya pergi dari sana.
"Ahh tunggu" kata Minho saat pria itu langsung menyergapnya saat masuk ke mobil.
"Ayo jalan, bawa aku ke rumah baru" kata pria itu pada sang sopir sambil melimati bibir Minho. Pria itu benar-benar bernafsu, dia benar-benar menyentuh semua tubuh pria manis itu di sana.
"Yang di bawah, kita lakukan saat sampai di tampat ku sayang" kata pria itu sambil memainkan puting Minho. Minho benar-benar merasa aneh dan takut. Ini pertama kalinya dia disentuh oleh seseorang.
"Untuk memulihkan tenaga mu, kau tidur saja dulu" kata pria itu sambil memangku di manis dan masih aktif melimatinya.
🔞
Saat masuk pria itu benar-benar tak melepaskan Minho. Dia terus melumat pria manis itu dengan seksual. Hembusan napasnya semakin lama semakin memburu. Saat digendong pun, Minho merasakan sesuatu yang menonjol di bagian bawah pria itu.
"Arkk" rintih Minho saat pria itu menjatuhkannya ke ranjang dengan ukuran king size. Tanpa basa-basi, pria itu langsung melepaskan semua pakiannya dan kembali menyergap si manis.
"Tunggu sebentar, aku takut" kata Minho bergetar saat penis pria itu ada di atas perutnya. Benda itu benar-benar sangat besar dan keras.
"Apa ini pertama kalinya?" Tanya pria itu sambil membelai pipi Minho. Minho mengangguk pelan sambil meneguk saliva.
"Tidak masalah, aku akan memberikan pengalaman pertama yang terbaik dalam hidup mu" katanya. Dia lalu melucuti tubuh Minho hingga benar-benar polos.
"Aku benar-benar terpesona dengan tubuh indah ini" kata pria itu sambil mengusap tubuh Minho dari atas sampai perut.
"Nghhh jangan geli" kata Minho saat pria itu memencet putingnya. Puting itu kini sudah berwarna merah dan membesar karena rangsangan dari sang dominan.
"Buka kaki mu" kata pria itu pada Minho. Minho benar-benar tidak sanggup melakukan itu.
"Sudahlah jangan malu, santai saja" katanya sambil membuka kedua kaki Minho dan menaikannya ke atas.
"Bagaimana rasanya?" Tanya pria itu saat penisnya bersentuhan dengan lubang anal milik Minho.
"Aneh, apa itu akan masuk?" Tanya Minho dengan nada takut. Pria itu mengangguk dan menjauhkan dirinya.
"Nghhh ahh jangan sakit ahh" Minho meringis saat pria itu memasukan dua jarinya dengan paksa. Karena tidak pernah tersentuh membuat lubang itu sangat sempit dan kaku.
"Tarik napas mu, rileks lah dan rasakan" kata pria itu. Minho mencoba untuk tenang dan merasakan apa yang pria itu lakukan di dalam sama.
"Ahhh" Minho tersentak saat pria itu menyentuh arena sensitifnya.
"Ternyata di sini" kata pria itu sambil berusaha masuk lebih awal. Minho menutup mulutnya untuk menahan suara desahan itu keluar. Aktivitas itu membuat Minho menjadi basah di dalam.
Saat tangan pria itu keluar membuat Minho menjadi terengah-engah. Apa sudah selesai?
Pria itu saat ini tengah merobek plastic pembungkus kondom dan memasangkannya ke penisnya.
"Bersiaplah" kata pria itu sambil mengarahkan kejantanannya pada lubang Minho. Minho memejamkan matanya saat benda itu mulai masuk dalam dirinya.
"Ahh sakit lepaskan!!" Berontak Minho saat benda besar itu menerobos masuk secara paksa.
TBC
Jangan lupa vote dan komen yaGimana? Lanjut?
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MISTRESS [Banginho] ✔️
FanficWajib Follow Akun Author Sebelum Baca !! Karena ekonomi membuat Minho harus membuat pilihan, tidur dengan pria itu atau putus sekolah. Warning ⚠ -BxB -Mpreg -Mature Content Yuk mampir ❤️