THE MISTRESS 👠 : 015

860 90 1
                                    

Chan saat itu tengah memainkan ponselnya sambil merebahkan dirinya di kasur. Saking asiknya dia sampai tak sadar jika Minho masuk ke sana.

"Chan" panggil si manis pada pria itu. Mendengar suara Minho, Chan langsung tersenyum dan mendongkakan kepalanya pada si manis.

Tapi mata Chan terbelalak saat melihat Minho membawa seorang anak kecil. Anak itu langsung ceria saat melihat sang ayah ada di sana.

"Ayah!!" Teriaknya sambil berlari masuk ke dalam. Dia langsung baik ke kasur dan memeluk ayahnya dengan sayang.

"Ayah ternyata di sini? Kenapa ayah tidak pernah pulang?" Tanya Hinha sambil bergelayut pada Chan. Chan yang masih syok menatap Minho dengan terbelakak.

"Kenapa dia ada di sini?" Bisik Chan pada Minho.

"Dia mencari mu" jawab si manis kemudian dia pergi dari sana.

Minho tersenyum saat melihat Hinha makan kue kukis yang dia buat di dapur. Hanya ada mereka di dalam dapur itu.

"Paman manis sangat pandai memasak ya? Kuenya enak sekali" katanya sambil makan dengan lahap. Minho tersenyum lalu dia kembali membersihkan dapur itu.

"Paman melakukan apa?" Tanya Hinha lagi. Anak itu selalu membuntuti Minho kemana pun dia pergi.

"Aku sedang bersih-bersih, kau duduk yang manis sambil makan kukis ya" kata Minho. Anak itu lalu duduk kembali ke kursi dan duduk dengan manis di sana.

"Ibu dan ayah ke mana ya?" Tanya Hinha kemudian.

"Mereka pergi sebentar, kau diam saja di sini bersama ku ya" kata Minho sambil tersenyum.

"Apa Paman pernah mimisan?" Pertanyaan itu membuat Minho terkejut.

"Tidak Kenapa?" Tanya si manis sambil menoleh.

"Ibu sering mimisan" kata Hinha. Mendengar itu membuat Minho terkejut, apa Hinha sakit? Jika dilihat dari postur tubuhnya wanita itu sangat kurus dan wajahnya begitu pucat.


"Chan apa kau tidak bisa pulang?" Tanya Miho sambil memegang tangan suaminya itu. Chan nampak membuang muka Mendengar pertanyaan itu.

"Sebaiknya kau pulang dan jangan pernah membawa Hinha ke sini" katanya dengan dingin.

"Tapi dia merindukan mu" kata wanita itu lagi.

"Kau jangan membuat alasan, kau selalu berbohong Miho. Dasar wanita penipu, tidak bisa dipercaya" kata Chan. Miho hanya diam mendengar itu.

"Chan Sebaiknya kau menikah dengan Minho, aku sepertinya tidak
akan hidup lama" kata Miho lagi. Bukannya iba, Chan malah terkekeh mendengar itu.

"Jadi sekarang kau berakting dengan ku berpura-pura lemah?" Tanya Chan sambil menaikan kedua kakinya.

"Kau tahu penyakit ku kan?" Tanya Miho sambil menunduk.

"Itu karma, dulu kau berpura-pura sakit dan sekarang kau sakit sungguhan" kata Chan. Mendengar itu sebenarnya membuat Miho sangat sedih. Dia sudah masukan semuanya untuk Chan tapi pria itu masih saja membencinya.

"Menikahlah lagi, aku juga sudah mencoba membujuk Minho" kata Miho.




👠



Hari pernikahan pun tiba, Chan benar-benar menikahi Minho setelah beberapa bulan membujuknya. Pernikahan mereka diadakan dengan sangat meriah di hotel bintang lima.

Setelah menikah, Chan memutuskan membawa Minho ke rumahnya. Di sana ada Miho dan Hinha juga. Hinha yang masih tidak tahu apa-apa benar-benar senang Minho pindah ke sana.

"Paman cantik, nanti buatkan Hinha kue lagi ya" kata anak itu sambil memeluk Minho. Si manis hanya mengangguk dan mengusap rambut si kecil.

"Jangan panggil Paman lagi, panggil dia ibu cantik saja" tiba-tiba Chan mengatakan itu. Minho terlihat malu mendengar itu.

"Ibu? Jadi aku dua punya ibu ya?" Tanya Hinha dengan penuh semangat. Minho hanya mengangguk dan menatap Miho yang tengah duduk di sofa memandangi mereka.

"Kakak melakukan apa?" Tanya Minho saat melihat Hinha tengah sibuk di dapur.

Dia memanggil wanita itu dengan sebutan Kakak karena dia lebih tua dari Minho. Miho seumuran dengan Chan yaitu sudah memiliki usia 30 tahuanan.

"Aku membuat makan siang" jawab nya sambil menggoreng udang di kompor.

"Aku akan membantu mu" kata Minho berusaha akrab dengan wanita itu. Miho sebenarnya sangat tidak nyaman dan kesal. Apa Minho mencoba untuk semakin membuatnya jelek di mata Chan?

"Kakak sakit ya?" Tanya Minho berusaha membuka obrolan.

"Iya" jawab Miho sambil memotong sayur. Setelah itu dia kembali diam, jujur Minho benar-benar tidak bisa seperti ini.

Beberapa menit mereka hening dan mengerjakan tugas masing-masing.

"Umur mu berapa?" Tanya Miho kemudian.

"Aku 24 tahun" jawab Minho seramah mungkin. Miho kemudian mengangguk pelan.

"Kapan kau bertemu dengan Chan?" Tanya wanita itu. Minho lalu dengan ragu menceritakannya pada Miho.

"Jujur aku benar-benar tidak tahu di awal jika Chan sudah punya anak dan istri. Aku benar-benar tidak bermaksud merebutnya dari mu" kata Minho. Miho mengangguk pelan, sudah terlanjur.

"Tidak masalah" katanya lagi.

"Apa yang harus aku lakukan lagi?" Tanya Minho sambil membuntuti Miho ke mana pun dia pergi. Rumah itu benar-benar sangat besar dan mewah dan hanya mereka yang tinggal di sana.

"Kau bisa tidur atau bersantai" jawab Miho.

"Biasanya Kakak melakukan apa?" Tanya Minho.

"Tidak ada" jawabnya singkat. Dia lalu duduk di sofa sambil menahan sakit.

"Kakak kenapa?" Tanya Minho sambil duduk di sampingnya.

"Apa kau bisa agak menjauh dari ku?" Tanya Miho pada Minho. Si manis lalu mengangguk pelan.

"Pasti kau tidak nyaman dengan ku, tapi kau bisa menganggap ku sebagai adik mu. Kita keluarga sekarang" kata Minho sambil tersenyum. Miho hanya tersenyum miring saat itu, menurutnya Minho hanyalah orang ke tiga dari rumah tangganya.


"Kakak mau ke mana?" Tanya Minho saat melihat wanita itu pergi keluar sambil memakai pakian bagus.

"Ke TK menjemput Hinha" kata wanita itu. Minho terlihat berbinar mendengar itu.

"Apa aku boleh ikut?" Tanya Minho. Wanita itu terlihat malas mendengarnya.

"Kau diam saja di rumah, jaga rumah dengan baik" kata Miho. Minho lalu mengangguk pelan menurut.

"Hati-hati" kata Minho pada wanita itu.

"Dia sendirian di rumah, bunuh sekarang juga" kata Miho lewat ponselnya.

Minho duduk di sofa sambil menonton TV. Jujur sejak pindah ke sana dia merasa semakin bosan.

"Padahal menjual bunga lebih menyenangkan dari ini" kata pria manis itu sambil memeluk bantal sofa. Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar dari luar.

Minho langsung bangun dan berlari ke sana.

"Sepertinya itu Kakak atau Chan" gumamnya. Tanpa berpikir panjang dia langsung membuka pintu.

"Arkk"




TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

THE MISTRESS  [Banginho] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang