11

2.6K 132 1
                                    

Ditempat kamar yang tenang, dengan alunan musik klasik sebagai pendukung ketenangannya, Jaehyun yang menyembunyikan diri dibalik selimut masih terpikir kan perilaku kedua adiknya.

"Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana caraku untuk menghentikan mereka?"

Jaehyun ingin mengehubungi temanya Doyoung untuk memberikan beberapa saran, tapi ia teringat akan ponselnya yang dihancurkan oleh Jeno.

Tok..
Tok...
Tok....
Bunyi ketukan, memecah lamunan Jaehyun. Dengan malas, Jaehyun beranjak dari kasurnya menuju pintu. Dibukanya pintu kamarnya hingga nampaklah kedua adik kembarnya. Jaehyun memasang raut terkejut juga takut "A-apa mau kalian?!"

Bukanya menjawab, Jeno dan Jaemin langsung memasuki kamar kakaknya "kalian, keluar dari kamarku!" Jaehyun mengusir kedua adik kembarnya. Jaehyun ingin sendiri, ia ingin menjernihkan kembali pikiran dan akal sehatnya.

Tak merespon, si kembar malah menyamankan diri mereka diatas kasur Jaehyun. Jaehyun mendekat dengan berkacak pinggang "tidurlah dikamar kalian masing masing!"

Si kembar Jeno dan Jaemin enggan untuk merespon semua perkataan dan ucapan kakaknya "kalian dengar?! Keluar dari kam-" ucapan Jaehyun terpotong. Tangan Jaehyun ditarik oleh Jeno hingga tubuh Jaehyun berada ditengah tengah diantara Jeno dan Jaemin.

"Diamlah.. Biarkan kami tidur disini" ucap Jeno sambil mengeratkan pelukannya, begitu juga dengan Jaemin.

"K-kalian sudah m-mempunyai kamar masing masing, tidurlah dikamar kalian!"

Tak ada jawaban, Jaehyun menatap kekanan dan kiri ternyata Jeno dan Jaemin sudah memejamkan mata mereka. Si kembar telah tertidur sambil memeluk kakaknya.

Pelukan yang lumayan erat, membuat Jaehyun sedikit sesak. Lampu kamar masih menyala, dan pintu juga masih terbuka. Jaehyun tidak bisa tidur jika lampu masih menyala juga pintu kamar terbuka.

Dengan perasaan gelisah, dan kurang nyaman, Jaehyun perlahan menepuk pelan pundak kedua adiknya "k-kalian bangunlah.. "

"Kakak ti-tidak bisa tidur jika lampu masih menyala, dan pintu juga belum ditutup" ucap Jaehyun dengan gugup dan takut.

Jaemin yang mendengar itu, ia langsung beranjak menutup pintu, bahkan menguncinya, kemudian ia mematikan semua lampu hingga tersisa lampu tidur. Kamar Jaehyun kini menjadi remang dengan pencahayaan yang minim. Jaemin kembali menaiki kasur Jaehyun dan menyamankan kembali memeluk kakaknya dan tidur. Sedangkan Jaehyun, ia masih harus tetap terjaga, takut jika ia tertidur kedua adiknya melakukan hal diluar batas.

Dentingan Jam, alunan musik klasik yang lembut, cocok untuk alunan tidur, semakin lama kelopak mata Jaehyun semakin berat. Ia merasa sudah tak sangguo lagi mengangkat kelopak matanya dan membiarkan dirinya terjaga. Pelukan dari kedua adiknya tak seerat tadi, lama lama pelukan kedua adiknya menjadi lebih nyaman.

Saat ini, Jaehyun sepenuhnya terlelap dalam tidurnya. Malam ini Jaehyun dan si kembar tidur bersama dimalam yang tenang.


Keesokan paginya, bertepatan pada hari minggu, Jaehyun yang biasanya bangun pagi pagi sekali, kali ini ia masih menyelami alam mimpi nya, begitu juga dengan Jeno dan Jaemin. Hingga cahaya mentari pagi yang berusaha masuk melalui celah gorden kamar Jaehyun untuk membangunkan ketiga manusia adam pun tetap tak berhasil.

Kenyamanan diatas kasur yang empuk, dan pelukan hangat membuat mereka bertiga enggan membuka mata, sampai bunyi ketukan pintu yang merusak kelembutan musik klasik, mampu membuat Jung Jeno terpaksa membuka matanya.

Tok..
Tok...
Tok....
Jeno beranjak dari kasur Jaehyun dan mendekati pintu lalu membukanya. ART sebagai pelaku utama pengetukan pintu, menundukkan kepala nya "maaf tuan muda Jeno, saya pikir tuan muda ada dikamar anda sendiri"

"Ada apa?" tanyanya dengan suara khas bangun tidur

"Sarapan sudah siap, Tuan dan Nyonya besar sudah menunggu"

"Baiklah, suruh mereka untuk menunggu"

Setelah itu, Jeno menutup kembali pintu kamar, dan berjalan dengan lunglai menuju kasur. Jeno membangunkan Jaemin dengan tepukan cukup keras dipipi kembarannya. Membuat Jaemin yang awalnya bermimpi indah harus hancur karena Jeno.

"Tck! Kau mengganggu mimpi indahku!" kesalnya

"Bangun, ayah dan ibu sudah menunggu"

Giliran Jaehyun, Jeno mengusap lembut pipi kakaknya, dengan suara yang dilembutkan selembut mungkin agar Jaehyun tak terlalu terusik dalam tidurnya "kak Jaehyun, bangun... Sarapan sudah siap"

Jaemin yang mendengar suara lembut Jeno merasa geli, tak pernah sekalipun Jaemin mendengarnya dan mungkin jika ada kesempatan, ia juga tak akan pernah mau mendengarnya.

Jaehyun, perlahan membuka matanya, membiaskan matanya dengan pandangan sekitar kamarnya "pukul berapa sekarang?" tanya Jaehyun dengan suara parau. "Saat ini jam 8 pagi, kita harus segera bangun agar ayah dan ibu tak terlalu lama menunggu" -Jeno

Jaehyun meregangkan otot otot tubuhnya yang kaku, memperlihatkan lekukan tubuhnya yang indah dimata kedua adik kembarnya. Kedua mata Jeno dan Jaemin langsung segar karena pemandangan indah ada didepan mata mereka. Si kembar menegak ludah secara kasar, saat Jaehyun tak sengaja menampilkan perut seksinya.

Setelah melakukan peregangan, Jaehyun terduduk mengumpulkan nyawanya dan Jeno, Jaemin mereka mengalihkan pandangan mata untuk mengontrol libido mereka. "A-aku akan membasuh wajahku dulu" ucap Jeno langsung melangkah menuju kamar mandi Jaehyun. "Aku juga!" sambung Jaemin. Jaehyun menatal kepergian kedua adik kembarnya dengan wajah bantalnya.

Our Hyung (End)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang