3 tahun berlalu, jungkook sudah terbiasa dengan kehidupan barunya di penjara, tidak ada kemewahan, harta, dan keistimewahan.
Semua orang didalam sana diperlakukan sama rata. Namjoon juga sering datang untuk membujuk anak itu. Namun jawaban jungkook tetap sama. Tidak.
Suga juga sesekali mengunjungi bos nya. Untuk melapor beberapa data yang harus jungkook tanda tangan. Meskipun harus dengan paksaan karena pria itu tidak ingin tanda tangan.
Dan hara? Entahlah gadis itu tidak pernah mengunjunginya di penjara. Bahkan kabar wanita itu tidak pernah jungkook ketahui.
"Kau bodoh sekali tidak ingin bebas" ujar narapidana yang sedang makan bersama jungkook. Mereka mulai dekat karena jungkook membantunya yang sedang dipukuli oleh napi lain.
"Aku ingin menebus kesalahanku hoseok" ujar pria itu sambil memasukan makanannya kedalam mulut.
"Tapi itu bukan kesalahanmu"
"Sudahlah aku sudah muak mendengar orang-orang berkata begitu" hoseok diam.
"Baiklah bung, semoga setelah ini kau mendapat kebahagiaan, sebagai buah dari tebusan dosamu" hoseok beranjak untuk menyimpan piring kotornya.
Jungkook menghela nafas panjang. "Bagaimana keadaanmu hara?" Gumam lelaki itu.
***
Lelaki berambut hitam tengah berjalan memasuki vila. Dia membawa sekantong makanan kesukaan hara.
Pria itu terus tersenyum kala mangingat wajah hara.
Langkahnya terhenti saat melihat hara menangis. Tae lari dan mendekat.
"Kau menangis? Siapa yang menyakitimu?"
"I-itu.."
Mata taehyung mengikuti arah telunjuk hara, ada sebuah kotak.
Pria itu berjalan mendekati kotak di atas meja. Pria itu terkejut melihat foto eoni hara yang berlumur darah.
Dibelakang foto juga ada tulisan 'lets play a game'. Tulisan itu dibuat dari darah segar.
"Sial!" Taehyung mengumpat dan menelfon jimin.
"Yak! Kau pergilan ketempat itu, dan lihat apakan wanita itu ada di tempat atau tidak"
"Aku sedang banyak kerjaan. Tidak biasakah kau sendiri yang mengeceknya?eoh?"
"Tidak, aku tidak bisa"
"Sialan! Baiklah nanti sore aku kesana"
Tut .
Jimin berdecak pinggang dan mengoceh dengan mulut sexynya.
"Pria gila ini!" Ocehnya seraya memasukkan benda pipih itu kedalam saku.
Pria itu kembali masuk kedalam ruangan untuk menyelidiki kasus dengan tim nya.
"Hyung, sepertinya nanti sore aku akan ada urusan sebentar"
"Tumben sekali jim? Baiklah aku akan memeriksa sendiri ke lokasi" ujar teman satu tim nya.
"Gomawo hyung" pria itu tersenyum.
Taehyung masih menenangkan hara yang kini tidak mau lepas darinya, bahkan saat tae ke toilet hara ingin ikut.
Sialan sekali yang mengiriminya barang itu. Hara jadi tidak ingin ditinggal taehyung barang sedetikpun.
"Udah yaa makan dulu?" Tae menyodorkan sendok pada wanita itu namun hasilnya selalu ditolak olehnya.
"Ayolahh hara, makan dulu hm?"
"Mana bisa aku makan oppa sedangkan aku saja tidak tau keberadaan kaka ku" hara segukan kembali. Tae menghela nafas kasar.
Sudah lama tidak pernah bertengkar dengan hara, dia jadi emosi saat ini dan ingin membunuh.
Tae pergi ke dapur dan memasukan obat tidur pada minuman wanita itu. Tae menatap hara dari belakang, menghampirinya dan memberikan minum itu padanya.
"Minum dulu biar kamu tenang" hara mengangguk dan minum.
"Maafkan aku ra" kesadaran wanita itu kian menghilang, tae memeluk tubuhnya dan membawanya kekamar.
Membaringkan tubuh kecil wanitanya, mengecup keningnya dan segera pergi.
"Sial! Aku harus membunuh siapa!" Pria itu meninggalkan kawasannya dan pergi menuju seoul.
Dia mencari mangsa, namun tidak menemukannya. "Bangstrad!" Umpatnya sepanjang jalan menuju seoul.
Tidak ada yang bisa membuatnya tenang selain membunuh.
Otaknya terus berfikir akan membunuh siapa, hingga matanya menangkap sosok gadis remaja mengenakan seragam sekolah.
"Shh kau akan menjemput mautmu" pria itu menyeringai, menepikan mobil mendekati gadis itu.
Namun mobilnya menabrak anak kecil yang sedang berlarian diarea sana. "Sial!"
Tae turun dari mobil dan segera keluar, melihat anak kecil itu yang sudah berdarah dimana-mana.
"Ahjussi...a-ap-ppo" ujar bocah malang itu terbata-bata.
Taehyung melihat gadis tadi sudah tidak ada disana. Dan pria itu menatap bocah yang mulai kehilangan kesadaran.
"Sialan!!" Tae menginjak anak itu. Membawanya kedalam hutan dekat sana.
Saat tae hendak memotong jari manis anak itu. Dia melihat ponsel anak itu berdering. Tae mengangkatnya tanpa berbicara apapun.
"Jeon jun ki? Kau dimana sayang? Eomma sudah mencarimu ditaman sejak ta-"
Tut.
Pria itu tersenyum evil. Dia menatap bocah malang itu, melanjutkan aksinya memotong jari manis bocah itu.
"Ternyata kau adik jungkook ya, ternyata aku masih diberikan jalan oleh tuhan untuk membunuh keturunan bajingan itu"
Junki sudah mati saat ditendang taehyung tadi, namun pria itu belum puas dan ingin memotong badan bocah imut ini.
Tae menyayat kulit kaki bocah itu, dia terus tersenyum dibalik maskernya.
Mencincang badan bocah itu dan kembali kedalam mobil setelah menginjak wajah bocah yang sangat mirip jungkook dan wonwoo ayahnya.
"Aku sangat beruntung hari ini" tae tersenyum lebar sepanjang jalan.
Mimpi hara terjadi setelah 3 tahun. Mengapa begitu? Waktu kejadian dan waktu hara mimpi sangat tidak bisa di prediksi.
Apakah ini pertanda buruk? Atau baik?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho - dream (END)
RomanceKenapa setiap aku bermimpi taehyung membunuh, maka kejadian itu menjadi kenyataan? Ada apa? Dan dalam mimpi itu, taehyung berkata.... "Aku psychopath"