Chapter 18

50 9 0
                                    

Taehyung kini sedang berada dirumah jimin. Dengan hara tentunya. Mereka bertiga berkumpul melingkar.

"Aku tidak gila. Dia yang membuatku gila. Aku bukan diriku, kamu bukan dirimu" jimin membaca kertas yang diberikan taehyung.

"Kayanya dia mau bilang, kalo dia ga gila. Tapi yang membuat dia gila.." jimin menatap taehyung.

"Jeon Wonwoo" ujar mereka bersamaan.

"Lalu ini?" Hara menunjuk kata-kata dibawahnya.

"Apa kau mengerti maksudnya?" Tanya taehyung penasaran.

Jimin tampak berfikir. "Mungkin maksud dari aku bukan diriku, kamu bukan dirimu. Itu untuk kau Hara"

Hara menatapnya, gadis itu mengernyitkan dahi, tidak mengerti apa maksudnya.

"Apa kau ingat kapan nara hilang?"

"Seingatku 7 tahun yang lalu, dan aku diberitahu oleh ibuku"

"Kau ingat kejadian 7 tahun yang lalu?" Tanya jimin lagi.

"Aku.." Hara berfikir keras. "Aku tidak ingat apapun, ahh kenapa aku lupa ya?"

"Seperti ada yang tidak beres" bisik jimin pada taehyung. Hara memejamkan mata mengingat apa yang terjadi setelah itu?

"Seingatku, aku sekolah bersama dia dan..aku sudah berada di rumah"

"Dia?" Tanya taehyung. Hara memegangi kepalanya sambil terpejam.

"Iya dia! Aku lupa wajahnya, aku ingat seragam sekolahku sama dengannya, saat itu aku sedang tertawa dengannya, lalu ... lalu .... akh!"

"Hara??!"

***

"Bagaimana keadaannya?" Tanya jimin pada sang dokter.

"Kalian jangan khawatir dia hanya sedikit memaksa otaknya untuk mengingat sesuatu yang tidak seharusnya dia ingat"

"Maksudnya?" Tanya taehyung pada bae irene  sang dokter kenalan jimin.

"Apakah dia sudah sering mengonsumsi obat itu lagi?" Jimin dan taehyung saling menatap.

Bae irene menghela nafas, membawa kedua orang itu kedalam ruangannya. Membicarakan hal yang penting.

-

-

-

-

Ditempat lain jungkook sedang melamun, entah kenapa perasaannya tidak enak akhir-akhir ini.

Hoseok menghampirinya yang sedang duduk ditepi lapangan.

"Memikirkan apa?"

"Eoh? Tidak ada"

"Benarkah? Jika ada hal yang mengganjal, dan kau siap bercerita, ceritakan padaku" ujar hoseok dengan senyum manisnya.

"Pasti" jungkook dengan senyum palsunya.

Pria itu beranjak dan membantu yang lain yang sedang gotong royong mengangkat besi besar, memindahkan beberapa barang.

Tentu saja dengan penjagaan ketat dari polisi. Agar para napi tidak kabur.

-

Psycho - dream (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang