Chapter 22

50 9 2
                                    

Hara mulai dekat dengan taehyung, bebrapa momen mereka sering bersama. Hari ini hara sedang duduk membantu taehyung memotong bawang.

"Apakah besok kau akan pulang ke seoul?" Tanya taehyung yang sedang mengupas kulit bawang.

"Ne oppa, kita akan bertemu lagi kan?" Tanya gadis itu dengan antusias. Taehyung mengangguk dengan senyuman di wajahnya.

"Jinjja oppa?" Mata hara berbinar, taehyung mengusap rambut gadis itu lembut.

"Oppa temui aku ya, ini alamat sekolahku" hara memberikan note dengan tulisan alamat sekolah dirinya.

"Eoh baiklah, oppa akan menemuimu, tunggu oppa ya hara" hara mengangguk antusias.

"Hara!" Teriak nara dari luar kedai.

"Ne Eoni! " hara berlari menuju sang kaka setelah melepas celemek juga sarung tangan dan mencuci tangan.

"Ayo! Kita berangkat sekarang" ujar nara pada hara.

Hara membulatkan mata "jigeum????" Nara mengangguk.

"Aku-" hara berbalik dan sudah ada taehyung disana.

"Oppa aku pulang, aku akan menunggumu" hara memeluk taehyung, Pria itu tampak terkejut namun segera membalas pelukan hara.

"Hati-hati dijalan hara, oppa akan menyusul lusa" hara semakin mempererat pelukannya.

"Janji ?" Hara mendongak menatap wajah tampan taehyung.

"Em, janji" hara melepas pelukannya dan berpamitan.

Taehyung tersenyum dan melambaikan tangan pada hara. Matanya terus memperhatikan tubuh hara yang mulai menjauh.

Hara sudah menaiki mobil. Taehyung mengejar mobil itu namun mobil yang di tumpangi hara sudah melaju.

"Tunggu aku hara" gumamnya sambil menatap mobil hitam yang mulai menjauh.

***

2 hari berlalu taehyung sedang dalam perjalanan menuju seoul dengan sang ibu. Wajahnya tidak henti tersenyum. Dirinya akan bertemu dengan hara.

Taehyung sudah lama menantikan hari ini. Sang ibu yang melihat wajah putranya yang sejak malam tadi tersenyum, membuatnya senang.

"eomma apakah masih lama?"

"Kau sudah bertanya 10x sejak tadi tae" goda sang ibu.

"Sudah tidak sabar bertemu dengan hara em?" Taehyung langsung menyembunyikan wajahnya malu.

"Aihh anak Eomma sudah besar" jisoo mengusap rambut Sang anak.

Keduanya tersenyum, namun mobil yang ditumpangi jisoo dan taehyung ditabrak hingga masuk kedalam jurang.

Mobil itu sudah rusak parah. Taehyung terbatuk dan memeluk sang ibu "eomma!!"

"T-tae tetap seperti ini, senyumlah sayang.."

"Eomma! ! Andwe!! Andwe!!" Taehyung menggelengkan wajahnya berkali-kali. Tangannya memeluk kuat sang ibu.

Jisoo tidak merespon panggilan sang anak, wanita itu sudah menutup matanya. Taehyung menangis meraung dibawah jurang yang sepi. Tidak ada satu orang pun yang dapat mendengar suara tangis pilunya.

Ditempat lain hara sudah berdandan dengan cantik, menunggu taehyung yang akan menemui dirinya.

"Tumben rambutmu digerai?" Tanya nara.

"Hanya ingin" jawab hara yang masih betah berkaca di spion mobil.

"Apakah kau sedang berkencan? Dengan siapa Eoh? ?" Tanya nara penasaran.

"Ani!! Jangan mengarang"

"Cih! Hara berkencan~ hara berkencan~" Nara terus meledak sang adik.

"Yak! ! Aniii!" Hara mengejar sang kaka hingga sang ibu memperingati keduanya.

"Kalian ingin terlambat di hari pertama sekolah?" Keduanya langsung diam dan masuk mobil.

"omo! Itukan taehyung oppa!!" Tunjuk nara, hara langsung melihat kerah luar kaca mobil.

"Hahaha benar kan tebakanku? Kau berkencan dengan taehyung oppa Eoh? ??" Goda nara lagi.

"Aniii! !" Hara melotot namun nara semakin tertawa.

"Jinjja? Kau bahkan sering melihat foto kalian saat dikamar"

"Yak! Kau mengintip?"

"Tidak sengaja terlihat, suruh siapa tidak mengunci pintu kamarmu" Nara terkikik melihat wajah masam hara.

***

Sudah 3 jam hara berdiri didepan gerbang sekolah setelah bel pulang sekolah berbunyi sejak tadi. Bahkan sekolahan sudah sepi.

Hara menendang kerikil yang ada didekat kakinya. Kesal.

"Kau sedang apa?" Tanya seorang pria. Hara mengembangkan senyum dan langsung menatap pria itu. Senyumnya luntur saat tahu pria dihadapannya bukan taehyung.

"Siapa kau?" Tanya hara ketus.

"Aku bertanya, kau malah balik bertanya. Dasar aneh!" Hara menendang kaki pria tersebut.

"Rasakan!" Hara langsung pergi setelah membuat pria itu kesakitan.

"Yak! Aish sakit sekali kakiku" keluhnya memegangi kakinya yang kesakitan.

Hari sudah mulai gelap, ponsel hara juga mati sejak 1 jam yang lalu. Gadis itu terpaksa jalan kaki menuju halte bus.

Namun ditengah jalan dirinya di cegat oleh ketiga preman, hara diam ditempat. Melihat ketiga pria dewasa sedang menatapnya dengan senyuman.

"Cantik, lumayan jika kita jual" ujar salah satu dari mereka.

Hara langsung ketakutan. "Apa? Dijual??!" Batin hara ketakutan.

Salah satu dari ketiga orang itu sudah mencekal lengan hara, tentu saja hara berontak.

"Lepas!! Tolong!!!" Teriak hara, namun sang preman malah tertawa keras.

"Teriak lah gadis manis. Tidak akan ada yang mendengarmu" hara semakin ketakutan.

Bugh!

kedua mata hara membulat saat melihat pria badan besar itu tersungkur ditanah.

"Dasar tidak tahu malu! Beraninya sama perempuan!" Teriak pria itu. Hara mundur dan berlari kebelakang pria yang tadi kakinya ia tendang.

"Diam dan jangan kemana-mana ujar pria itu, hara mengangguk faham.

Hara menutup telinga dan kedua matanya. Terlalu takut menyaksikan hal seperti ini.

Selang beberapa saat hara membuka mata "mereka sudah pergi?" Tanya hara.

"Iya, bukankan aku hebat?" Sombong pria itu. Hara tertawa.

"Iya! Terimakasih" ujar hara, Pria itu tersenyum.

Keduanya berjalan menuju halte bus. "Namaku Park jimin, kau?" Hara menatap tangan putih pria disampingnya.

"Hara, Im hara" kedua tangan itu saling berjabat.

Keduanya akhirnya pulang bersama menggunakan bus. Sesekali saling mengobrol didalam bus.



TBC.

Psycho - dream (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang