8 - Perjalanan Menuju Lokasi

166 18 10
                                    

Setelah perjalanan yang cukup canggung bagi Winter, akhirnya mereka pun sampai di kampus.

Winter dan Giselle pun diturunkan di depan lobby kampus.

"Makasih ya... Jake..." ucap Winter setelah turun dari motor Jake

Jake pun hanya mengangguk dan melajukan motornya untuk mencari parkir.

Winter pun terlihat menghampiri Giselle dan mereka pun berjalan ke arah lapangan kampus sambil bergandengan tangan.

Setelah mereka telah berkumpul semua dan bis pun telah berada di sekitar kampus, mereka pun satu persatu berjalan ke arah bis dan menaikinya

Sesampainya di dalam bis, Giselle pun melepaskan genggaman tangannya dengan Winter dan menyuruh Winter untuk duduk di dekat jendela.

Lalu tak lama setelahnya, Winter pun benar-benar terkejut melihat Giselle yang sedang mendorong Jake agar duduk disebelah Winter.

"Oppa... Jagain Winter ya, jaebal... Gomawo Oppa" ucap Giselle sambil memberikan isyarat hati dengan kedua tangannya

Winter pun benar-benar kesal pada temannya itu dan terlihat mulutnya seperti sedang berkomat-kamit menyumpahi Giselle.

"Miyan Winter... Saranghae" ucap Giselle pelan sambil melayangkan kecupannya di udara.

Giselle pun terlihat duduk di sebelah pacarnya dan langsung menyenderkan kepalanya pada bahu sang pacar.

Jake yang pasrah pun hanya duduk dan memasang earphone pada sebelah telinganya.

Winter pun memutuskan untuk meratapi nasibnya saja dengan memandangi jendela agar dapat melihat pemandangan di sepanjang perjalanannya nanti.

Saat bis mulai melaju, Winter pun mengeluarkan obat andalannya agar tidak mabuk selama di perjalanan.

Setelah meminumnya satu, Winter pun menawarkan satu pada Jake hanya untuk sekedar berbasa-basi.

"Mau satu... Jake? Biar gak mabok nanti di jalan?" ucap Winter menawarkan

"Thank you..." ucap Jake sambil menerima obat yang diberikan Winter.

Jake tak terlihat meminumnya, obat tersebut malah ia masukkan ke dalam kantong jaket jeans yang dipakainya.

Untung saja Winter sudah meminum obat anti mual, jadi selama di perjalanan ia tidak merasa mual malah sekarang ia merasa mengantuk.

Sejuknya ac dan efek dari obat yang ia minum  tadi benar-benar membuat Winter mengantuk. Ia pun terlihat mulai memejamkan matanya dan menyenderkan kepalanya pada jendela bis.

Saat polisi tidur dan terjadi guncangan pada bis, terdengar bunyi kepala Winter yang berbenturan dengan jendela bis.

Setelah mendengar bunyi benturan yang cukup keras, Jake pun memutuskan untuk meraih kepala Winter secara perlahan dan mengarahkannya agar bersandar pada bahunya.

Jake benar-benar heran dengan Winter. Bisa-bisanya ia tidur senyenyak itu padahal kepalanya terbentur jendela bis dengan lumayan keras.

Setelah setengah perjalanan dilalui, Winter pun terlihat terbangun dari tidurnya. Ia pun terkejut mendapati dirinya tidur bersandar pada Jake.

Hal pertama yang ia lakukan saat terbangun adalah memandangi bahu Jake secara detail. Ia takut selama ia tidur tadi, ia telah 'membuat sungai' disana.

"Huftttt... Untung aja..." gumam Winter dalam hati. Ia merasa lega karena tak dapat melihat 'aliran sungai' pada bahu Jake.

"Wae?" tanya Jake

"Maaf ya... Jake..." ucap Winter malu sambil menunduk

"Maaf buat?" tanya Jake heran

"Enggak kok gakpapa" ucap Winter merasa tak enak

Winter pun benar-benar bosan namun tak dapat melakukan apapun. Ia takut jika ia memainkan ponselnya selama di dalam bis, ia akan merasa mual.

Karena tidak ada yang dapat ia lakukan, Winter pun benar-bemar merasa mengantuk.

Namun ia tak ingin tidur bersandar pada jendela bis karena takut akan berakhir bersandar pada Jake.

Ia pun memutuskan untuk memajukan duduknya dan menyenderkan kepalanya pada bangku bis yang berada didepannya, karena memang jarak antar tempat duduk bis yang tak begitu jauh.

Jake pun hanya memandangi Winter sambil menggelengkan kepalanya.

"Ada-ada aja" gumam Jake dalam hati

Setelah beberapa saat, Jake pun melihat rekan duduk disebelahnya semakin membungkuk saja posisinya.

Jake pun terlihat mengarahkan Winter agar duduk bersandar pada kursinya secara perlahan.

Tak ada pergerakan yang terlihat dari Winter, ia masih nyenyak dengan tidurnya.

Jake benar-benar heran. Baru kali ini ia melihat orang yang bisa senyenyak itu saat tidur.

Setelah perjalanan yang cukup jauh, akhirnya mereka pun sampai di tempat yang mereka tuju.

"Sejuk banget udaranyaaaa" ucap Giselle sambil merentangkan otot-ototnya setelah turun dari bis

Winter pun terlihat berlari ke arah Giselle dan mencubit pelan lengannya.

"Aw sakiiiiiit" teriak Giselle sambil mengelus lengannya yang dicubit

"Lagian elu berkhianat banget, sebel..." ucap Winter seolah merajuk dan mengalihkan pandangannya dari Giselle

"Maaf sayangku cintaku belahan jiwakuuuu... Kan malah kalo gue sama lu, gue yang berkhianat dari Jay Oppa gak sih?" ucap Giselle meledek

"Yaudah sana sama Jay Oppa aja, gue gakpapa kok sendiri... Emang jomblo mah gini aja emang udah gakpapa" ucap Winter masih melanjutkan rajukannya

Giselle pun terlihat memeluk Winter dan menciumi kedua pipinya secara bergantian.

"Ih sumpah Giselle diliatiiiiiin" ucap Winter sambil memegangi kedua pipi Giselle agar tak dapat menciumnya lagi

Jay pun hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sang pacar.

"Oh iya, kok gue gak liat abang lo?" tanya Winter penasaran.

Karena memang tak terlihat sosok Heeseung sedari tadi semenjak keberangkatannya.

"Emang lo gaktau? Kan panitia sebagian udah disini duluan... Makanya gue titipin lo nya sama Jake Oppa... Hehehe" ucap Giselle seperti tak memiliki dosa pada Winter

"Aishhhhhhh" ucap Winter kesal

"Udah yuk kesana" ucap Giselle sambil terlihat menggandeng Winter dan berjalan agar Winter mengikutinya

The Story of Us (Cast Jake, Winter) [COMPLETED✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang