Keesokan harinya, Winter terbangun saat pagi buta. Badannya benar-benar terasa tak enak, tulang-tulang pada tubuhnya terasa seperti remuk. Apakah ini efek datang bulannya? Tapi biasanya tak sampai separah ini.
Winter memutuskan untuk memejamkan lagi kedua matanya dan memasang alarm agar bangun pada pukul 9 pagi. Karena jam 11 nanti ia harus ke kampus untuk mengikuti perkuliahan.
Terlihat mamah Winter membuka kamar anaknya dengan maksud ingin berpamitan karena dirinya harus pergi ke kantor.
"Kasian anak mamah kecapean" gumam mamah Winter sambil terlihat menyelimuti Winter dengan benar dan mencium kening anaknya itu
"Loh kok panas" ucap mamah Winter panik setelah merasakan kening anaknya yg panas
Mamah Winter pun terlihat langsung berlari ke arah kotak obat dan tak lupa membawa sepiring makanan untuk anaknya.
"Winter... Sayang... Bangun..." ucap mamah Winter sambil mengelus pelan puncak kepala anaknya itu.
"Mah Winter mau tidur lagi dulu sebentar, nanti jam 9 bangun udah pasang alarm" jawab Winter dengan suara yang sangat pelan dan terlihat masih memejamkan matanya
"Bangun dulu sayang, makan dulu sesendok aja abis itu minum obat. Badan kamu panas sayang..." ucap mamah Winter membujuk
"Iya nanti Winter minum ya mah" jawab Winter yang terlihat masih tak ada pergerakan
Mamah Winter pun benar-benar bingung dengan apa yang harus dilakukannya sekarang, karena ia tak bisa meninggalkan rapat pentingnya di kantor hari ini.
Setelah terlihat menelepon seseorang, mamah Winter pun akhirnya langsung bergegas untuk pergi ke kantor karena ia sudah terlambat.
Setelah satu jam berlalu, terlihat tiga orang yang tak asing bagi Winter menghentikan motor mereka didepan pagar rumah Winter.
Ya, tak lain dan tak bukan mereka adalah tiga serangkai yang diutus oleh mamah Winter untuk menjaga anaknya.
Sebenarnya mamah Winter menitipkan anaknya pada Jake. Karena ia hanya memiliki nomer Jake akibat kemarin Winter menelepon dirinya menggunakan nomer Jake.
Namun, Jake merasa tak pantas jika seorang lelaki masuk ke rumah seorang wanita yang sedang sakit seorang diri saja.
Akhirnya, ia pun mengajak Giselle untuk menemaninya ke rumah Winter.
Tentu saja tak mungkin Giselle akan pergi sendiri. Pasti ekornya pun akan mengikuti Giselle kemanapun ia pergi. Siapa lagi jika bukan Jay, pacarnya yang selalu setia menemaninya.
"Beb, buka pagernya beb" ucap Jay pada Giselle
"Aku nih yang buka? Beneran aku? Aku sendirian bukanya?" tanya Giselle menggoda
"Atuh masa aku beb? Yaudah aku yang buka pagernya, kamu yang bawa motornya" jawab Jay yang mulai hilang kesabaran
Jake pun terlihat hanya menggelengkan kepalanya melihat kekonyolan dua sejoli ini.
Giselle pun menepuk punggung Jay dan langsung turun dari motor Jay lalu membuka pagar rumah Winter.
"Nah gitu dong beb" ucap Jay meledek
Setelah memarkirkan motor, mereka pun hanya terdiam di depan pintu rumah Winter.
"Kata mamahnya, pintunya gak dikunci jadi masuk aja... Gitu" ucap Jake sambil mengingat-ingat apa yang dikatakan oleh mamah Winter di telepon tadi
"Oki dokiiii" ucap Giselle yang terlihat langsung membuka pintu rumah Winter
"Permisi" ucap Jay yang berjalan tepat dibelakang Giselle
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of Us (Cast Jake, Winter) [COMPLETED✔️]
Fiksi PenggemarWinter selalu meluangkan waktunya untuk bepergian seorang diri setiap satu bulan sekali Suatu hari ia bertemu dengan sosok Jake yang menolongnya dari kejadian yang tidak menyenangkan Jake memang terlihat cuek namun sebenarnya ia adalah sosok yang ba...