Day by Day

1.3K 86 7
                                    

At Midorima Hospital
Himiko dengan tenang duduk di ruang tunggu rumah sakit menunggu konsultasi dengan Takao sensei. Dia membuka kembali buku harian yang akan diserahkannya pada psikolog itu. Himiko kembali membuka lembaran itu satu demi satu membaca kembali cerita yang dialaminya selama 1 bulan ini. Sebenarnya himiko ingin sekali tersenyum tapi tiba-tiba dia lupa bagaimana caranya tersenyum. Dia selama ini tersenyum karena untuk tata krama seperti yang diajarkan oleh ayah dan kakaknya selain itu apalagi dia tak bisa bicara selain tersenyum dia tak tahu lagi cara berkomunikasi dengan orang lain. Hari ini dia sendiri hanya diantar oleh supir yang menunggunya di mobil.
Himiko teringat ketika dia pertama kali membuka mata hanya ruangan serba putih yang dingin tertangkap matanya. Dan dia sendirian. Tapi sebelum hari ketika dia tersadar, bagaimana hari-hari yang dia lalui dia tak dapat mengingatnya sama sekali. Seorang perawat memberitahunya untuk masuk kedalam ruangan Takao sensei. Psikolog itu menyambutnya dengan senyum nyengir khasnya. " mikochan katanya ceria" gadis itu juga tersrnyum tipis , tapi membuat takao gemes dan mencubit pipi gadis itu. Gadis itu mengelus-elus pipinya bekas cubitan sensei childish itu. Oke mikochan takao sensei bertepuk tangan sekali ,berhasil mengalihkan pandangan gadis itu padanya. " bukunya" takao mengulurkan tangannya " dengan ragu gadis itu menyerahkan bukunya. " oke mikochan aku berikan kamu buku yang baru besok kamu kemari lagi ya, kemudian sekarang sensei akan memeriksamu sekarang kamu duduk di sofa itu" kemudian gadis berambut baby blue itu duduk dengan nyaman di sofa itu
" baringkan saja kepalamu". Kemudian takao menggeser tempat duduknya mendekat disamping gadis itu.
" pejamkan matamu, rileks ,tarik nafas pelan-pelan dan hembuskan" takao kemudian memberikan terapi hipnotis pada Himiko, untuk memulihkan memori gadis itu.
•••••••••••••
Himiko POV
Suasana disekitarku gelap hanya pepohonan dan gemerisik rumput-rumput kering yang kuinjak aku berlari sekuat tenaga. Aku terus berlari kedepan tidak peduli menembus semak-semak dan ranting-ranting pohon yang menggores tangan dan wajahku. Aku kemudian menemukan sebuah lubang yang sepertinya cukup untuk menyembunyikanku. Aku masuk kedalamnya merebahkan tubuhku tak peduli gaun putihku itu kotor dan aku menatap keatas melihat bintang yang masih sedikit terlihat diantara rimbunan pepohonan. Kata ibuku orang yang mati akan pergi ke langit dan menjadi bintang melihat orang-orang yang dicintainya dari atas sana. Dan untuk pertama kalinya aku iri pada orang yang sudah mati. Suara derap langkah orang yang mengejarku melewati lubang persembunyianku dan aku ingat aku tidak bernafas saat itu, merasa takut hembusan nafasku akan terdengar oleh mereka. Dan aku merasa tubuhku masih sakit semua aku dilucuti dan dicambuk oleh mereka. Mereka tertawa melihatku yang tidak berdaya aku memejamkan mataku berharap mimpi buruk ini akan pergi.
•••••••••••••••••
Takao melihat air mata mengalir dengan deras dari pelupuk mata tertutup gadis itu. Mata takao buram karena genangan air mata yang juga menutupi kornea matanya sebenarnya dia sangat emosional melihat gadis didepannya tiba-tiba menangis. Takao menghapus air matanya berpura-pura tidak terjadi apa-apa ketika himiko bangun. Takao seperti merasakan apa yang dirasakan gadis itu takao yakin gadis itu mengalami trauma yang sangat berat hingga tak mampu dan takut untuk berbicara. Kemudian gadis itu membuka matannya. Takao menyodorkan tisu pada gadis itu. Kuroko mengambil tisu itu mengusap air matanya. Kemudian tersenyum tipis pada takao. " mikochan apa yang mikochan rasakan dan lihat saat tidur tadi tolong ditulis, besok setelah sepulang sekolah kemari ya" takao menepuk tangan gadis itu Tersenyum dengan penuh perhatian.
•••••••••••
" Mikochan" seseorang wanita berambut pirang menghampiri gadis itu. Gadis itu menoleh"rikosan"
" mikochan lama nggak bertemu denganmu" kata riko kemudian memeluk gadis itu.
" aku hari ini sudah selesai piket, mikochan mau pergi keluar, aku traktir ya" gadis itu mengangguk dia setuju dia ingin sekali-kali keluar apalagi dengan rikosan yang baik dan menyenangkan. Himiko kemudian memberi pesan pada supirnya untuk menjemputnya di cafe dekat rumah sakit tapi nanti setelah dia menghabiskan waktu yang menyenangkan dengan rikosan. Gadis itu kemudian berjalan bersama riko keluar dari rumah sakit. " mikochan sepertinya kamu tambah gemuk ya kelihatan se...." Aida riko melongok kesana-kemari mencari keberadaan miko yang tiba-tiba menghilang. Ternyata himiko sudah berada diseberang jalan berhenti di depan etalase toko accessories, himiko tertarik dengan polkadot berwarna merah polkadot hitam. Warna merahnya mengingatkan gadis itu pada rambut kakaknya akashi seijuro tiba-tiba dia teringat dimana sekarang kakaknya ya. " mikochan" suara aida riko membuyarkan lamunannya. " ayo" riko menarik tangan gadis itu membawanya ke kafe terdekat. Mereka duduk di cafe yang bersuasana cozy dengan penerangan remang-remang yang membuat relaks mengingatkan suasana cafe di jalanan paris. Himiko duduk dengan dengan tenang memperhatikan riko yang curhat tentang pekerjaan dan perilaku menyebalkan dokter hyuuga padannya. Ketika riko bercerita tentang pasien kakek-kakek cerewet himiko tiba-tiba tertawa. Dan tertawa merupakan hal aneh bagi miko dia merasa seperti bayi yang baru pertama kali tertawa. Tiba-tiba perasaan senang meledak-ledak dihatinya. Dan dia seperti baru pertama kalinya merasakan hal itu. " kyaaa....mikochan tertawa" riko dengan antusias menunjuk miko yang tertawa ringan riko senang menjadi saksi mata perubahan emosional gadis itu. " untuk merayakan tertawanya miko tambah chocolate cake lagi ya" kemudian riko memanggil pelayan untuk menambah chocolate cakenya. Pelayan itu kemudian datang membawa cake untuk mereka berdua tiba-tiba suasana cafe ramai sebuah lagu diputar marry younya bruno mars. Seseorang datang ke arah mereka berdua membawa sebucket bunga mawar merah yang masih segar . Dan dia dokter hyuuga dengan malu-malu mendekati riko yang masih syok dan kaget bersimpuh didepan riko memberikan bunga mawar itu dan dengan canggung membuka kotak mungil berwarna merah yang didalmnya tentu saja cincin " will you marry me" dengan wajah seperti tomat hyuuga mengatakannya riko yang masih syok. " terima....terima...terima...terima.." Suara pengunjung kafe menyoraki mereka. Himiko ikut-ikutan bertepuk tangan. " of course i do" riko malu-malu mengatakannya. " yeaaaaaayyyyy" kemudian cincin itu disematkan di jari manis riko suasana kafe ikut semarak mereka sama-sama seperti ikut merasakan apa yang pasangan itu rasakan. Mereka berdua berciuman membuat pipi himiko ngeblush melihat adegan itu. Pasangan itu sibuk mendapat ucapan selamat dari para pengunjung cafe dan para pelayan serta pemilik kafe ditengah hingar-bingar itu himiko memandang keluar lewat jendela cafe dan saat itulah dia merasa dadanya sesak dan airmata tak sengaja mengalir dengan pelan dipipinya mengekspresikan perasaan yang tak dapat dia jelaskan melalui kata-kata
•••••••••••••••••••
Gomenne agak gantung dan GJ. Please tinggalin jejak di karya Hime arigatou gozaimasu

Kuroko no Basuke (Akakuro)Fansfiction indonesia : FALLEN ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang