4. di mushola

6 2 0
                                    

Setelah isya keluarga kecil Azzalea berkumpul di ruang keluarga kecuali Brian. Ia sudah tertidur sejak tadi. Mereka menonton televisi dengan sesekali berbincang hangat.

Mata Abi Hasan tak sengaja menatap pergelangan tangan anak nya. Ada yang salah dengan pergelangan tangan anak nya.

" Azzalea, mana gelang dari Abi? "
Azzalea mengalihkan perhatiannya dari televisi ke wajah Abi nya. Kemudian menatap pergelangan tangan nya yang kosong.

" Hem maaf kan Azza Abi. Azza ceroboh. Gelang dari Abi hilang. Azza gak tau ada dimana gelangnya. "
Jelas Azzalea dengan menahan Isak tangisnya.

" Yaaaaa Abi maafin Azzalea. Tapi harus di ingat jangan di ulangin lagi "
Kata Abi Hasan sembari menghapus air mata yang menggenang di pelupuk mata anak gadisnya itu.

Azzalea mengangguk. Umi Hanifa tersenyum di balik kain hitam yang menutupi sebagian wajahnya.
" gimana sekolahnya nak "
" IhHh ummi Azzalea udah kuliah tahu. Sudah bukan anak SMA "
Elak Azzalea.

" Ummi mu emang sudah pelupa Azzalea. Di maklumi ya "
Kelekar Abi Hasan mengundang tawa istri dan anaknya.

" Sudah sudah. Lebih baik kita tidur saja. Azzalea kan besok kuliah "
Kata Abi Hasan mengakhiri kegiatan malam ini. Mereka segera berpencar ke kamar masing-masing.

" Za, ayo bangun. Sudah di tunggu Abi mu lo "
Kata perempuan paruh baya itu mencoba membangunkan anaknya. Azzalea membuka matanya.
" Ayo Azza cepat wudhu gih. Abi udah nunggu "
" Ummi sudah wudhu "
" Ummi halangan. "

Azzalea mengangguk kemudian melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi guna mengambil wudhu. Setelah itu mereka melaksanakan sholat malam.

Setelah solat malam mereka melanjutkan dengan solat taubat.
" Azzalea, mau tidur lagi? Atau mau mengaji bareng Abi "
" Azza ikut mengaji aja "

Mereka kemudian membaca Al Qur'an bersama menunggu waktu subuh tiba. Setelah adzan berkumandang Abi Hasan segera bergegas ke masjid. Sedangkan Azzalea melaksanakan sholat subuhnya di rumah.




Azzalea berangkat pagi hari ini. Ia tak mau keterlambatan kemarin terulang kembali di hari ini. Ia melangkahkan kakinya menuju ke kelasnya.
" Azzalea tunggu!!!!! "
Teriak Tina sambil berlarian ke arah sahabatnya.

Tina menghirup oksigen dengan rakus.
" Mumpung masih pagi. Ke kantin dulu yuk. Aku  lapar tagi belum sempat sarapan "
Ajak Tina sembari menarik tangan Azzalea.


Keduanya menuju ke kantin. Azzalea duduk di bangku kantin sedangkan Tina memesan makanan.
" Kamu gak sarapan zza "
Azzalea menggeleng. Tina melanjutkan acara makan paginya.





" Mumpung belum masuk kita ke mushola dulu yuk! Kita sholat dhuha"
Ajak Azzalea setelah Tina menghabiskan sarapannya. Tina hanya mengangguk kemudian berjalan beriringan menuju ke mushola.




Andrian sudah terduduk di kursi taman. Ia menghela nafas berat seolah melepaskan beban berat yang di tanggung nya. Kaki jenjang itu melangkah perlahan menuju ke barat gedung universitas.




Bangunan sederhana nan indah itu berdiri  kokoh disana. Andrian segera mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat Dhuha. Ia mengamati jam tangan yang bertengger di pergelangan tangannya.




" Masih jam segini "
Gumamnya sembari berdiri. Menuju ke pojok mushola. Menghampiri lemari kayu kemudian mengambil kitab sucinya. Ia kemudian duduk bersila. Dan mulai membacanya.






" Aku wudhu dulu ya zzaa "
Pamit Tina kepada temannya. Azzalea mengangguk sembari tersenyum. Ia segera menuju ke dalam mushola. Tak sengaja gendang telinganya mendengar suara merdu  lantunan ayat suci Al-Quran.


" Subhanallah siapa pemilik suara ini, ko kaya ga asing. "
Gumamnya seraya tersenyum tipis.
" Astaghfirullahaladzim "
Sesalnya sambil menggelengkan kepalanya. Azzalea segera memakai mukenanya.





Andrian masih terfokus sama kitab suci yang ia baca. Tanpa sengaja ujung matanya menangkap bayangan samar perempuan bercadar yang menarik perhatiannya.





Sehingga mulutnya terhenti tatkala mata elang miliknya menatap perempuan yang tadi tertangkap oleh ekor matanya. Senyum simpul ia terbitkan di wajah tampannya.



" Astaghfirullahaladzim "
Andrian segera memalingkan wajahnya dari perempuan itu. Kemudian melanjutkan kegiatannya.

Azzalea menunaikan ibadah sholat sunah. Tina belum  juga terlihat batang hidungnya. Padahal Azzalea sudah menyelesaikan 4 rokaat nya.



Beberapa menit setelahnya barulah Tina sampai di mushola. Ia tersenyum kemudian menghampiri Azzalea yang melipat mukenanya.




" MAaf ya zza. Habis isi soalnya jadi ya buang dulu "
Katanya menjelaskan. Azzalea menggeleng kepala melihat peringai sahabatnya itu.



" Ya sudah aku tunggu di depan ya "
Tina mengangguk sembari tersenyum. Azzalea melangkahkan kakinya ke depan mushola. Terlihat ada tiga orang perempuan yang menghadang jalannya.




" Permisi "
Katanya sopan. Tapi ketiga lawan bicaranya itu tersenyum miring.
" Sok banget sih lu "
Seloroh perempuan berbaju merah menatap tajam manik mata Azzalea.






Azzalea tidak menggubrisnya. Ia mencoba menghindari mereka.
" Mau kemana lu?  kabur ? "
Bentakan perempuan baju hijau itu  menarik hijab Azzalea. Dirinya sudah geram sekali dengan Azzalea.




" Gue penasaran sama wajah lu. Seburuk apa sih sampai di tutup tutup in  "
Kata Vanya, teman dari si baju hijau dan merah.




Azzalea mencengkram kuat tangan Tia . Hingga tangan itu terlepas dari kerudung Azzalea. 
" Berani beraninya lo ngelawan gua "
Katanya berteriak mengundang orang-orang berkerumun.





Azzalea segera meninggalkan tempat itu dengan berlari. Ia ingin segera pergi dari tempat ini. Tapi ujung gamisnya seperti tersangkut.  Gamis hitam nya itu sobek sampai kaki jenjang nya terlihat jelas. Dan membuatnya jatuh terjerembab ke tanah.





Air mata yang sedari tadi ia tahan lolos juga dari mata indah itu. Azzalea mencoba berdiri dan kembali berlari tertatih menjauhi kumpulan orang-orang yang selalu mengganggunya.








Andrian mendengar ada keramaian di depan Mushola. Ia segera meletakkan mushaf nya kembali ke lemari kayu itu. Ia berjalan perlahan ke arah depan mushola.  Terlihat banyak orang yang bergerombolan sembari tertawa. Matanya menatap ke arah gadis yang berlari membelakangi kerumunan itu.




Andrian menggelengkan kepalanya setalah mengerti apa yang baru saja terjadi.
" Kasihan gadis itu. Pasti mereka telah membully gadis itu "
Andrian menghela nafas berat kemudian melangkahkan kakinya menuju ke kelas melewati kerumunan orang-orang tadi yang mulai membubarkan diri masingmasing.



Tina yang mendengar ada keributan segera menyelesaikan sholat Sunnah nya dengan  sedikit tergesa. Ia lari ke depan mushola. Dan melihat sahabatnya berlari membelakangi tiga perempuan.




Tina menjambak rambut pirang Viska.
" LO APAIN AZZALEA!!!! "
Teriak nya keras, membuat nyali kedua teman Viska menciut.






Tina mencengkram kerah baju Viska kemudian membantingnya ke tanah.
" Ini peringatan dari gua jangan pernah lo semua ganggu Azza LAGI!! NGERTI LU!!. "
kata Tina kemudian melenggang pergi meninggalkan ketiga cewek itu.



Viska yang merasa di permalukan kembali berdiri.
" Awas lu "
Katanya sembari melempar sepatunya ke arah Tina. Tina tersenyum puas karena berhasil menangkap sepatu milik gadis itu.






" Sepatu jelek kaya gini mau di lemparin ke wajah gua. Mumpung gue baik. Gue bantu dah ngilangin dosa lo.  "
Katanya kemudian manaruh sepatu itu pada kantong pemulung yang ada di samping tempat sampah.






" Itung itung sedekah ya Vis, hahaha "
Tina tertawa keras kemudian melenggang pergi. Meninggalkan Viska dan kedua temannya.
" AWAS LO YAHH "
Teriak Viska. Tina tersenyum dan berbalik. Dia mengejek Viska dengan menjulurkan lidahnya.





AzzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang