26. fitnah

8 2 0
                                    

Hujan deras tiba tiba mengguyur tubuh Azzalea. Azzalea berlari mencoba mencari tempat yang bisa ia gunakan untuk berteduh. Azzalea merasakan pusing yang luar biasa pada kepalanya. Ia menghentikan langkahnya membiarkan tubuh lemah nya terus di guyur hujan dengan deras. Kepalanya terasa berputar.



" Astaghfirullahaladzim ya Allah astaghfirullah astaghfirullah "
Tubuh itu ambruk di tengah aspal. Tak lama seseorang datang kemudian membawa tubuh itu ke dalam mobilnya. Tubuh itu di bawa ke sebuah apartemen. Senyuman licik itu tersungging di wajah tampannya.


" kalau saja lo gak sombong dan ga nolak gue niat baik gue. Mungkin Lo gak bakal ada disini hari ini "
Kata pria itu kemudian mendekat ke arah ranjang. Dimana tubuh gadis itu terbaring disana dengan tubuh basahnya. Ia kemudian menelepon seseorang.

" Ada yang bisa saya bantu? "
" Bawakan saya pakaian perempuan lengkap dengan cadarnya "
Tak lama seseorang wanita datang.
" Tolong gantikan baju teman saya "
Wanita tersenyum kemudian pria itu langsung keluar dari sana. Setelah wanita itu menyelesaikan perintah pria tadi ia keluar dari kamar. Ia mamakai kain hitam untuk menutupi wajahnya. Pria itu kembali masuk sebelum itu ada yang menahan bahu sebelah kirinya.


Pria itu menoleh. Sebelum tolehan itu sempurna kepalan tangan mendarat di pelipis kirinya. Pria itu tersungkur. Sebelum ia bisa menguasai tubuhnya kembali. Kerah bajunya di tarik Andrian. Andrian langsung mendorong tubuh itu hingga kembali tersungkur.


Andrian langsung memasuki ruangan yang akan di masuki oleh pria tadi. Terlihat tubuh itu terbaring di ranjang. Dengan pakaian yang berbeda dari yang tadi gadis itu pakai. Ketika ia mendekat tiba tiba pria tadi memukul belakang kepalanya dengan balok kayu. Andrian terjatuh tengkurap tepat di samping tubuh Azzalea. Senyum pria itu tersungging.




Pria itu menyeringai. Ia menarik tubuh Andrian. Membalikkan tubuh yang tengkurap itu sehingga terlentang. Ia membuka tiap tiap kancing kemeja itu. Setelahnya ia menghambur kemeja itu ke sembarang arah. Kemudian ia menghamburkan pakaian basah wanita itu. Seolah olah pakaian itu tergeletak begitu saja.



Setelah itu ia kembali mengangkat tubuh Andrian. Ia menata kedua tubuh orang itu berbaring berhadapan.
" Berat kali badan lo huh!! "
Kata pria itu sambil menyeka keringatnya. Mengurus badan Andrian yang ukurannya lebih besar darinya itu sungguh melelahkan.


Ia merogoh sakunya kemudian mengotori sprai dengan cairan kental berwarna merah itu.
" Ekstrim juga ide tu cewek. Pakek darah beneran lagi. Ini darah apa ya?"
Kata pria itu kemudian mencium bau darahnya.
" Huek huek "
Pria itu merasa mual. Darahnya tak begitu anyir namun memang Indra penciumannya dan perutnya saja yang sensitif.



Dengan santainya ia berjalan ke pojok ruangan. Ia mengetik komputer dengan lincah. Ia memotong rekamann cctv yang mana terlihat dia sedang bergulat dengan pria tadi . Ia tahu ada kamera tersembunyi di beberapa titik dalam ruang itu. Ia mengunci pintu itu dari dalam. Kemudian keluar dari jendela.
" Gimana? "
Tanya seorang dengan pakaian serba hitam. Bahkan topi dan kacamata hitam.



" Aman "
Kata pria itu dengan acungan jempol.
" Kirimkan semua foto itu "
" Tentu, Tapi hanya ke anda saja. Kalau sampai tersebar urusan di antara kita bakal panjang "
" Ayolah kita buat mereka hancur "
" Hubungan mereka akan hancur setelah ini. Jadi tak perlu melakukan yang lebih jauh lagi "



" Terserah sih yang penting mereka tak lagi akrab. Senang berkerjasama dengan anda "
Pria itu hanya tersenyum kemudian beranjak pergi. Seseorang itu mendekat ke arah jendela. Ia mengintip di balik tirai tipis. Senyum licik tersungging di wajahnya.







Azzalea merasakan pusing di kepalanya. Ia merasakan hangat di tubuhnya. Ia bangun dan terperanjat ketika ada laki laki di sampingnya.
" Astaghfirullahaladzim ya Allah astaghfirullah astaghfirullah "
Ucap Azzalea dengan bibir bergetar hebat. Ia kemudiaan mengamati baju yang ia pakai dan juga baju yang berserakan di lantai.





Ia menangis sesegukkan apalagi setelah melihat sprai yang acak acak an dan ada bercak noda merah di sprai. Dengan tangan bergetar ia meraba noda itu. Ia menciumnya terkuak bau anyir darah. Tangisnya kembali pecah lagi. Tubuhnya langsung lunglai.
" Astaghfirullahaladzim "
Rapalnya sangat menyelesali apa yang ia lihat. Ia menghampiri pintu ruangan ini.



Pintu itu terkunci tubuhnya kembali meluruh ke lantai. Ia menggedor gedor pintu. Berharap ada yang menolongnya. Namun itu sia sia karena ruangan hotel itu kedap suara. Tangisannya lama kelamaan mengeras karena sangking takutnya dengan kejadian barusan. Ia berharap ini hanyalah sebuah mimpi buruk yang akan selamanya menjadi mimpi. Tapi apakah daya memang ini adalah kejadian nyata yang tak bisa di ulang ataupun hilang begitu saja dalam pikirannya.




Andrian mendengar gedoran pintu serta suara seseorang meminta tolong dengan Isak tangis. Tak lama kesadarannya pulih. Ia menetalisir ruangan itu. Ia terkejut ketika melihat Azzalea bersimpuh di depan pintu.
" Zza "
Panggilnya lembut. Azzalea semakin menggedor-gedor pintu dengan membabi buta.




Andrian panik melihat Azzalea ketakutan. Ia terlihat mendekat ke arah Azzalea. Azzalea panik ia berdiri kemudian berbalik menghadap Andrian. Ia melempar apapun yang ia bisa gapai. Ia meraih barang barang di meja rias samping pintu.
" STOP!!!! JANGAN MENDEKAT!!! "
Katanya berteriak keras. Andrian terkejut suara yang dahulunya ia dengar penuh kelembutan itu sekarang menggertak nya.



" Tolong lepaskan saya "
Kata Azzalea lemah. Ia kembali terduduk.
" maafkan saya tolong lepaskan saya "
Kata Azzalea lirih ia terus saja menangis histeris. Andrian belum paham dengan posisinya sekarang ini. Ia menatap ke arah sekeliling ruangnya. Ia terkejut ternyata ia tak lagi menggunakan kemejanya. Dan pakaian basah Azzalea telah tergeletak begitu saja di lantai.






Ia beralih menatap ranjang tempatnya tadi berbaring. Sprai terlihat kusut dan ada bercak darah di tengah tengahnya. Melihat itu membuat sendi Andrian lemas.
" Ma.....af "
Katanya lirih dan kembali mencoba mendekat. Andrian mendekati Azzalea yang terduduk ketakutan dengan tangisan yang belum juga berhenti sedari dari.





" Lepaskan saya! saya mohon!!saya mohon!! lepaskan saya! "
Kata Azzalea dengan bibir yang bergetar menahan ketakutan yang hebat dalam dirinya. Andrian berjongkok di depan gadis itu. Membuat gadis itu panik. Ia mendorong tubuh Andrian hingga terjengkang ke belakang. Gadis itu berlari ke pojok ruangan. Ia meringkuk ketakutan.

AzzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang