35. indahnya mawar dari tajamnya duri

4 2 0
                                    

Seperti tertusuk duri namun
begitu nyeri
Seperti mati namun
masih punya denyut nadi
Seperti lumpuh kaki ini
Namun masih kuat berdiri
Ini soal hati
Yang telah dikecewakan
berkali kali
Ingin pergi namun yang bisa
Di lakukan hanya kembali lagi
Kembali percaya pada
hal yang tak pasti
Namun terlukanya secara asli

Andrian

Andrian terdiam sedari dari. Luka hatinya yang belum sembuh total kini bertambah lagi.
" Aku pulang dulu assalamualaikum "
Kata Andrian langsung melenggang pergi. Bukannya ia tak tau sopan santun tapi ia benar-benar syok dan ingin waktu sendiri.



" Andrian "
Panggil Erika yang tak sama sekali Andrian tanggapi. Lelaki itu terus berjalan menuju pintu keluar rumah itu.
" Kak Andrian mau kemana? "
Tanya Annisa yang sedang belajar kelompok bersama temannya di ruang tamu.




" Pulang. Kakak ada tugas "
Kata Andrian sembari mengelus kepala Annisa halus kemudian mencium keningnya sekilas dan beranjak pergi setelah Annisa menyalimi tangannya.

...................

Andrian menatap kosong ke kubangan air berwarna hijau yang terlihat tenang dengan ombak tipis akibat angin yang berhembus halus. Matanya menerawang jauh menembus pepohonan di seberang danau yang terlihat lebat.




Ia sedang duduk berselonjoran di rumput hijau yang tak terawat. Ia menggunakan kedua tangannya sebagai tumpuan. Semilir angin menyapu wajah tampan itu perlahan. Menerbangkan helaian rambut yang menutupi keningnya.




" An "
Andrian terkejut ia langsung menoleh ke belakang. Terlihat gadis dengan pakaian syar'i lengkap dengan kerudung navy yang senada dengan bajunya itu berdiri tak jauh dari tempatnya duduk. Andrian tersenyum kemudian menepuk tempat kosong di samping nya.




Gadis itu berjalan ke arah Andrian. Ia ikut duduk disana.
" Ada apa? "
" Gak usah sok tanya. Pasti mama kan yang bilang ke kamu "
Sarkas Andrian kemudian membuat Tina terdiam. Sontak saja Andrian terkekeh.




" Tenang aja. Gue gak marah kok. Gue cuma butuh waktu sendiri dulu. Kalaupun itu pilihan mama emang aku bisa apa?. Mama udah berkorban banyak untuk ku Tin. Jadi yah gak papa kali ya kali ini aku yang berkorban ".




" Tante Erika gak mungkin kekeh pada keputusannya tanpa persetujuan lo An "
" Ya aku tahu. Aku bakal tetap setuju sama keputusannya Tin. Tapi untuk menjawab ya saja susah "




" Iya gue tahu. Lo pasti butuh waktu kan? "
" Jadi bisa tinggalin aku sendiri? "
" tap..... "
" Please.... "
Tina menghembuskan nafasnya panjang kemudian mengangguk dan melenggang pergi.




" Asslamualaiakum "
Sindir Andrian karena gadis itu tak mengucapkan salam.
" Eh ya lupa Waalaikum salam "
Andrian kembali terdiam  setelahnya.




Entah sudah berapa lama ia hanya duduk termenung akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan tempat teduh itu. Matahari sudah condong ke arah barat. Sinar terangnya sudah tergantikan dengan sinar jingga.



Setelah menempuh perjalanan cukup melelahkan akhirnya Andrian bisa sampai di jalan raya. Ia kemudian bergegas berjalan menelusuri jalan raya. Suara klakson mobil menghentikan jalannya.



AzzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang