28. menjelaskan

7 2 0
                                    

Sekarang mereka semua berada di privat room cafe. Mereka saling diam tak ada yang membuka pembicaraan. Andrian menghela nafas panjang.
" Kalian semua gak percaya sama gue? "
Ungkap Andrian setelah beberapa saat sempat terdiam.
" Gue percaya sama lo tapi.... "
Kata Danu tergantung.




" Cuma karena foto dari akun Instagram tak bertanggung jawab itu lo percaya? "
Mendengar itu membuat Doni yang sedari tadi terdiam itu menatap nyalang ke arah Andrian. Ia langsung menarik kerah baju Andrian.
" CUMA FOTO LO BILANG!!! AZZALEA HISTERIS ANJ***G!!! "
Kata Doni marah ia ingin melayangkan pukulan telak ke wajah Andrian.





Namun gagal karena ada yang menahan tangannya.
" Don sabar!!! Dengerin dulu "
Celetuk Bayu menahan kepalan tangan Doni.
" Lo nyuruh gue dengerin omong kosong dia ha???!! "
Kata Doni marah ia langsung meninggalkan ruang itu.
" Don mau kemana lu!! "
Teriak Byan ingin beranjak dari duduknya. Tapi tangannya di cengkal oleh Viktor.




" Biarkan dia tenang dulu "
" Tap.... "
" Bener kata Viktor. Kalaupun dia disini. Dia gak bakal percaya sama penjelasan gue "
Kata Andrian lesuh.
" Jadi apa yang terjadi? "
Tanya Sena lirih. Ia pusing dengan keadaan yang sangat amat kacau ini.






" Eh Sen, tu Napa bibir lo lebam? "
Tanya Danu yang baru menyadari bahwa bibir Sena lebam. Dengan reflek ia memegang bibirnya.
" Berantem "
" Sama? "
Tanya Viktor ikut nimbrung.
" pacar gue "
Mendengar itu membuat Danu dan Viktor tertawa Serentak. Tak lama keduanya menghentikan tawanya karena sekarang kondisinya tak pas untuk tertawa.






" Jadi gimana An? "
Tanya Bayu kembali membuka topik awal.
" Waktu itu gue lihat Azza pulang sendiri. Terus gue ikutin dia. Tak lama hujan turun gue langsung mencari tempat berteduh. Karena gue bawa laptop di tas . Gue takut laptop gue basah. "
" Terus? "
Tanya Vero tak sabar.
" Ya gue kehilangan jejak Azza. Aku pikir dia sudah naik taksi atau apalah gitu. Jadi gue gak berusaha nyari dia. "





Andrian menghela nafas panjang sebelum melanjutkan ceritanya.
" Tapi entah kenapa hati gue gelisah waktu itu. Ketika hujan reda gue coba cek lokasi Azza. Dia ada di apartemen. Gue langsung kesana. Waktu gue sampai disana ada seseorang Pria yang memakai masker hitam. Ia keluar dari kamar dan terlihat di kamar itu ada Azza. Jadi gue langsung mukul dia sampai dia tersungkur "




" Lucu lo An, jelas jelas si Azzalea terjebak di apartemen lo dan pegawai apartemen lo sendiri yang bilang kalau lo yang gendong Azzalea pas pingsan. Mau mengkambinghitamkan siapa lagi Lo? "
Kata Byan jengah mendengar penjelasan Andrian yang menurutnya sangat melenceng dari bukti.





" Bisa diem dulu ga sih! Biar Andrian cerita dulu "
Cetus Bayu tak terima melihat Byan yang mengkambinghitamkan Andrian.
" Terus An? "
" Gue tahu kalian gak akan percaya. Tapi gue harus ngomong yang sebenarnya walau gak bisa kalian terima oleh logika kalian karena bukti bukti itu ngarah ke gue. Apartemen gue ada cctv kalian bisa cek "







" Lo pikir gue bodoh?Lo pasti dah ngilangin buktinya tolol "
Kata Vero emosi. Viktor dan Bayu mencoba menenangkannya. Akhirnya Vero kembali tenang.
" Gue hanya mau cerita ke kalian saja. Mau percaya atau nggak itu urusan kalian "








Kata Andrian lesuh. Ia sudah tak punya pembelaan ia hanya mau menceritakan kejadian sebenarnya saja.
" Dia mukul kepala gue pakek balok kayu. Terus gue pingsan. Bangun bangun gue lihat Azza udah histeris dengan keadaan ranjang acak acakan dan seperti yang kalian lihat di foto itu "




" Stres lu!!!! "
Seloroh Vero merasa penjelasan Andrian itu tak sama sekali masuk akal. Ia langsung pergi dari sana. Di susul oleh Byan, Sena, dan Danu. Sedangan Bayu dan Viktor tetap menemani Andrian.
" Kalian mau percaya sama kayhalan gue hahaha "
Tanya Andrian dengan di akhiri tawa hambar. beberapa saat setelah itu hening.





" Kita percaya sama lo kok. Gue kenal siapa Lo. Kita temenan dah lama. Harusnya mereka gak gegabah menilai sesuatu "
Kata Viktor sambil memberi tepukan pada bahu Andrian mencoba memberikan ketenangan.
" Thanks udah percaya. "
" Lo mau diem aja? "
" Mau teriak pun mereka semua gak akan percaya kan? "





" lo harus cari tahu siapa di antara pegawai di apartemen lo yang berkhianat "
Kata Viktor memberi saran Andrian hanya menganggukkan kepalanya.
" Lo ga ingat wajah pria itu "
Tanya Bayu kemudian.
" Mukanya tertutup kain hitam "
" Bukannya apartemen lo itu di jaga ketat yha? Masa bodyguard yang jaga depan gak bisa ngenalin orang asing "






" Gak mungkin kalau orang asing sih yu. Mungkin ada orang dalam yang membantu. Itukan apartemen pribadi gak mungkin kan tu si bodyguard ngebolehin orang asing masuk. "
" Ak elah Vik, jaman sekarang itumah masalah gampang. Dia bisa aja nyuap pakek uang. "
" Ga mungkin juga lah kalau mereka di suap orang luar tapi kalau orang dalam yang nyuap mungkin sih "
" Iya juga sih "




" Udah diskusinya? "
Tanya Andrian jengah karena sedari tadi kedua temannya itu beradu asumsi mereka masing-masing.
" Lu masak mau diem aja sih An "
" Gak. Gue mau cari tahu siapa yang sebarin foto itu!. Gue yakin dia pelakunya "
Kata Andrian yang di angguk i keduanya. Akhirnya mereka bertiga meninggalkan ruangan itu. Dan pulang ke rumah masing-masing.





Andrian ingin menemui Annisa dan Erika. Ia takut bahwa foto itu tersebar jauh. Dan membuat kedua wanita tersayangnya itu salah paham. Mobil Andrian sudah terparkir di halaman rumah itu. Ia memasuki rumah yang tak terkunci. Ia melihat keadaan rumah yang sudah ramai. Terlihat ada papa dan juga wanita barunya itu duduk di ruang tamu mamanya.







" Assalamualaikum "
Salam Andrian langsung di sambut oleh pukulan telak yang di layangkan oleh papanya sendiri. Andrian tersungkur. Erika langsung membalas menampar wajah mantan suaminya itu. Melihat calon suaminya di tampar seperti itu membuat perempuan itu tak terima. Ia menampar balik wajah Erika hingga Erika hampir tersungkur.






Andrian geram melihat itu. Apalagi melihat papanya itu sama sekali tak membela mamanya. Malah sibuk dengan perempuan ular di sampingnya itu. Ia berdiri kemudian menampar wajah perempuan yang di samping papanya.
" ANAK KURANG AJAR KAMU "






Kata Hendra geram ia memukul anaknya lagi hingga Andrian tersungkur. Pukulan pada pangkal hidungnya itu membuat darah segar mengalir dari kedua lubang hidungnya. Erika berteriak histeris. Annisa langsung berlari ke arah mereka. Ia langsung memukuli dada bidang papanya.
" Papa jahat papa jahat!!!! "




Hendra mendorong tubuh Annisa hingga terjengkang. Erika memeluk tubuh Annisa erat. Annisa menangis dalam dekapannya.
" Pulang kamu "
Kata Hendra kemudian menyeret Andrian bersamanya. Membuat Erika dan Annisa semakin terisak.
" Dasar anak gak tahu diri!!! Berani beraninya kau berbuat tak senonoh di apartemen papa!!!! "






Kata Hendra sambil mencekik leher Andrian kuat. Perempuan di sampingnya itu tak sama sekali mau menenangkan Hendra. Andrian terdiam. Pukulan dari ayahnya itu membuat kepalanya sedikit pusing. Tubuhnya serasa lemas. Tanpa perasaan Hendra mengeratkan cekikan pada leher Andrian dan menariknya secara paksa masuk ke mobil dan menghempaskan tubuh itu dengan kasar. Tina yang melihat itu menangis tergugu. Ia memutuskan untuk kembali ke rumah saja. Ia tak jadi ke rumah Erika.






Janga lupa vote dan komen. Dan mampir ke cerita ku yang lain.

AzzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang