33. bukti

6 2 0
                                    

Andrian terdiam mengamati rekaman flashdisk yang Bayu sodorkan di depannya.
" Apa ini? "
" Gue copy paste cctv di apartemen lo"
Viktor membulatkan matanya kaget.
" Lo kok bisa masuk? "
Karena geram Bayu pun menoyor kepala Viktor. Sedangkan Andrian langsung mengambil laptopnya untuk melihat isi flashdisk itu.

" Lu lupa? Kan kita semua punya akses buat masuk ke apartemennya Andrian "
Jelas Bayu membuat Viktor sedikit tersentak. Keduanya saling diam kemudian saling pandang.
" Jangan jangan "
Ungkap mereka berdua kemudian.

" Orang itu salah satu di antara kita "
" Iya bisa jadi sih itu "
Andrian meletakkan laptopnya kemudian langsung mengecek flashdisk itu.
" An "
" Hm "
" Kayanya pelakunya orang terdekat lu deh. Yang bisa keluar masuk apartemen lu. Ya kan Bay? "


" Jangan jangan Doni lagi. Dia purak purak marah padahal dia sendiri yang bikin masalah "
Andrian terdiam. Ia tak sedikitpun memikirkan hal itu.
" Kalaupun ada di antara kita yang terlihat berkhianat aku tak akan percaya sebelum ada bukti nyata. Gak baik seudzon jatuhnya fitnah nanti "


" Njih Romo  "
Kata Bayu dengan logat jawanya itu mengundang tawa Viktor. Sungguh wajah garang Bayu tak pantas dengan suara halus yang terlontar dari mulutnya itu.

Mereka bertiga mengamatinya rekaman cctv itu. Terlihat laki laki dengan kemeja hitam itu menggendong perempuan bercadar yang sudah terlihat basah kuyup dalam keadaan tak sadar. Tangan Andrian mengepal kuat melihat laki laki  yang dengan lancang memegang tubuh wanita yang ia cintai.

" Ya iya sih. Tu baju sama kaya baju yang lo pakek hari itu An. Postur tubuh orang itu juga sama kaya lo. Mungkin kurang lebih tinggian dikit kali ya.Tapi kelihatan banget lu kucel disana "
Jelas Bayu panjang memberi pendapat.

" Cuma satu orang sih di antara kita yang punya postur tubuh sama kaya lo. Tapi dia kucel. Dia adalah..... "
Andrian dan Viktor saling pandang. Mereka menyimak serius sampai keningnya terlihat mengkerut.

" Viktor. Lo berkhianat kan Vik. ngaku Lo!!! "
" Ente ya kadang kadang. Orang gue bening gini di kata kucel. Terus apa kabar Doni dan Sena? "
" Mereka kan bugar badannya berotot. Lah lu berlemak aja enggak udah kaya tiang lampu jalan "

Viktor yang geram pun langsung melemparkan bantal sofa ke wajah Bayu. Tak terima Bayu pun membalasnya. Terjadilah tempuran bom bantal di ruang tamu rumah Andrian. Andrian tetap fokus. Sehingga tak terusik dengan tingkah keduanya.

" Eh kalian. Vidio ini kaya ada yang janggal "
Kata Andrian yang mampu membuat keduanya terdiam. Bahkan langsung anteng menunggu kata selanjutnya.
" Maksut lo? "
" Coba lihat. Kayanya Vidio rekamannya di potong deh. Perhatiin baik baik.  Seharusnya setelah laki laki ini keluar  pintu otomatis terbuka kan. Kenapa tiba tiba udah tertutup aja pintunya. Harusnya kan pintunya tertutup perlahan. "

" Iya aneh.  Mungkin aja memang di potong ya. Gak mungkin juga sih pintu ini di gebrak langsung nutup tanpa pergerakan. Kalau di gebrak ataupun di tutup paksa pun pasti ada pergerakan kan. Nih tiba tiba nutup aneh "
" Coba slowmo in An. Siapa tau memang pintu di di gebrak keras. Jadi langsung kaya nutup gitu "

Andrian mengangguk menuruti saran dari Bayu. Mereka pun awas mengamati layar laptop. Sangking seriusnya alis mereka saling bertaut. Sepertinya mereka lupa untuk sekedar berkedip karena tak mau melewatkan sedetikpun rekaman itu.



Pengamatan pertama tetap sama. Andrian pu mengulanginya hinggap beberapa kali.
" Kayanya emang kepotong deh. Kita udah ulang beberapa kali hasilnya tetap sama "
Andrian dan Bayu mengangguk mengiyakan pernyataan yang di sampaikan oleh Viktor.
" Lo harus bisa pulihin file yang di hapus An "
" Ya harus dong Vik!! "

" Ya memang harus begitu. Kalian udah nemu siapa pemilik akun itu? "
" Kita dapat nomernya "
Kata Viktor kemudian menyodorkan hpnya. Tertera disana nomor yang di gunakan oleh akun fake itu.

" Ini sih kayanya akun Fake deh An "
" Maksut lo. Yang bikin ini juga orang terdekat kita cuma pakai akun palsu gitu Bay? "
" Gue gak mau seudzon sih. Tapi yah aku rasa begitu "
Andrian terdengar menghela nafas panjang.

"  Emang kalau akunnya fake terus yang buat itu orang terdekat?. "
" Iya siapa tahu begitu kaya di wattpad gitu. "
Vikto melempari Bayu dengan bantal sofa.
" Heran gue sama lo. Sempet sempet adu nasib sama si fiksi "

Andrian berdehem untuk mengakhiri perdebatan mereka. Keduanya pun langsung terdiam.
" Gu-e akan cari tahu alamat si pemilik nomer ini. Berhenti buat saling curiga ya. Jangan banyak berasumsi sendiri. Akan rusak persahabatan kita dengan asumsi tanpa mencari bukti "
" Iya An tahu. Tapi sudah rusak pun. Mereka lebih percaya kabar miring "

 
.....................

Andrian termenung di balkon kamarnya. Kedua tangannya meremat erat pagar di depannya. Ia marah dengan hasil penelusuran yang ia peroleh.
" Astaghfirullahaladzim. "
Katanya sembari mengusap wajahnya kasar. Ia pun memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya guna menenangkan diri.


.............................

Andrian berjalan menyelusuri koridor kampus. Ia menghampiri Tina yang tengah sibuk dengan tumpukan buku di depannya di kelasnya.
" Assalamualaikum "
" Waalaikumkum.......salam "
Kata Tina sembari mengangkat wajahnya.
" Bisa bicara? "
Kata Andrian yang langsung di angguk i oleh Tina. Andrian berjalan keluar kelas Tina pun langsung mengekorinya.


" Mel "
Panggil Andrian pelan dengan sorot mata yang tak bisa di artikan.
" Bukan kamu kan yang nyebarin foto itu? "
Sekilas wajah Tina menegang namun dalam hitungan detik wajah tegang itu berubah jadi wajah yang kebingungan.

" Foto itu? Foto apa? Emang gue nyebarin foto Lo. Ge er banget!! "
Kata Tina kesal dengan tuduhan Andrian. Bisa bisanya ia di fitnah menyebarkan fotonya. Andrian menghela nafas panjang kemudian tersenyum.


" Aku harap bukan kamu. Asslamualaiakum "
Kata Andrian kemudian melenggang pergi meninggalkan Tina yang terlihat mencak mencak akan sifat Andrian yang terasa aneh.


Andrian mengacak rambutnya frustasi. Ia mengawasi kesekitanya yang terlihat ramai. Ia berada di kelas.  Terlihat kursi pojok kanan ruangan yang terisi 4 orang remaja yang terlihat bersenda gurau tanpa mengindahkan 3 orang yang biasanya juga terikut berkumpul. Mereka seperti sekumpulan anak remaja yang tak saling mengenal satu sama lain.




Keadaan itu membuat Andrian merasa sedih. Tepukan di bahunya menyadarkan Andrian dari lamunan panjangnya. Viktor tersenyum memberi semangat. Byan yang melihat sahabatnya berpencar menjadi dua grub itu pun bingung. Karena sudah lama ia bolos tak ikut kuliah. Ia tak mendengar berita apapun karena memang ia tak terlalu menyukai dunia sosmed.


" Bay, diem aja lu!! Ga kangen gue "
Kelekar Byan yang sangat tak mengerti keadaan itu membuat ketiga cowok di sekelilingnya menatapnya tak suka. Sena yang merasa geram langsung mendorong dorong tubuh Byan hingga hampir terjungkal.




" Udah sono lo!!!! Kalau lagi sama kita ya kita aja. Gak usah ngajak ngomong orang situ!!!. "
Byan melongo melihat Sena yang menunjuk ketiga temannya dengan dagunya. Byan pun menghempaskan tangan Sena yang mencengkram bahunya.



" Ini ada apaan sih anj**r "
Andrian yang merasa keadaan yang sudah tak kondusif memutuskan untuk mengetikan beberapa pesan ke handphone Byan. Dan dengan gerakan mata ia mengkode Byan untuk mengecek ponselnya.



" Ya udah deh ya terserah kalian aja. Gue mau tidur aja. Sok di lanjut ribut na  ta sumanggaaken "
Kata Byan kemudian kembali ke tempat duduknya dan langsung menselenderkan kepalanya di meja. Sena manatap Andrian tak suka kemudian ia kembali duduk di tempatnya. Sedangkan Vero mencoba mendinginkan api dendam yang menggelora di dada Doni. Ia harus menahan Doni agar tak melakukan perbuatan yang merugikan dirinya sendiri ataupun orang lain.




Jangan lupa vote and comment ya. Makasih udah mau baca. Mampir ke cerita ku yang lain.

AzzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang