24. selalu bersama

5 2 0
                                    

Hari itu Andrian menjemput Tina untuk di ajak berangkat kuliah bersama. Dan kebetulan mereka memliki jam kuliah yang sama. Mereka masuk pagi hari ini. Andrian dan Tina berjalan beriringan dari parkiran membuat banyak pasang mata yang menatapnya heran. Bukan hanya tatapan tapi bisikan halus terus terdengar di telinga lebarnya.





" Apa lo lihat lihat!! "
Sentak Tina membuat Andrian menolehkan kepalanya menghadapnya. Pria itu mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya ada apa.
" Mereka lihatin kita. Gue gak suka! "
" Ngapain ngurusin mereka kurang kerjaan "



Jawab pria itu terus melangkah kedepan. Tina melambatkan langkahnya karena ia mau menemui Azzalea sekarang. Karena kemarin ia sudah membuat gadis itu sedikit khawatir.
" Azza "
Panggil Tina membuat gadis yang sedang berjalan itu menoleh.


Karena Azzalea langsung reflek membalikkan tubuhnya hingga hampir saja menabrak tubuh Andrian. Andrian ataupun Azzalea sama sama terkejutnya. Mereka terdiam sejenak.
" Maaf "
Ungkap mereka berbarengan dan kemudian mengangguk bersamaan.




Tina yang berada di belakang mereka itu merasa geram. Ia menggenggam erat pegangan tasnya. Kemudian ia menghampiri mereka. Pandangan mereka yang saling menunduk tadi terangkat dan menatap ke arah Tina. Andrian berdehem kemudian mengucapkan salam dan melenggang pergi.


" Waalaikum salam warohmahmatullahi wabatoaktuh "
Azzalea mengulurkan tangannya ke arah Tina. Kemudian mereka saling bersalaman.
" Kamu ada masalah Tina? "
" Sedikit Zza, cuma rindu sama Bunda saja "




" Sampaikan rindumu lewat do'a Tin "
Tina tersenyum kemudian. Mereka menuju ke kelas mereka. Andrian yang sedari tadi mengawasi kedekatan mereka tersenyum. Karena sangking fokusnya ia tak menyadari bahwa Sena sedari tadi berdiri di belakangnya.




" Astaghfirullahaladzimmmmmm "
Keluh Andrian Sena hanya terkekeh perlahan.
" Lagian lu ngintip siapa sih? "
" Siapa sih yang ngintip "
Kata Andrian geram. Ia berdecak kesal kemudian pergi dari persembunyiannya itu.



" An, pacar gue marah "
" Apa hubungannya sama gue "
" Gue lagi cerita anj... "
Kata Sena terjeda karena mendapat plirikan tajam Andrian.
" Pacar gue marah gara gara gue gak punya kuota jadinya gak bisa online. Dia marah karena gue gak kasih kabar ke dia "



" Kan gue dah bilang gak usah pacaran, ribet "
Kata Andrian yang sibuk dengan buku yang sedang ia baca itu.
" Gimana ya caranya buat pacar gue gak jadi marah sama gue? "
Mereka terdiam sejenak sebelum sebuah suara membuat perhatian mereka tersikta.


" Lu salah server deh Sen, masa Lo tanya soal pacar sama si jomblo  abadi "
Seloroh Doni membuat Andrian memutar bola matanya malas.
" Daripada pada ngikuti trik buaya lo. Malah tambah ilfiel dia sama gue. Lo kan tahu sendiri dia tu spesies berbeda dari sekian banyaknya cewek "



Andrian berdiri dari tempatnya ia duduk di barisan bangku depan yang masih kosong. Ia mencari tempat yang jauh dari kegaduhan teman temannya.
" Emang kita bawa virus ya Sen? "
Kata Doni melihat tingkah Andrian.


" Hah apaan? Lu aja kalik "
Kata Sena ikut kesal. Ia menyenderkan kepalanya ke meja. Sungguh dia tak bisa fokus ketika pacarnya marah  kepadanya.


Jam kuliah telah berakhir. Tina tadi pamit pergi dahulu. Karena ia tak mau kalau Andrian harus kembali bertahap muka dengan sahabatnya itu. Azzalea juga terikut keluar dari kelasnya tak lama dari Tina meninggalkannya. Ia mengamati dari jauh Tina yang berjalan berdampingan kemudian memasuki mobil yang sama.


Entah apa yang membuat hatinya terasa pedih. Ia menatap kepergian keduanya dengan tatapan yang berbeda.
" Mereka sangat dekat berangkat dan pulang bersama. Apa mereka tinggal serumah, apa hubungan mereka sudah ke jenjang serius "



Gumam gadis itu. Tanpa ia sadari Andrian sedari tadi menatapnya dari bawah. Setelah menyadarinya gadis segera saja mengalihkan pandangannya. Andrian tersenyum kemudian memasuki mobilnya. Tingkah Azzalea itu tak luput dari pengawasan seorang laki laki.

Laki laki itu merasa gadis yang sedang di awasi nya memiliki rasa yang sama seperti rasa yang Andrian punya. Ia tersenyum miring kemudian melangkah kakinya menjauh dari gadis itu setelah memastikan gadis itu pulang dengan taksi.




Langkah kaki pria itu menghela di seluruh lorong sepi ini.
" Hei!!! "
Teriak seseorang membuat laki paki itu menghentikan langkahnya. Ia menunggu seseorang di belakangnya itu mendekatinya.



" Lu ngapain disini? "
" Sepertinya ini bukan urusan lo "
Kata pria itu acuh kemudian melenguh pergi.
"Auk ah ribet banget sih mereka. Padalan gue niat bantu gitu. "






Doni menepuk pundak Sena perlahan tapi membuat Sena tersentak kaget.
" Lu beneran stres sen? Dari kemarin lu ngobrol sendiri!! "
" Mungkin karena gue sangking laparnya "
Jawaban dari Sena yang nyeleweng dari pertanyaan Doni pun membuat Doni geleng geleng.
" Temen gue gak ada yang beres kecuali gue "



Tanpa sadar teman teman yang lain sudah ada di belakangnya. Semuanya yang merasa dihina pun menempeleng kepala Doni pergantian.
" Persetan kalian!! Kalau gue gagar otak gimana? "
" Tenang nanti gue bantu cariin kucing jalanan buat ganti otak Lo "





Seloroh salah satu dari mereka kemudian mereka semua tertawa serentak. Mereka menuju parkiran bersama sama dan langsung pulang ke rumah masing-masing sebelum nanti kembali berkumpul untuk menamu kerumah Vero.

AzzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang