Azzalea terisak dalam pelukan Erika. Mereka sudah berada di dalam mobil sekarang.
" Tenang sayang. Ada Tante disini "
Erika mengelus pucuk kepala Azzalea yang tertutup oleh hijab hitam itu.
" Tapi kamu gak papa kan? "
Azzalea mengangguk masih dengan isakannya. Ia kemudian mengurai pelukannya.
" Makasih tante "
" Kamu mau makan? "
" Azza mau pulang Tante "
Tak lama Andrian datang. Ia menatap wajah Erika bermaksud bertanya lewat tatapan mata. Erika menggelengkan kepalanya membuat Andrian bisa bernafas lega.
" Gak minum lagi kak? "
Tawar Annisa yang langsung mendapatkan gelengan itu.
" Kamu yang sabar ya sayang. Kamu harus bersyukur kamu gak terluka. "
" Iya alhamdulilah tante "" Cepat jalan kak. Kasihan kak Azza nya pasti capek "
" Oh iya Sampek lupa "
Andrian langsung melajukan mobilnya perlahan. Ketika mobil sudah mendekati rumah tiba tiba saja Azzalea menyuruh Andrian untuk berhenti." Ada apa? "
" Sebelumnya Azza mau bilang makasih ke tante, Annisa dan kamu An. Tapi Azza mau turun disini aja "
" Loh kok disini? Rumahnya kan di depan "
" Gak papa tante disini aja "
Azzalea langsung menyalimi tangan Erika dan kemudian bergegas keluar..................
Angin pagi berhembus pelan membuat udara semakin terasa dingin. Namun angin itu tak menganggu Andrian yang sedang menikmati sarapan paginya di kantin kampus. Selain sibuk memasukan suapan roti ia juga terpikir kejadian dini hari tadi.
Flashback on
Andrian terjingkat kaget ketika mendengar pintu rumahnya terbuka secara kasar. Ia yang belum sepenuhnya tidur itupun langsung terduduk kaget. Takut jika itu ulah maling. Andrian meraih pukulan rotan kemudian berjalan mengendap. Andrian mengeratkan pegangan tangannya ketika melihat pemandangan di depannya.
Pandangannya tajam. Andrian langsung berlari ke lantai dasar kemudian menghampiri dua orang berbeda gender itu. Andrian langsung mengambil alih tubuh Hendra yang sudah terlihat tak bertenaga. Langsung saja bau alkhohol menguar di penciumannya.
" Rika...... Aku gak akan biarin hidupmu tenang rikaaa hahahaha "
Celoteh Hendra mengingau. Sedari tadi nama Erika yang selalu ia sebut. Andrian mencoba menahan gejolak api di dadanya.Setelah membaringkan tubuh Hendra Andrian menatap tajam wanita itu.
" Pergi dari sini! "
" Ak..... "
" saya bilang pergi!!! "
" An........ "
" PERGI!!! "
Bentak Andrian keras. Urat urat lehernya terlihat kedua telapak tangannya terkepal kuat. Hendra yang melihat wanitanya di bentak langsung berdiri.
" Kurang ajar kamu!!! "
Kata Hendra langsung menampar keras pipi Andrian. Andrian menegang pipinya yang terasa panas dan perih. Ia memandang Hendra tak percaya. Air matanya leleh saat itu juga. Tanpa sepatah katapun Andrian langsung melenggang pergi.Flashback off
Andrian memijat pelipisnya pelan. Kepalanya terasa berdenyut. Suara hentakan kaki mengema membuat atensi penghuni kantin teralihkan. Andrian reflek berdiri. Laki laki itu langsung memukul wajah Andrian. Andrian jatuh terjengkang.
Pipinya yang tadi memerah menjadi ungu karena memar. Andrian meringis belum juga ia menguasai tubuhnya. Kerah bajunya di tarik kasar oleh orang itu.
" Lo apain Azza anj**g!!!!!! "Kening Andrian mengkerut tak mengerti. Doni yang sedang di kuasai emosi itu kembali melayangkan pukulannya ke wajah Andrian. Andrian tersungkur lagi.
" Woi bang**d!!!! jangan main main pukul lo anj**g!!!! "
Kata Bayu mendorong tubuh Doni keras. Hingga cowok itu mundur satu langkah kebelakang. Sedangkan Viktor membantu Andrian kembali berdiri." Ada apa lagi sih Don? Gak bisa di omongin baik baik ? "
" Gak!!!! TEMEN LO ITU UDAH BERANI GANGGU AZZA!!! "
" Heh lu gak punya bukti gak usah bacod bang**d!!! "
Emosi Bayu meletup letup sebelum keributan kembali terjadi Andrian segera menahan bahu Bayu.
" Bukan gue tapi dia!! "
Tunjuk Andrian membuat Doni berbalik. Ia kemudian terkekeh dan ingin melayangkan pukulan ke wajah Andrian namun dengan sigap tangan Doni di tahan Viktor.
" Kalem bro!! Jangan sampai tu tangan nyesel pernah mukul sahabat Lo sendiri "Sena mendekati mereka.
" Ada apa ini? "
Melihat kehadiran Sena nafas Andrian memburu. Kepalan tangannya mengerat. Ia langsung membuang wajahnya mencoba menetralkan emosinya yang mulai naik kembali." Azza pulang nangis. Gak bisa di ajak bicara. Dan dia nganterin Azza agak jauh dari rumah. Terus dia malah bilang kalau lo yang buat dia nangis. Padahal udah jelas jelas Azza dia yang nganterin!! "
Wajah Sena terlihat terkejut namun sedetik kemudian kembali netral.
" Kenapa? Takut bangkai lo kecium? "
Tanya Viktor santai. Sena mendorong tubuh Viktor hingga cowok itu mundur beberapa langkah. Bayu yang tak terima langsung memberontak namun cengkalan Andrian lebih kuat." Gak usah banyak bacod tanpa bukti Lo!!!! "
Kata Sena ya di tanggapi oleh senyum miring.
" Mau bukti? "
Viktor merogoh sakunya. Mengeluarkan ponselnya. Ia memperlihatkan foto kemarin dan Vidio ketika Andrian marah dan memukuli Sena.
Wajah Bayu, Andrian, dan Doni terkejut. Sedangkan wajah Sena memucat.
" Bajingan Lo!!!! "
Doni langsung memukuli wajah dengan kalap. Membuat Sena hampir kehilangan kesadarannya.
Doni menatap Andrian lekat. Tatapan tajamnya kini berubah menjadi tatapan penyesalan. Andrian menghela nafas panjang.
" Lo mungkin bisa sembuhin luka di wajah gue. Tapi nggak dengan hati guee "" A.........an gu........."
" Gue butuh waktu "
Andrian melenggang pergi di ikuti oleh Viktor dan juga Bayu. Doni terduduk di lantai.
" Don gue!!! "
" Jangan sentuh gue!!! "
Bentak Doni ketika tangan Sena ingin memegang bahunya." Kalian berdua ikut saya!!!!! "
Sudah jatuh tertimpa tangga itulah kata kata yang pas untuk Doni. Setelah rasa bersalah dan kecewa sekarang ia juga harus berada du ruang interogasi karena keributan yang ia buat. Al hasil lagi lagi ia harus di skorsing selama seminggu. Terhitung ia sudah mendapatkan skorsing tiga atau empat kali. Ini adalah peringatan terakhir jika ia membuat ribut lagi maka ia akan di drop out.Jangan lupa vote and comment ya. Makasih udah mau baca. Mampir ke cerita ku yang lain juga ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azzalea
Teen Fiction" mencintainya membuat aku lupa akan rasa sakit yang pernah ku dera namun semua luka ku yang tertera itu bagian dari kehadirannya " Andrian Zakky Alfarezi " tak pernah aku sesali apa yang sudah terjadi walaupun setiap namamu ku renungi butir bening...