Hari ini aku menemaninya untuk perilisan album terbaru grupnya, dia terlihat begitu menawan. Aku bahkan tak bisa untuk tidak jatuh cinta kepada suaranya, aku menyukai jemari lentiknya ketika ia memetik senar gitar.
"Annyeong, lama menunggu?" Tanya CyA
"Tidak, aku benar-benar merasa senang bisa melihat penampilanmu" Jawabku sambil tersenyum.CyA mengusak suraiku dengan lembut "ayo kita makan ramyeon" ajaknya. Aku hanya mengangguk.
"Setidaknya minumlah terlebih dahulu" ucapku sambil menyodorkan sebotol air mineral kepada CyA. Dia meminumnya hingga tersisa setengah "terima kasih hehe" ujar CyA sambil terkekeh.
Jemari kami saling bertautan, kami melangkah ke kedai ramyeon terdekat. Semburan warna jingga menghiasi cakrawala, lalu lalang kendaraan terlihat begitu ramai.
Sesampainya di kedai, kami memesan dua porsi ramyeon, setelah pesanan datang kami memakannya dalam diam.
Acara makan ramyeon pun selesai, CyA melangkah ke arah kasir untuk melakukan pembayaran.
Kuperhatikan gerak-geriknya yang begitu hati-hati, bagaimana senyumnya terbentuk hingga matanya membentuk lengkungan bulan sabit. Kulit putih sedikit pucat, netra coklat yang penuh keteduhan. Aku menyukai semuanya.
Merasa diperhatikan CyA menoleh kearahku sambil tersenyum, bibirnya mengucapkan 'sebentar ya' tanpa suara. Aku hanya mengangguk.
Dia melangkah kearahku dan mengulurkan tangannya "ayo pulang" ucapnya, aku menerima uluran tangannya dan beranjak dari tempat dudukku, geganggaman tangan kami terasa begitu nyaman. Tanganku yang mungil terbungkus rapi dengan tangannya yang kekar nan lentik.
Saat keluar dari kedai, cakrawala telah berganti warna menjadi hitam, lampu-lampu jalanan bersinar begitu indah, hembusan angin malam ini terasa begitu dingin.
Aku hanya mengenakan kemeja dengan celana sepanjang lutut. CyA yang menyadari aku tengah kedinginan pun melepaskan tautan kami, dia melepaskan jaket hitamnya dan mulai memakaikannya kepadaku.
Aku hanya bisa mengerjapkan mata, menetralkan detak jantungku yang berpacu lebih cepat dari biasanya.
Jaket hitamnya menenggelamkan tubuhku yang mungil, dia tertawa saat melihatku sambil berkata "lucunya, terlihat seperti anak kecil haha" tawanya mengalun merdu, matanya melengkung bagai bulan sabit.
"Jangan mengejek CyA" ucapku sambil mengerucutkan bibirku sebal dan mulai melangkah mendahului CyA. Dia masih saja tertawa dan berhasil menyeimbangi langkahku.
Tawanya perlahan-lahan mulai mereda, CyA meraih pergelangan tanganku dan menuntunku dengan lembut ke arah minimarket.
"Duduk dan tunggu sampai aku kembali" ucapnya sambil mengusak suraiku lembut. Aku menatap sebentar sepasang sepatu yang ku kenakan, aku mengedarkan pandanganku.
"Malam ini sepi sekali, tidak seperti biasanya" gumamku.
10 menit berlalu CyA keluar dari minimarket dengan membawa kantong belanjanya.
Dia mulai melangkah ke arahku dan mulai berjongkok didepanku. Ku perhatikan pelakuannya terhadapku.
Ia mengeluarkan sebuah kaos kaki baru berwarna hitam senada dengan kemeja yang ku kenakan.
Dia mulai melepaskan sepatu yang kukenakan dan mulai memasang kaos kaki baru kepadaku. Aku tersenyum "terima kasih ya" ucapku lirih.
"Jangan berbicara dulu aku belum selesai" jawabnya dengan tangan yang masih memakaikan sepatuku.
CyA mendongak menatapku, netra kami bertemu "lain kali gunakan celana panjang, dan jangan lupa untuk mengenakan jaket" ingatnya.
CyA memutar tubuhnya hingga membelakangiku, bedanya dia tidak lagi berjongkok, dia bertumpu pada kedua lututnya.
"Ayo naik, tidak ada penolakan" ucap CyA dengan lembut. Aku mulai mengalungkan kedua tanganku ke lehernya. CyA mulai melangkah "apakah aku berat?" Tanyaku dengan ragu.
"Tidak! Kamu sangat ringan, aku bahkan bisa mengendongmu dengan berlari" jawab CyA mengambil ancang-ancang untuk berlari.
"Sudah jangan aneh-aneh nanti jatuh" ucapku panik. CyA tertawa. Sepanjang perjalanan kami bercerita banyak hal.
Tak terasa aku sudah sampai dihalaman rumahku, CyA menurunkanku "kamu tidak mampir? Setidaknya duduklah terlebih dahulu" tawarku.
CyA menggeleng, "aku akan langsung pulang, lagipula rumahku tidak jauh dari rumahmu kalau kamu lupa, hanya berjarak 5 rumah dari sini" jawabnya sambil tertawa.
Aku hanya mengangguk, "terima kasih untuk hari ini CyA. Terima kasih juga atas kerja kerasmu" ucapku dengan tersenyum. Dia mendekat dan berbisik "terima kasih, sampai bertemu lagi" balasnya dengan lembut.
CyA mengecup keningku cukup lama, panas mulai menjalari permukaan wajahku. "Aku pulang dulu ya" ucapnya lembut dan menepuk kedua bahuku pelan.
"Hati-hati CyA"
"Ne, 안녕히 주무세요"Hallo selamat datang, aku ucapkan terimakasih kepada para pembaca semoga kalian suka ya... jangan lupa vote and komen. See u
KAMU SEDANG MEMBACA
CyA
Teen FictionNa Miran, gadis berusia 19 tahun yang memiliki masa lalu kelam. Dan Lee Gi Wook atau yang biasa di sapa dengan CyA, lelaki hangat yang mencintai sosok rapuh sang gadis pujaan hatinya. Sebuah kisah sederhana tentang bahagianya seorang gadis yang di...