Author Pov
Sorak penonton terdengar ramai saat mereka menyelesaikan lagu terakhirnya. Begitu akan kembali ke belakang panggung mereka menunduk sebagai tanda penghormatan untuk para penonton yang mau meluangkan waktunya untuk menonton penampilan mereka berlima.
Salah satu dari mereka menatap bangku di posisi tengah yang sengaja di biarkan kosong karena permintaannya. Ia tersenyum tipis menatap bangku tersebut lalu salah seorang temannya mengusap pelan bahunya "dia pasti bangga padamu" ucap remaja yang paling tua di antara mereka berlima. Yang lebih muda mengangguk dan mulai melangkah meninggalkan panggung.
--
Langit telah gelap sepenuhnya, jarum jam telah menunjukkan pukul 23.55 KST. Jalanan cukup lenggang karena hawa dingin mulai merangkak naik, seorang pria dalam balutan pakaian serba hitam melangkah dengan tergesa.
Setelah sampai di tempat yang di tuju, ia menghampiri seorang pria yang tengah duduk membelakanginya. Beberapa botol alkohol yang kosong berserakan di tanah, ia mulai melangkah dan duduk di samping pria yang lebih muda darinya.
"Berhentilah minum, kau tau? Dia tidak akan pernah bahagia melihatmu seperti ini! Perhatikanlah kesehatanmu Na" ucap pria tersebut. Na Jaemin, pria yang lebih muda itu menatap pria di sampingnya dengan tatapan sayu, tak ada gairah untuk hidup di kedua manik matanya. Semuanya telah meredup, tak ada sosok Na Jaemin yang hangat seperti dulu.
"Sudah ribuan kali kau mengatakannya CyA, biarkan saja aku sakit lalu mati" racau Jaemin. CyA menggeleng kuat dan mulai menatap Jaemin "jangan naif" dingin CyA. Setelahnya hanya hening menyelimuti keduanya, sampai isakan milik Jaemin terdengar di telinga CyA. Ia memilih mendengarkan tangis pilu Jaemin dan menahan air matanya sendiri agar tak meluruh.
Sudah 3 tahun sejak kepergian gadis itu, mereka berdua sama kacaunya. Lingkar hitam di bawah mata yang kian menghitam, bibir pucat, tubuh yang mulai ringkih, mereka berdua bagaikan zombie. "Na Miran, maafkan aku" lirih Jaemin sebelum kesadarannya menghilang.
CyA mengeratkan mantel Jaemin yang terbuka, bau alkohol yang menyengat dari mulut Jaemin sesungguhnya mengganggunya, tapi ia harus bisa menahannya. CyA mulai mengambil botol alkohol yang berserakan dan mulai melangkah ke arah tempat sampah.
Saat berbalik ia mematung, air mata yang tadi ia tahan kini berdesakan keluar tanpa di perintah. Hancur sudah pertahanan CyA, ia mulai melangkah mendekap sosok tersebut. Hanya dingin, semua itu ilusi nya sendiri, kini ia tengah terduduk di atas tanah basah, meraung meneriaki nama sang terkasih.
"Maafkan aku yang tak bisa hidup lebih baik" racau CyA pelan.
--
Teruntuk Na Miran
Sudah 3 tahun setelah kepergianmu, ternyata aku dan Jaemin tak bisa hidup dengan baik. Namun kami berusaha untuk saling bahu membahu.
Kamu tau? Setiap malam aku selalu menatap bintang di langit malam, menebak-nebak dimana kamu berada dan aku telah menemukannya, kau sangat berkilau terang. Setidaknya itu yang bisa mengobati rasa rinduku mesti tak seberapa.
Na Miran, aku tahu kisah kita telah usai, tapi aku akan tetap mencintaimu hingga nafas terakhirku. Sudah ku putuskan, aku tak akan menikahi siapapun karena hanya kamu yang ku mau Na.
Jangan pernah membenci Jaemin yang menjadi pemabuk, ia hanya tengah mencari pelarian atas rasa sakitnya. Aku tau aku salah membiarkannya, aku pernah melarangnya Na, tapi berakhir ia akan gantung diri. Aku tak ingin itu terjadi.
Bahagia selalu gadis kecil ku, tunggu aku di sana. Aku mencintaimu.
Dari Lee Giwook / CyA
KAMU SEDANG MEMBACA
CyA
Teen FictionNa Miran, gadis berusia 19 tahun yang memiliki masa lalu kelam. Dan Lee Gi Wook atau yang biasa di sapa dengan CyA, lelaki hangat yang mencintai sosok rapuh sang gadis pujaan hatinya. Sebuah kisah sederhana tentang bahagianya seorang gadis yang di...