9. Salju Pertama

2 3 0
                                    

23.40 KST

Sudah 3 tahun lamanya, aku tak mendapatkan kabar apapun tentang Na Jaemin, aku hanya bisa berharap semoga ia berada dalam keadaan baik-baik saja. Angin malam kali ini berhembus cukup kencang, suhu malam ini juga terasa sangat dingin dari biasanya. Aku mengeratkan mantel pemberian CyA dan mulai melangkah dengan cukup tergesa menuju toserba terdekat.

Sesampainya disana aku mengambil sekaleng kopi dan mulai menuju kasir, setelah selesai aku melangkah keluar dan duduk di sebuah bangku yang berada di sebrang jalan. Ku tenggak sedikit kopi yang ku beli tadi dan meremat pelan kaleng tersebut sambil mendongak menatap langit malam.

Tak ada yang menarik, tak ada satupun yang berkilau di langit malam hari ini. Semuanya berwarna kelabu, entah pertanda akan hujan atau apa akupun tak peduli. Setelah menghabiskan sekaleng kopi, aku mulai melanjutkan langkahku untuk pulang.

'Drttt... Drttr'

Aku merogoh tas ku untuk mengambil ponsel. Saat sedang sibuk mencari ponsel, ada seseorang yang menabrak bahuku cukup kencang membuatku terhuyung ke samping, aku menatapnya dan membulatkan mataku. "Mianhae" ucapnya dan mulai berlari meninggalkanku yang masih terkejut.

Dengan sedikit keraguan, aku berlari mengejarnya. Namun sayangnya aku kehilangan jejaknya saat berada di perempatan jalan, ku raup wajahku kasar dan tetap melanjutkan untuk mencari sosok yang sangat familiar bagiku.

Jalanan yang sepi dan lampu jalan yang redup, belum lagi banyaknya gang-gang kecil yang gelap membuatku merasa takut. Pandanganku jatuh ke sebuah toko yang masih terang namun terlihat sepi, aku melangkahkan kaki ku kearah toko tersebut.

Saat akan membuka pintu toko, aku mendengar sesuatu yang jatuh di belakangku. Aku menoleh dan segera menghampiri seorang pria yang terjatuh dengan tumpukan kardus yang berisi buku  mulai berceceran ke jalanan. "Kau tak apa-apa?" Tanyaku. Ia mendongak, membenarkan kacamatanya yang sedikit merosot.

Ia tak menjawab, aku pun membantunya memasukan buku-buku miliknya yang terjatuh dan mulai memasukannya ke dalam kardus. Tak sengaja pandanganku jatuh ke sebuah buku bersampul coklat tua yang memiliki tulisan pena yang sedikit memudar, aku masih bisa membacanya dengan jelas. Nama Na Jaemin terpapang dengan jelas di sampul buku tersebut, saat aku akan bertanya pria tersebut menarik buku tersebut dan mulai berdiri.

"Jangan terlalu ikut campur dengan urusan orang lain" ucapnya dingin. Aku menatap manik matanya yang tengah menatap tajam ke arahku. Hingga sebuah suara di belakangku membuat ku menoleh kearahnya "Jeno, kau ini lama sekali!" Teriaknya. Dia pria tadi yang menabrakku, tanpa terasa mataku terasa perih. Aku menatap lekat wajahnya yang tak berubah, ia melangkah mendekati pria yang tengah membawa kardus.

"J-jaemin" panggilku lirih. "Y-ye? Kenapa kau bisa mengetahui namaku?" Tanya nya lagi. Aku menggeleng tak percaya "jangan bercanda hyung" ucapku agak bergetar. Jaemin menatapku bingung "hyung? Hahaha kau ini siapa? Apakah kita saling mengenal?" Tanyanya. Air mataku luruh begitu saja, dia pasti tengah becanda kan? Apa yang telah terjadi padanya selama 3 tahun terakhir?

"Jeno, kau pasti memberi tahu namaku kan? Ayolah mengaku saja" kata Jaemin. Pria yang di panggil Jeno menggeleng dan mulai menarik tangan Jaemin untuk menjauh dari ku "ayo kita pulang, dia hanya orang asing yang tersesat" katanya dingin.

Aku berteriak memanggil Jaemin hingga pita suaraku nyaris putus. Menangis sejadi-jadinya, menyalahkan takdir yang begitu terasa menyakitkan. Hingga aku memilih untuk menyerah dan mulai melangkah gontai menuju rumahku, di sepanjang jalan aku selalu mengusap air mataku yang luruh. Uap dingin keluar dari mulutku, aku merasakan sakit yang luar biasa di bagian perutku. Ku remat dengan kencang mantel pemberian dari CyA dan mulai menangis lagi, hingga rasanya aku tak sanggup lagi untuk berdiri. Tubuhku jatuh ke atas aspal jalanan yang keras dan mulai merasakan butiran-butiran dingin menimpa tubuhku. "S-salju pe-pertama y-ya?" gumamku dan mulai tak sadarkan diri. Samar-samar aku mendengar suara milik CyA yang memanggilku dengan nada khawatir. 














I  hehe, sorry lama uptade nya. Semoga suka, jangan lupa vote, komen and share. See u, ... ;)

CyA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang