Last : Iris

5 0 0
                                    

Di tepi pantai, Sang Master sedang duduk bersender di kursi pantainya. Ia menggunakan kaca mata hitam dan membiarkan tubuh berisinya tertutup baju lengan pendek berwarna biru tua dan celana pendek berwarna mocca. Tak berapa lama ada seorang laki-laki datang menghampiri. Pria itu menggunakan topi dan kaca mata hitam, ia mengenakan pakaian santai khas hawai.

"Bagaimana anak-anakku?" tanya Sang Master dengan tetap setengah tiduran di kursinya.
"Bagus." pria bertopi menjawab singkat.
"Sisi mana? Bintang atau Bunga?" Sang master bertanya kembali setelah meminum kelapa muda yang sebelumnya terletak di samping kursinya.
"Kedua. Mereka bagus sebagai bintang ataupun bunga. Apa kau sengaja memberi mereka keajaiban?"
"Mana mungkin? Mereka adalah keajaiban itu sendiri."
"Lalu? Mereka akan tetap menjadi bunga atau bintang?"
"Karena mereka bagus di keduanya, bagaimana jika membiarkan mereka memilih? Anggap saja bonus."
"Bagaimana jika mereka memilih menjadi bintang? Siapa yang mengisi paradise?"
"Tugasmu mencari ganti. Hahaha."
"Ah, kau. Kenapa tidak mereka saja?"
"Mereka masih manusia biasa, mereka juga memiliki mimpi dan harapan tersendiri. Jangan membuat mereka memberikan harapan ke pada orang lain namun mereka malah tak diberi kesempatan untuk memiliki harapan itu sendiri? Tidak adil kan?" Sang master terkekeh.
"Hm, baiklah. Aku akan sampaikan pada mereka."
"Berikan ini." Sang Master menyodorkan seikat bunga Iris.
"Apa ini?"
"Bunga iris. Berikan saja pada mereka, mereka tahu maksudnya." Sang master membuka kaca mata hitamnya lalu mengedipkan sebelah matanya.
"Apa ini? Rasanya tidak nyaman  menerima seikat bunga dari seorang pria?" pria bertopi memasang wajah malas yang membuat tertawa Sang Master.

***

Magic Shop : 7 Flower Of MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang