alderich original novel.
alangkah baiknya follow dulu sebelum baca.
[ Slow update ]
Adrian bocah lucu dan juga lugu yang terpaksa harus tinggal di rumah sang kakek selama beberapa waktu di karenakan sang papah yang sibuk dan tak dapat menjaganya den...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ian sudah sehat sekarang walau ia tetap tak di perbolehkan keluar mansion yah setidaknya ia boleh keluar dari kamar saat ini, kaki kecil itu melangkah tak tentu arah ia benar-benar bosan sekarang, semua orang sibuk jefran pergi begitu pula dengan kafra, sedangkan alwen ia tak melihat pamannya itu sejak sehari yang lalu, hanya tersisa satu harapan untuk menghilangkan kebosanan sekarang yaitu sang grandpa.
Adrian segera berlari menuruni tangga, tentu saja hal itu membuat para maid serta penjaga seketika terkena serangan jantung bersamaan, bisa tewas mereka jika sang tuan muda terluka sedikit saja.
"TUAN MUDA, JANGAN BERLARI"
"ya Tuhan maafkan seluruh dosaku"
berbagai ucapan dari maid serta bodyguard ia abaikan, anak itu tetap berlari menuruni tangga, para bodyguard tak mengejar Adrian takutnya jika di kejar ketika berlari di tangga anak itu akan merasa di tantang dan semakin bertingkah jadi mereka menunggu di bagian ujung tangga dengan perasaan campur aduk, kaki kecil itu telah menapak pada anak tangga terakhir berakhir ia di gendong oleh rio bodyguard yang berbicara dengan Adrian kemarin, tak sembarang orang yang boleh menyentuh Adrian hanya orang-orang terpercaya dari laide saja yang boleh dan Rio adalah salah satu orang terpercaya laide.
"Jangan berlari di tangga seperti itu tuan muda itu berbahaya"
"sowwie" Adrian bocah itu tertawa pelan, lucu sekali wajah panik mereka tadi fikirnya, pipi bulat itu benar-benar lucu jangan lupakan ekspresi senang itu lucu sekali.
"paman rio lihat Ciko tidak?"
"Ciko?" Ciko siapa fikir rio, apakah tuan mudanya ini memiliki peliharaan atau apalah yang bernama ciko, ia tak tau.
"un, ciko boneka Ian yang kemarin"
"ternyata itu yang bernama ciko, tenang saja tuan muda Ciko sedang di bersihkan tuan ketiga meminta maid untuk membersihkan Ciko kemarin"
"apakah masih lama?"
"tidak, saya rasa itu sudah selesai sejak kemarin mungkin ciko di pajang di lemari milik tuan besar karena di kira barang penting"
"cikoo.. paman ambil ciko "
"Baiklah" Rio ingin menurunkan tuan mudanya pada sofa ruang tengah namun lengan kecil itu menggenggam kerah bajunya begitu erat.
"no no, Ian ikutt" Rio terkekeh pelan, tuan mudanya ini menggemaskan sekali ingin ia karungi namun ia masih sayang nyawa tentunya.
"baiklah, jika itu yang anda inginkan"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"turun pamannn" tubuh kecil itu memberontak ingin turun ketika melihat sang kakek di depan sana, membuat Rio sedikit kesulitan.
"hati-hati tuan muda"
"GRANDPAAA" Adrian segera berlari menuju sang kakek yang telah merentangkan tangannya di sana.
"jangan berlari seperti itu dear"
"maaf, grandpa Ian mau Ciko"
"boneka mu itu?"
"un, paman rio bilang ciko ada di sini" rambut halus itu bergoyang-goyang lucu mengikuti anggukan dari Ian.
"ambillah di sana" laide menurunkan tubuh gembul itu, setelah mengecup pipi bulat milik sang cucu yang benar-benar menggemaskan.
Adrian melangkah mendekati rak kaca di ruangan tersebut, terlihat barang-barang yang terlihat mahal di sana seperti hiasan yang tak ternilai harganya pun ada di sana dan kenapa maid malah meletakkan bonekanya yang sangat berbanding terbalik dengan barang-barang itu di sana.
"grandpa Ian tak sampai" bonekanya di letakkan pada rak ke tiga yang jaraknya cukup tinggi untuk ukuran tubuhnya, bukan hanya rak itu saja yang tinggi namun semua barang-barang di mansion ini memang lebih besar daripada yang ada di rumah papanya memang menyesuaikan pemilik dan orang-orang di dalamnya yang memiliki proporsi tubuh tegap dan besar berbanding terbalik dengan Adrian tentunya.
"Maafkan grandpa dear" laide dengan sigap meraih boneka milik cucu kesayangannya itu.
"thank you grandpa" setelah menerima boneka dari laide Adrian di gendong dengan hati-hati, ia mengecup pipi milik sang kakek sebagai ucapan terimakasih seperti yang biasa ia lakukan pada papanya, pria tua itu terdiam sejenak walau wajahnya datar namun terlihat jelas ia sedang sangat senang saat ini, leide tersenyum singkat menyombongkan diri di hadapan para bodyguard di sana, benar-benar kekanakan sekali pria tua satu ini fikir para bodyguard di sana dan sangat amat jarang tuan besar mereka seperti itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ilo nya besok aja deh, ian yang hari ini update ya supaya adil.