1. First Day

417 11 0
                                    

Bay lo beneran di terima di sma bhayangkara?" tanya Jehan menahan tangis.
"iya. katanya gw mampu buat sekolah disana. Lagian disana itu sekolah inklusi gw bisa belajar pake brail juga. secara akdemik dan keadaan gw yg masih bisa liat dikit masih memungkinkan gw sekolah disana." kata Bayu satu-nya siswa yang memakai kacamata disana.
"kalo lo pindah nanti yg bakal jadi vokalis band dark side siapa? pak gun?" teriak panjul.
"santai jul masih ada ale kok." jawab bayu.
"lah kok gw?" tanya ale.
"elo kan backing vocal band ini. suara elo masih mendingan daripada yg lain." kata bayu.
"tega lo khianatin perjuangan kita dari smp." jehan mulai menangis.
"sorry guys ini juga bukan mau gw. kalian tenang aja gw bakal sering main kok. 2 bulan lagi acara pensi kan? gw pasti datang buat liat kalian."
"bay!" ale memeluk bayu. diikuti panjul dan jehan.

Ini hari pertama bayu masuk sekolah. Dengan pengelihatan terbatas, bayu sebenarnya masih bisa mandiri dibantu dengan kacamata kotak berlensa tebal miliknya dan juga tongkat lipat yang selalu dia bawa.
suasana di sekolah barunya membuatnya sedikit bergidik nyeri dengan banyaknya manusia yg berdiri sembarangan dan tidak teratur. dilihatnya bahkan ada yang tiduran di lantai.
"aih.. bisa injek orang kalo kayak gini."
brakk.. seseorang menabrak bayu.
"sorry." kata perempuan berambut dikucir kuda sambil makan singkong goreng yang dicampur banyak msg disana.
"tunggu!" teriak bayu.
"apaan?" perempuan itu berbalik dan menghampiri bayu.
"bisa bantu gw ke kelas gx?" tanya bayu.
perempuan itu bisa melihat bahwa laki-laki ini memang butuh bantuan saat melihat kacamata lensa tebal dan tongkat lipat di tangannya.
"anak baru ya?"
"iya!"
"yaudah sini tangan lo."
tanpa ragu perempuan itu menarik tangan bayu dan menaruh tangan bayu itu di pundaknya.
'pendek juga nih cewek.' batin bayu saat merasakan tangannya diletakan di posisi yg rendah.
setelah itu mereka jalan bersama.
"kelas berapa?" tanya perempuan itu.
"11 c."
"kelas gw juga itu." kata perempuan itu dengan mulut penuh.
"nama lo siapa?" tanya bayu.
"dinda. nama lo?"
"nama gw bayu. pindahan sekolah slb citra indah."
"gw gak nanya sekolah lama lo."
bayu merasakan dinda berjalan lebih lambat. dia juga melihat mulai banyak orang di sekitarnya yg disadari bayu tengah melihat aneh ke arahnya. dia tahu itu.
"woy ngedeprok disitu lo! keinjek nangis lo!" teriak dinda.
'gak ada manis-manisnya ni cewek.' batin bayu.
"santai aja kali." teriak seorang siswa berkepala pelontos.
"udah nyampe kelas, lo duduk bareng gw. gak ada bangku kosong lagi."
"iya."
setelahnya bayu berjalan sendiri ke kursinya merapikan buku-bukunya dengan lihai. yang tentu saja membuat dinda merasa ditipu anak baru ini.
"lo bohongin gw ya?"
"bohong apaan?" bayu merasa bingung.
"lo gak buta?"
"buta kok tapi gak total. gw masih bisa ngeliat tapi burem banget. makanya gw bisa tahu kursi gw."
dinda diam tapi masih melirik sedikit takut pada bayu.
jam pelajaran pertama berbunyi.
"pagi anak-anak!"
"pagi pak bani!"
"anak-anak kita ada murid baru. bayu berdiri."
bayupun berdiri.
"anak" ini bayu teman baru kalian. bayu ini punya low vision bapak harap kalian bisa berteman dengan bayu."
"nambah-nambah deh orang aneh di kelas." timpal fajar.
"fajar diem kamu. bayu boleh duduk."
"iya pak."
disaat menerangkan bayu mulai menaruh tape recorder di mejanya. metode belajarnya karena di tidak bisa melihatnya di papan tulis.
jam istirahat tiba.
satu persatu teman sekelas bayu menghampiri bayu.
"buta dari kapan lo?" tanya fajar.
"ini angka berapa?" sarah menunjukan jari tengah tepat didepan wajah bayu.
bayu tahu itu angka satu tapi dia malas menjawab pertanyaan yang tidak penting.
sedangkan dinda sejak tadi memilih tidur demi menekan rasa laparnya.
"dia mana tau orang buta." kata fajar lagi membalas sarah.
yang disambut suara tawa mengejek dari yg lain.
bayu masih diam. dia tahu hal ini akan terjadi dan dia sudah siap sejak lama.
"bisu juga lo?" tanya fajar.
"kalo kalian nanya gx penting mending pada duduk deh." bayu mulai jengah.
"belagu banget anak cacat. lo belum jawab!"
brakk
dinda menggebrak meja tiba" membuat bayu terperanjat kaget.
"berisik deh lo pada. gw mau tidur!"
"ini lagi miskin belagu." kata sarah. akhirnya mereka membubarkan diri.
setelah semua orang pergi, dinda kembali melanjutkan tidurnya.
"kok tidur?" tanya bayu.
"laper gw."
"kalo laper ya makan."
"lo aja yg makan. bisa ke kantin sendiri kan?"
"bisa sih. tapi gw gak tau letak kantin dimana. temenin gw ke kantin dulu sekali aja. nanti gw teraktir makan."
"bener lo?"
"iya."
"yaudah ayok!"
jalan menuju kantin mulai sepi karena sebagian besar siswa siswi sudah ke kantin terlebih dahulu begitupun tepat di kantinnya.
"mau makan apaan?"
bayu menautkan alisnya berusaha membaca tulisan" besar di depannya.
"ket.. ketoperak. mmi ayam. baksoo."
"lama banget cepetan 15 menit bel nih."
"bentar dulu sih.. mau liat dulu gw. kuwetiaaw. itu bacanya apaan sih sebelah kwetiaw gx kebaca gw tulisan rada kecil."
'tulisan segede gaban dibilang kecil dasar buta.' batin dinda mulai kesal.
"buru apaan tuh dibacanya?"
"nasi padang."
"nah! gw mau nasi padang kuah komplit pake rendang. minumnya teh tawar. lo mau makan apa?"
"bakso gw. ada kursi kosong belakang lo. lo duduk duluan gw pesen makanan dulu."
bayu dengan perlahan duduk di kursi kosong yg masih tersedia.dia mendengar bisik mengenai dirinya yang sebisa mungkin di abaikannya.
setelah 3 menit pesanan mereka datang.
"ada berapa anak difabel disini?"
"2 doang."
"siapa?"
"kak guntur dia gx bisa jalan, satu lagi elo."
"dikit banget. apa gw murid buta pertama disini?"
"enggak kok elo yg yang kedua. angkatan tahun kemarin juga ada. tahun kemarin juga siswa difabelnya ada 7 tapi yang lulus cuma 3, sisanya pada kluar."
"keluar kenapa?"
"di buli lah. gak secara fisik sih tapi verbal. kayak lo tadi."
bayu mengepalkan tangannya kesal. kenapa murid sepertinya harus di buli.
"apa sih salahnya mereka sampai di buli?"
"mereka gak salah. cuma kebanyakan anak disini emang gak mau nerima mereka karena mereka gak mau disamain anak" difabel disini."
"apa lo gitu juga?"
"kalo gw sih bodo amat. gw bahkan temenan sama dodo. siswa difabel juga, tuli. tapi dia milih pindah keluar negeri karena disini bukan lingkungan yg baik buat dodo kalo kata orang tuanya."
jam pelajaran terakhir biologi.
"kalian akan membuat makalah tentang tumbuhan. terserah tumbuhan apa saja nanti minggu depan dikumpulkan. kelompoknya dengan teman sebangku kalian masing"." kata bu indri.
bel pulang sekolah berbunyi.
"kerjain hari ini aja yuk." pinta bayu.
"boleh deh. mumpung gw gx mager. dimana ngerjainnya?"
"di rumah lo mau?"
"jangan. mendingan di rumah lo aja. soalnya di rumah gw banyak dagangan berantakan. kalo dirumah lo juga pastinya lebih nyaman buat elo kan?"
bayu mengangguk sambil tersenyum. dibalik sikap blak-blakannya ternyata dinda anak yang sangat mengerti keadaanya.
"pulang naik apa?" tanya dinda.
"gw dijemput sopir."
"wihh anak orang kaya."
"ortu gw yg kaya."
sesampainya di halaman sekolah dinda tak henti menahan tawa melihat laki-laki paruh baya berpakaian seragam supir berwarna hijau neon.
"kenapa?" tanya bayu.
"ngejreng banget anjir kayak mau mancing keributan. ya allah gak kuat pengen ketawa."
kali ini bayu yang menahan tawa dia tahu siapa yg dimaksud dinda.
"itu sopir gw din." kata bayu.
"astagfirullah sorry." kali ini mereka ketawa lepas.
"mas bayu!" panggil deni sopir keluarga bayu.
"iya pak."

tbc

yang ngambek pengen nasi padang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

yang ngambek pengen nasi padang

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang