7. Malu

87 6 3
                                    

"Din!" Panggil Bayu.

"Iya Bay?"

"Masih lama ya?" Tanya Bayu.

"Udah kok. Lo mau apa?" Tanya Dinda sambil menghampiri Bayu.

"Gw mau pulang."

"Kok pulang? Jangan pulang dulu, kita makan dulu sama kak Banyu."

"Makan?" Tanya Banyu.

'Kurang ajar banget nih anak.' Batin Banyu.

"Iya makan. Lo harusnya sekali-kali traktir adek-adek lo makan."

"Lo aja ya sama kak Banyu, gw mau istirahat." Kata Bayu beranjak dari tempat duduknya.

"Bener Bay?" Tanya Dinda.

"Iya." Jawab Bayu.

Dinda mencubit lengan Banyu 'tahan kak' Katanya tanpa bersuara.
'Ogah.' Jawab Banyu lagi.

"Yaudah gw juga gak jadi makan."

"Kenapa?" Tanya Banyu dan Bayu bersamaan.

"Lo mau pulang sama siapa Bay entar?" Tanya Dinda.

"Lo tenang aja, gw udah hafal kok jalan pulang dari sini, gw gak bakal nyasar."

"Beneran?" Tanya Dinda.

"Iya."

"Gw anterin lo dulu deh."

"Enggak usah Din. Udah sana."

"Kalo udah sampe rumah lo harus kasih tau gw."

"Iya nanti gw kabarin."

Bayu melangkah perlahan meninggalkan Dinda dan Banyu.

'Mana kuat gw dengerin kedekatan kalian berdua.'

Setelah itu Banyu mengajak Din ke restoran cepat saji dengan vespanya.

"Kita makan disini." Kata Banyu sesampainya mereka di restoran cepat saji.

"Kenapa lo gak nahan Bayu tadi?" Tanya Dinda.

"Dianya yang gak mau ikut, ngapain gw tahan."

"Banyu!" Seseorang memanggil Banyu.

"Tom, lo ngapain disini?" Tanya Banyu.

"Ya beli makanlah. Siapa?" Tanya Tomas sambil melihat Dinda.

"Adek gw."

"Cantik juga adek lo. Siapa namanya?" Tomas mengulurkan tangannya.

Dinda baru saja hendak mengulurkan tangannya tapi di tahan oleh Banyu.

"Jangan kenalan sama playboy kayak dia." Kata Banyu.

"Sialan lo Bay. Eh rumah lo dimana sih?"

"Komplek cempaka no.A18." Dinda langsung menjawabnya. Setelah itu Banyu buru-buru menutup mulut adiknya.

"Deket dong. Besok gw main ya sama anak-anak." Kata Tomas lalu langsung pergi setelahnya.

"Lo kenapa sih pake ngasih tahu segala?"

"Temen lo kan nanya masa gak dijawab.

Banyu lalu hanya bisa menarik rambutnya kesal. Dia takut kalau teman-temannya tahu keadaan Bayu.

Setelah mereka makan, tidak lupa Dinda membelikan Bayu nasi padang kesukaannya.

"Bay! Bayu!" Panggil Dinda sambil memasuki rumahnya.

"Mas Bayunya belum pulang mba." Kata bi Intan.

"Belum pulang?" Dinda langsung melihat jam di hpnya.

"Ini udah sejam lebih. Kak Banyu, Bayu belum pulang." Kata Dinda khawatir.

"Terus?" Tanya Banyu dengan santainya.

"Bantu cariin kek."

"Lo aja." Jawab Banyu dengan santainya.

Dinda menggeram kesal melihat reaksi Banyu yang begitu tidak peduli pada adiknya.

Dinda kembali ke lapangan basket tempat latihannya tadi. Belum sampai lapangan, Dinda sudah melihat Bayu yang tengah terduduk sendirian sambil menunduk.

"Bayu!" Dinda langsung berlari ke arah Bayu.

"Bay, lo kenapa?" Tanya Dinda khawatir.

Bayu mengangkat wajahnya yang terlihat pucat.

"Kacamata lo mana? tongkat lo juga kemana?" Tanya Dinda.

"Ada yang ngambil."

"Siapa yang ngambil?"

"Gak tahu."

"Terus kenapa lo gak minta tolong sama orang-orang sini?"

Bayu menggeleng.

"Jangan sok kuat Bay, ada kalanya lo juga membutuhkan orang lain."

"Gw gak mau ngerepotin."

"Terus lo mau disini sendirian sampai malem gitu? Ayo bangun, kita pulang."

"Gak mau." Kata Bayu lagi.

"Lo kenapa gak mau pulang Bay? Apa perlu gw kasih tahu mama sama papa?"

"Jangan! Jangan kasih tahu mereka. Nanti yang ada mama sama papa panik."

"Yaudah makanya lo harus pulang sebelum mama papa pulang. Ayo bangun!" Dinda kali ini menarik tangan Bayu, tapi Bayu malah melepaskan tangan Dinda.

"Gw gak mau pulang!" Kata Bayu.

Dinda hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan Bayu yang kekanak-kanakan.

Sampai tanpa sengaja Dinda melihat kearah celana Bayu.

'Bayu ngompol? Apa karena itu dia gak mau bangun?' Dinda menahan sesak di dadanya melihat Bayu yang seperti ini.

'Disaat seperti ini harusnya kak Banyu yang ada disamping elo Bay'

"Bay, please lo bangun, kita pulang?"

Bayu menggeleng lagi.

"Bay lo jangan kayak anak kecil, banguun!"

Sekali lagi Bayu menggeleng.

"GW BILANG BANGUN! LO DENGERIN GW GAK SIH?" Kali ini berteriak marah.

Dengan perlahan Bayu bangun dari duduknya. Rasa malu kini menyelimuti Bayu. Sebisa mungkin dia menutupi bagian depan celananya dengan tangan.

Dinda lalu membuka jaketnya dan mengingatkannya di pinggang Bayu.

"Lo gak usah malu sama gw." Kata Dinda.

"Gw ngompol Din, gw malu." Suara Bayu kini mulai bergetar.

Dinda lalu memeluk Bayu.

"Bay, lo gak usah malu. Gw itu temen lo, keluarga lo, bukan orang lain. Kita pulang ya."

Bayu mengangguk.

Sesampainya dirumah Bayu langsung diantar Dinda ke dalam kamarnya.

"Makasih Din."

"Gak apa-apa gw tinggal?"

"Iya gak apa-apa."

"Kacamata sama tongkat lo gimana nanti?"

"Gw masih punya cadangan kok. Jangan kasih tahu masalah ini sama mama papa ya?"

"Iya. Tapi lo juga harus janji jangan keras kepala lagi kayak tadi!"

"Iya."

Setelah Dinda keluar dari kamar Bayu, dia melihat Banyu sedang asyik menonton tv.

"Coba aja Bayu gak ngelarang gw buat marahin dia, udah gw geprek otaknya." Kata Dinda dengan kesal.

tbc...

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang