Komen dong nyuk🥰👍
....
Arkan masih memandangi wajah barunya di cermin---wajah Reyhan David Alderick. Perasaan campur aduk menyelimuti dirinya. Wajah yang asing, tapi di dalamnya ada jejak-jejak dirinya. Dia tersenyum kecil, tapi senyum itu lebih mirip cemoohan untuk dirinya sendiri dan dunia yang kini ia huni. Dunia yang ia ciptakan, namun sekarang terasa begitu menjebak.
"Kayaknya hidup gue cukup rumit, sampai-sampai gue harus terjebak di dunia fiksi yang gue benci," gumamnya, memaksakan senyum sinis di wajah barunya itu. "Sekarang, gue terpaksa menjalani ini."
Suara-suara dari luar kamar menarik perhatian Arkan. Dia membuka pintu sedikit, hanya untuk memastikan apa yang terjadi. Di ruang tengah, Devan sedang berbincang dengan teman-temannya---Daniel, Tristan, Andy, Davian, dan Wisnu. Mereka semua adalah anggota geng Bruiser, geng yang terkenal di sekolah, dan tentunya di dalam novel. Tidak jauh dari mereka, Natasya Sindi Saputri, si gadis manis yang menjadi pusat cerita novel, berdiri dengan senyum lembut yang memancarkan aura positif di seluruh ruangan.
"Ah, tokoh-tokoh gue... Kumpul semua," pikir Arkan dengan nada getir. Natasya, si tokoh utama perempuan yang ia ciptakan untuk memenuhi selera pasar, tampak begitu menonjol dengan senyum manisnya. Senyum yang dulunya dia anggap sebagai pesona karakter, kini terasa seperti kedok yang terlalu sempurna. Arkan menutup pintu sebentar, merasa jijik dengan semuanya. Namun, dorongan untuk terlibat dalam dunia ini, meski sekadar untuk mengacaukannya, terlalu kuat untuk diabaikan. Dia membuka pintu kembali, kali ini lebih lebar, dan melangkah masuk ke ruang tengah.
"Minta duit. Gue mau beli parfum," ucap Arkan dengan nada yang dingin dan malas, matanya menyorot ke arah Devan. Semua orang di ruangan itu langsung terdiam, memandangi Reyhan---atau yang mereka pikir adalah Reyhan---dengan tatapan bingung dan terkejut.
"Lah, ini bocah siapa? Devan, ini adik lo?" Daniel yang pertama angkat bicara, mengernyitkan dahi melihat perubahan drastis pada Reyhan. Biasanya, Reyhan adalah anak yang ceria dan ramah, tapi hari ini, dia seperti orang yang sama sekali berbeda.
Devan tidak langsung menjawab. Ia terdiam, matanya tak lepas dari wajah Reyhan yang kini terlihat begitu berbeda. Wajah adiknya itu tidak lagi menampakkan keceriaan dan kepolosan seperti biasanya. Sebaliknya, ada tatapan yang lebih dalam, lebih dewasa, dan entah kenapa sedikit menakutkan.
"Kenapa? Liatin apaan?" sindir Arkan, menyadari tatapan Devan. "Kaget ya? Pikirin aja gue lagi mimpi buruk, terus jadi kek gini."
Devan mengerjap, mencoba meresapi kata-kata Reyhan yang terasa seperti lelucon sarkastik. Padahal, selama ini, adiknya tak pernah berbicara dengan nada seperti itu.
Sementara itu. Daniel, si pemuda dengan rambut berantakan tadi, merasa suasana mulai canggung. "Devan, beneran nih adik lo? Kok rasanya beda banget," tanyanya, seolah menuntut penjelasan.
Devan menatap adiknya dengan raut kebingungan yang jelas. "Reyhan, lo kenapa?" tanyanya, mencoba mencari jejak adiknya yang biasa di wajah dingin itu.
"Kenapa? Maksud lo?" balas Arkan dengan nada mengejek. "Gue cuma pengen beli parfum, apa itu masalah buat lo?" Dia melipat tangannya di depan dada, berdiri dengan sikap yang arogan, berbeda dengan Reyhan yang dulu.
Natasya yang sejak tadi memperhatikan interaksi itu, berjalan mendekat dengan senyum lembut. "Reyhan, kamu terlihat berbeda hari ini," katanya, suaranya selembut biasanya. "Tapi aku suka. Kamu kelihatan lebih dewasa dan... tampan."
Namun, bagi Arkan, senyum manis itu tampak berlebihan, terlalu sempurna untuk menjadi nyata. Ada sesuatu di balik senyum itu yang membuatnya merasa tidak nyaman, bahkan jijik. "Jijik banget gue ngeliat elo, Nat. Tapi gue nggak perlu bilang begitu," pikirnya. Alih-alih membalas pujian, Arkan hanya memalingkan wajahnya, seolah keberadaan Natasya tidak ada artinya baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN | Transmigration Of The Novelist
Teen FictionJangan dibaca kocak, gue yang nulis aja gak paham ama yang gue tulis sendiri bjirt. Entah ini karma atau memang sudah ditakdirkan, Arkan, seorang novelis ternama tiba-tiba saja bertransmigrasi dan memasuki novel yang ia buat sendiri. Menjadi seorang...