Bab 24

392 32 6
                                    

Happy reading
Jangan lupa votenyaaa

_____

"Kayaknya gue lagi jatuh cinta."
-Cinta Alecia

Malam pun tiba, kini seluruh kelas 10 beserta panita perkemahan berkumpul dilapangan tengah dengan duduk melingkar.

Saat ini yaitu akan diadakan acara api unggun dan hiburan lain.

"Baiklah, untuk mengisi acara api unggun malam ini apakah ada yang ingin menampilkan sesuatu?" Juna selaku ketua pelaksana memegang microfon sambil menatap ke segala penjuru arah.

"Mungkin ada yang ingin bernyanyi, oh iya bisa juga nyanyiin lagu buat seseorang, gebetan contohnya." Langit berdiri disamping Juna.

Nayla yang duduk disebelah Cinta menyeringai. "Cinta coba deh angkat tangan lo, tadi kayaknya ada kecoa jalan disekitar tangan lo."

Cinta panik dan mengangkat kedua tangannya. "Mana! Mana!"

"Wah sepertinya ada yang semangat banget nih sampai ngangkat dua tangan." Langit menatap kearah Cinta.

Seluruh pasang mata menatap kearah Cinta, terdengar sorakan menyuruh Cinta maju.

Cinta masih belum sadar jika dirinya menjadi pusat perhatian, Cinta sedang menelusuri setiap anggota tubuhnya.

Nayla berbisik. "Cin, coba lo lihat sekitar lo."

Cinta sontak menatap sekitarnya, dan benar saja banyak pasang mata menatap kearahnya.

Cinta bingung dengan situasinya, Geo yang duduk tidak jauh dengan Cinta berdecak.

"Lo tadi ngangkat tangan, sana maju!" Geo menunjuk tengah lapangan dengan dagunya.

Cinta memelototkan matanya ketika paham arti ucapan Geo.

Cinta menghadap ke Nayla dan menatapnya tajam. "Lo jebak gue?!"

Nayla menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "G-gak kok Cin hehe."

"Ayo Cinta bisa maju sekarang."

Suara Langit terdengar sangat horor ditelinga Cinta.

Cinta dengan canggung berdiri dan berjalan ketengah-tengah dan berdiri disamping Langit.

"Jadi lo mau nampilin apa Cin?" Langit menatap Cinta.

Cinta tidak hentinya mengabsen nama-nama hewan dihatinya sambil menatap Nayla.

Cinta menghembuskan napas lalu menatap Langit dengan tersenyum.

"Saya mau nyanyi kak, tapi saya gak percaya diri kalau nyanyinya ssndiri, boleh sama teman gak kak?" Cinta menatap Langit penuh harap.

Langit mengangguk. "Boleh, mau sama siapa?"

Cinta menyeringai menatap Nayla. Nayla yang ditatap pun memejamkan matanya sesaat.

"Geo."

Nayla membelalakan matanya ketika Cinta mengucap nama Geo. Yang lain juga tidak kalah hebohnya.

Geo yang namanya dipanggil menatap Cinta tajam, namun cahaya yang dihasilkan api unggun tidak cukup terang, sehingga Cinta tidak melihat tatapan Geo.

"Ayo yang namanya Geo maju." Langit mengedarkan pandanganya.

Geo menghela napas panjang, dengan malas Geo berjalan keposisi Cinta, Geo berdiri disamping Cinta.

"Lo ngapain manggil gue sih, awas lo." Geo menatap Cinta sinis.

Pretend Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang