MEET ME IN MILAN ☑️[END] [JAEJEN]

14 - Meet Me in Milan 🔞

Jeffilon Smith – You're deserving of love.

●●●

🔞🔞🔞

"Fuck Jeff ?! What's wrong with you?"

Bentak Jenova kuat, sesaat setelah Jeffilon melepas pagutannya. Menatap nyalang yang lebih tua, karena menariknya tiba-tiba ke lorong sepi gedung Fondazione PRADA Exhibition. Punggung bersinggungan pada dinding, rupawan Jeffilon tampak memerah dengan peluh menetes di kening yang lebih tua. Nafas memburu, terasa menerpa wajah penuh emosi si muda.

"Aku pernah mengatakan, kau milikku Jeno."

Baritone rendah, dalam setiap kata tersirat kepemilikan juga emosi terpancar jelas dari dua obsidian menatap Jeno lekat-lekat.

"Kau juga yang menyetujuinya."

Jeno mengerjap takut. Di masa lalunya, hingga kini – baru pertama kali, Jenova melihat bagaimana Jeffilon ketika meluapkan amarah kepadanya.

"I-I'm really sorry," entah mengapa dari sekian caci maki dalam benak, Jenova memilih untuk meminta maaf. Tahu kesalahannya saja tidak.

"But what's I do wrong?"

"Jangan dekat-dekat Nathaniel." tukas Jeff tanpa basa-basi.

"Kau cemburu pada Nath?" tanya Jeno sedikit berteriak, pasalnya dia tidak percaya atas apa yang baru saja didengar oleh rungu.

"Apakah kurang jelas?"

"Oh God!"

Jeffilon membuang pandangan, lalu mendengkus kesal.

"Jeff, Nath... he's my bestfriend since day one!"

Jeffilon kembali menoleh, "Apa aku melarangmu bersahabat dengannya? Tidak. Aku hanya tidak senang melihat interaksimu yang begitu intens dengannya, seperti lebih dari sahabat. That's it."

"Lalu, bagaimana denganmu dan masa lalumu?"

Kini giliran Jeno yang membuang pandangan. Kening Jeffilon berkerut, mendengar penuturan Jeno.