17 - Meet Me in Milan

6.5K 557 54
                                    

Aelffilon Smith – Sejak awal, aku tahu bahwa aku akan kalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aelffilon Smith – Sejak awal, aku tahu bahwa aku akan kalah... Jeffilon akan selalu menjadi pemenangnya. Karena Jenova akan selalu menjadi milik Jeffilon.


●●●


Jenova berjalan menuju pantry. Saat bangun tidur, Jeffilon masih belum kembali dari kegiatan olahraganya. Jeffilon sempat mengajak Jeno, alasan tubuh yang terasa remuk bukan bualan semata... mana sanggup melanjutkannya lagi dengan olahraga berat. Menuang segelas air, Jeno menatap jam dinding menunjukan pukul 4 sore waktu Milan.


Haruskah dia menyusul Jeff? Sudah dua jam laki-laki itu belum kembali, dan Jenova dilanda bosan. Meletakkan gelas di meja asal, Jeno kembali ke kamar untuk mengambil ponsel kemudian menyusul Jeffilon pada gym center. Lift berdenting di lantai 10, berbeda sepuluh lantai dari kamar milik Jeffilon yang berada pada lantai 20. Berjalan sedikit hingga ujung lorong, lalu memasuki pintu lebar di mana ruang berisi alat-alat olahraga berada di baliknya.


Pandangan mengedar mencari sosok Jeffilon di antara banyaknya alat-alat olahraga juga beberapa tamu yang sedang berolahraga. Alisnya bertaut, saat tidak menemukan Jeffilon di sana, tetapi melihat sosok Theodore sedang berjalan mendekat kearahnya. Rasa ingin menghindar di urungkan saat laki-laki itu sudah berdiri tepat di depan mata.


"Jenova?" tanyanya seolah tidak mengingat kejadian beberapa hari lalu.

Jeno mengangguk sebagai bentuk sopan santun, "Maaf, tapi saya sedang mencari Tuan Smith." jelasnya mencoba untuk kabur.

"Jeff ada di ruang ganti, mungkin sedang mandi." jawab Theodore.

Aneh.

Kemarin laki-laki itu memandangnya penuh rasa tidak suka, namun sekarang sikapnya tidak bisa dikatakan buruk karena memang seperti orang normal pada umumnya.

Jenova kemudian mengangguk, "Kalau begitu saya akan menyusulnya. Terima kasih,"

"Apa kau memiliki hubungan dengan Jeff?" tanya Theodore menunda langkah Jeno.

"Saya rasa anda tahu, bahwa saya adalah asisten pribadinya," Jawab Jenova mencoba tetap sopan.

Tawa terlontar merdu, berbeda dengan tatapannya yang mengejek kepada Jeno.

"Aku tidak bodoh untuk menilai bahwa hubungan kalian lebih dari masalah professionalitas."

"Itu bukan urusan anda."

Theodore kemudian tersenyum manis, menyodorkan sebelah tangan untuk bersalaman dengan Jenova yang dibalas pandangan tidak mengerti.

"Kita belum berkenalan dengan benar, ku rasa?" tanyanya seraya melirik uluran tangan menggantung diabaikan.

MEET ME IN MILAN ☑️[END] [JAEJEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang