N E W C H A P T E R
Wordcount: 1.429 words
Derap langkah menggema mengisi gua nan kosong melompong. Segerombolan remaja berlarian tanpa kenal lelah seolah-olah nyawa bisa melayang kalau mereka berhenti barang satu detik saja.
Karena suara gaduh berpasang-pasang alas kaki beradu dengan lantai gua, tidak satu pun dari mereka sadar bahwa seorang telah gugur. Feli hilang kesadaran saat sedang berlari. Tubuhnya terhuyung ke depan dan dia pun jatuh terjerembap.
Kawan-kawan seperjuangannya telah mencapai ujung gua. Mereka berhenti guna meraup udara sebanyak mungkin. Beberapa membungkuk dan bertumpu pada lutut, lainnya bertopang pada dinding gua.
Masih dengan napas terengah-engah, Aiden memperhatikan kawan-kawannya satu per satu. Tidak butuh waktu lama baginya untuk menyadari bahwa mereka kekurangan satu orang.
Aiden menarik napas panjang baru berucap, "Feli. Feli gak ada ...." Ia berbalik membelakangi jalan keluar yang mereka cari sejak tadi.
Julian yang lelahnya dua kali lipat dari yang lain menggerutu, "Apa-apaan cewek itu—ugh. Tinggalin aja!"
Sejurus kemudian, Theo menghadiahi Julian bogem mentah di bahu.
"Bikin repot! Mending tinggalin dua-duanya!" Hana berseru geram, makin kesal setelah melihat kelakuan Theo.
Rylo di sampingnya tak kalah geram. Kepalan tangannya tampak begitu erat. "Kalian berdua udah gila, mau ninggalin mereka yang harus kita bawa?! Nanti semua usaha kita sia-sia!"
Sementara tiga orang tersebut adu mulut, Aiden menatap gelapnya gua dengan rahang yang mengeras. Dia menggeram. Giginya pun bergemeletuk.
"Berisik!" seru Aiden lantang seraya menoleh pada mereka yang sibuk beradu mulut.
Kawan-kawannya menoleh terkejut. Mata mereka terbuka sangat lebar kala melihat Aiden sebegitu marahnya. Wajah cowok itu sampai memerah.
"Kalian—sekumpulan pengecut! Pergi duluan!" bentak Aiden. Suaranya melengking karena berteriak terlalu keras. Tanpa menunggu respons, dia berlari kembali menelusuri arah mereka datang.
Aiden sudah lelah. Sangat lelah. Tenaganya terkuras banyak dari menggunakan echros juga berlarian ke sana kemari. Namun, ia tidak bisa membiarkan Feli. Mereka datang bersama, jadi harus pergi bersama pula.
Feli tertinggal cukup jauh. Aiden terus memaksakan diri untuk berlari. Sebentar saja dia tidak mengambil jeda istirahat. Dia baru memperlambat laju ketika melihat Feli terbaring tak sadarkan diri beberapa meter darinya.
Napas lega diembuskannya begitu mencapai tujuan. Baru mau mengecek kondisi gadis di hadapannya, telinga Aiden menangkap suara orang berlari dari arah yang berlawanan. Hanya satu orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccentric Teens: New Reality [✔]
PertualanganBeruntung atau sial. Felisia tidak paham. Orang tuanya tewas dalam kecelakaan dan adiknya hilang tanpa jejak. Hanya dia yang selamat. Tinggal di rumah pamannya, Felisia memulai kehidupan baru di kota. Sekolah baru, teman baru, juga masalah baru. Tak...