Bab 1

223 32 0
                                    

Selama membaca.
________

"Bagaimana dengan Ana dan Nora?" Ucap Andra pasrah mungkin ini untuk terakhir kalinya Andra berusaha membujuk.

"Papamu tidak bisa lebih berusaha lagi, penghasilannya pas-pasan, aku capek Andra, aku seorang istri tapi layaknya sebagai pembantu, dan satu hal Andra apa aku ini pengemis? itu hakku untuk menerima uangnya" teriaknya menggebu-gebu. Terlihat seperti sudah menahan perasaan itu begitu lama.

"Maafkan aku. Seharusnya aku tidak menambah beban"

"Tidak Andra tidak, kamu bukan alasanku untuk mengakhiri pernikahan ini" Nara memeluk Andra dengan rasa tulus, walaupun hanya sebagai ibu sambung, Nara sangat bersimpati pada Andra sejak pertama kali bertemu.

"Biarkan saja dia pergi. Kamu Andra jangan ikut campur lebih jauh lagi" wajah itu terlihat tenang. namun suaranya terdengar menahan amarah.

"Kegagalan dua kali. dasar pria sialan yang tampan" umpat Andra lalu pergi meninggalkan mereka yang kini entahlah Andra yakin ibu muda itu akan egois dan meninggalkan mereka semua.

Muak dengan semuanya Andra menghubungi Leah-- ibu kandungnya.

"Mama, aku marah, papa menyebalkan, bolehkah liburan ini aku menghabiskan waktu denganmu?"

"Tentu saja mama akan menjemputmu"

Brakkkkk.. suara pintu membuat Andra terkejut rupanya Karlo sudah berada di dalam kamar dengan wajah kesalnya.

"Apa kau seorang pengecut. Setiap ada masalah kamu pasti bersembunyi pada mamamu itu" pria berumur 35 tahun itu tampak berusaha bersabar menghadapi anaknya.

"Baiklah aku akan membelikan mu tiket pesawat" ucapnya lalu pergi meninggalkan Andra yang kini berwajah sendu.

Tambah sendu lagi ketika mengingat perkataan Karlo kemarin yang mengatakan untuk segera menerima lamaran pria kaya yang akan menjadi suaminya nanti.

"Andraaa"

Teriakan keras membuat Andra merasa terganggu. Itu jelas suara Hazel--Yang kini sedang melambaikan tangannya di pinggir jalan memberikan isyarat kepada Andra untuk turun untuk berbicara.

"Dia benar-benar tidak punya attitude yang baik" ucap Andra sebelum kepalan tangan Hazel yang siap melempar batu melayang menghantam kaca jendelanya.

"Ya apa lagi?" tanya Andra ketika menghampiri.

"Ingat besok berdandan cantik. Kamu sudah janji ingin berkencan untuk pertama kalinya" ucap Hazel sangat semangat beda dengan Andra yang tidak minat dengan ide gila Hazel. Makanya tadi Andra sengaja mengabaikan telpon maupun pesan dari wanita seksi ini.

"Dengan pria itu" tunjuk Andra pada pria yang sedang berdiri senderan sambil merokok. Melihatnya saja Andra merasa was-was, pasalnya pria itu entahlah Andra merasa hanya seorang kriminal.

"Bukan.. ihh pria itu Dam, Andra" ucap Hazel bangga akhirnya Dam--pria berambut mangkuk yang sering di kerjainnya itu mau di ajak bekerja sama. Baginya dari banyaknya pria--Dam adalah yang paling sesuai dengan kepribadian Andra. 

"Yahh.. tapi aku nggak percaya diri, aku takut Dam merasa risih" Andra mengeluarkan unek-uneknya. Tepatnya sebenarnya dia malas memiliki hubungan, andai saja Karlo tidak menjodohkan.

"Sial" ucap Andra ketika pria itu tersenyum bahkan kini tertawa sangat menyebalkan. entah mengapa Andra merasa sedang diejek. Padahal pria itu bahkan tidak meliriknya.

Hazel menoleh menghadap kebelakang mengikuti arah pandang Andra. Langkahnya ingin mendekat namun Andra menahan tangannya.

"Pria itu mabuk, jangan cari masalah" nasihat Andra hingga membuat Hazel tidak berniat mengusirnya.

"Dia pasti salah satu penggemarku, maklumlah aku di kota ini seperti selebriti, dimana-mana banyak yang ngefans"

Andra mendengar rasa percaya diri Hazel memberikan ekspresi mual tapi tak bisa mengurangi rasa percaya diri Hazel yang selalu merasa paling cantik.

"Bye.. Andra sampai jumpa" ucap Hazel tiba-tiba tanda mengakhiri obralan ketika melihat nenek tercinta di ujung jalan sedang mencari keberadaannya.

"Bye. hati-hati" setelah mengatakan itu Andra melangkah memasuki rumah yang setiap langkah Andra melihat rumah ini seperti kapal pecah karena ulah kedua orangtuanya.

Tarikan nafas Andra terdengar lirih menuju kamar. Membuka jendela adalah pilihan yang tepat.

Namun. Pria itu mengapa masih ada di sana? Siapa pria misterius itu? Bukankah dia hanya piguran.

Cukup sudah.

Andra yakin. itu pria adalah seseorang yang di minta Karlo Belyn untuk mengawasinya. Pasalnya bukan hanya malam ini Andra melihat sosok pria itu, Namun tiga hari yang lalu pria itu selalu ada disekitarnya atau mungkin sudah beberapa Minggu, sudah sebulan atau bahkan setahun? yeah bisa saja tanpa di sadari. 

Benar-benar keputusan untuk menjauhi keadaan ini sangat tepat. Karlo sudah berlebihan seharusnya dengan keadaan kebutuhan ekonomi yang semakin menurun--pria itu menggunakannya untuk membeli kebutuhan pokok, bukan malah meminta seorang pria untuk memata-matai. 

****

"Papa harap di sana kamu tidak mencontoh sifat buruk Leah" pesan Karlo sebelum membantu putrinya membawa tas.

Andra merebut tas itu dari tangan Karlo. Walaupun mendapatkan sifat yang tidak manis dari Andra, Karlo tetap memeluk Andra sebagai tanda berpisah yang Karlo harap Andra tidak meninggalkan dirinya untuk lebih memilih tinggal bersama Leah. 

"Sudahlah. jangan cerewet, lebih baik papa pulang saja. kasihan Anna dan Nora lama menunggu" 

"Ya kamu benar, Nara memang lebih memilih pergi daripada mengurus kalian" 

"Lagian ibu muda itu tidak sepenuhnya seperti pikiran papa, jelas sebagai ibu--Nara beberapa kali Andra dengar ingin membawa Ana dan Nora. dan daripada menyalahkan Nara terus menerus, lebih baik papa merenung, Nara sudah berjuang selama ini namun papa bukan partner hidup yang baik" ucap Andra blak-blakan saja.

Sebagai seorang wanita Andra mengerti perasaan Nara yang butuh dukungan. Bukan hanya mendengar bentakan dan kata-kata menyepelekan sebagai ibu rumahtangga.

"Betapa banyak uang yang Nara kumpulkan andai dia belum menikah dengan papa, jadi jangan merasa sok hebat. tanpa wanita hari-hari papa kedepannya pasti akan berantakan, seharusnya papa menghargainya" ucapan Andra sebelum pergi mampu membuat Karlo sadar akan kesalahannya yang selalu meremehkan Nara.

_______

Terimakasih sudah mampir

24/08/2022

Aku akan bersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang