Bab 3

158 22 10
                                    

Di dalam kamar ini Andra tidak bisa berbuat apa-apa karena Leah tidak peduli sama sekali, untuk bertanya pun tadi tak sempat? Setelah sampai rumah Leah langsung membawa pria itu masuk kedalam rumah. Percuma juga mencari dukungan--Leah sedang di mabuk asmara. Yang ada malah Andra yang kena amarah karena sudah kasar sama si Andreas.

Andra mondar-mandir memikirkan apa motif pria itu? Mengapa Andreas mau susah payah hanya untuk mengikuti dirinya. Andra merasa tidak cantik? Penampilannya pun terbilang biasa saja karena faktor kemiskinan? Musuh yah mungkin beberapa pria culun? itupun karena ikut-ikutan kelakuan Hazel.

Kata Hazel kita harus tes mereka kalau mereka tidak melawan dan malah ketakutan, berarti mereka cocok jadi pendamping hidup?

Tapi hasilnya dari banyak pria culun dengan berbagai bentuk kategori yang pernah mereka temui--tidak ada yang mau dengan Hazel begitupun dengan Andra yang selalu jadi operan--Jelas mereka nolak karena ketakutan karena tindakannya bersama Hazel bisa di katakan aksi bullyan.

Bahkan pernah salah satu dari korban mereka bernama Serkan berdoa "Semoga suatu hari nanti ada pria yang membalas perbuatan kalian terutama kamu Hazel biar kalian mati kutu di siksa"

Dan benar saja barusan Hazel curhat ngomel-ngomel bilang.

"Andra gawat ciuman pertamaku di renggut paksa, aku kira pria itu lemah, ternyata penampilannya cuma untuk aksi penyamaran, sial aku nggak terima di lecehkan, aku pokoknya mau liburan juga biar lupa tragedi menjijikkan ini, tunggu aku Dra, aku kerja dulu, dapat gaji aku langsung nyusul, semoga di sana banyak cowok culun yang bisa di buru dijadikan pelampiasan"

Apa sekarang gilirannya menerima kutukan? Apa tadi ciuman? astaga Andra tidak mau ciuman pertamanya di ambil oleh pria yang bukan suaminya, Tenang. Lagian mana mungkin hal yang di alami Hazel terjadi padanya, mengingat pria itu sama sekali tidak tertarik, Syukurlah.

"Tapi cowok gila itu entah apa maksudnya datang jauh-jauh kesini untuk apa?" Memikirkannya saja Andra kembali ketakutan.

Dengan gerak cepat Andra mengunci pintu. Padahal hal itu sudah Andra lakukan sejak awal menginjakkan kaki di kamar ini. Intinya dia belum puas memastikan. Dengan begitu untuk melepas lelah bisa menjadi pilihan. Andra mulai merebahkan tubuhnya berharap ketika terbangun dari tidur siang, tenaganya sudah terpenuhi.

Malam hari Andra mengendap-endap keluar rumah, semoga saja aksinya ini tidak ketahuan, Astaga ini rumah Leah mengapa terasa horor dan tidak nyaman. 

Berhasil.. Andra menuju rumah Shanen salah satu temannya di komplek perumahan ini. Astaga apa yang di lakukan gadis itu seperti sedang mengendap-endap juga.

"Shanen" panggil Andra hingga membuat Shanen terkejut takut aksinya ketahuan oleh kelima pria paling populer itu.

"Andra cepat sembunyi" Shanen dengan suara pelan mampu membuat Andra paham dan ikut sembunyi di belakang Shanen.

"Lihat dia tampan sekali" ucapnya hingga membuat Andra juga terpana melihat pria-pria yang sedang main basket itu.

Ingat dra tampan tapi bukan tipe, percuma ganteng plus kaya tapi nanti banyak pelakor yang rebut, lebih baik pria culun boro-boro ada yang minat malah wanita pada ilfil semua.

Aduh. Suara Hazel terngiang-ngiang seakan muncul di bawah pohon ini. padahal gadis itu kini sedang bekerja di swalayan tapi selalu mampu membuat Andra patuh oleh stigmanya.

"Lihat siapa yang datang teman-teman"

Marcus. salah satu pria tampan yang tadinya ingin mengambil bola basket yang terlempar itu--mendadak merasa terhibur dengan kehadiran sosok Andra yang seingatnya pernah diancam oleh Jacob untuk jangan menginjakkan kaki di wilayah ini.

Aku akan bersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang