Bab 2

193 25 7
                                    

Flashback.

Ini pertama kali Andra duduk berlama-lama dengan pria apalagi suasana sangat romantis, hati wanita mana yang tidak berbunga-bunga--Dam membawanya mengunjungi pantai yang saat ini penuh dengan lampu-lampu lampion berterbangan.

Banyak pasangan menjadi pemeran utama di dunia mereka, ada yang saling berpelukan, ciuman, dansa bahkan ada yang mengambil moment untuk melamar pujaan hatinya, Sedangkan Andra melirik Dam yang kini hanya gelisah memperhatikan keadaan sekitar.

"And a dra. Mumpung Hazel tidak memantau kita saat ini, aku-aku memenolak ajang pedekate ini" ucap Dam susah payah menghapal rangkaian kata-kata itu.

"Jadi kamu menolak" Andra tak habis pikir ternyata sebelum mengutarakan niat yang sama dengan Dam. Astaga dirinya duluan di tolak mentah-mentah.

"Ma--maaf Dra, aku hanya ingin fokus belajar, nggak mau pacaran, awalnya aku sudah menolak tapi Hazel setiap saat mengikuti dan menganggu terus" ucapnya memberi pengertian.

Dam semakin meremas kuat kain celananya dan pasrah jika sebentar lagi akan menerima pukulan, Dam takut Andra berbuat nakal sama seperti Hazel.

"Hazel juga pasti mengancam kan? Kamu tenang saja Dam, anggap saja aku yang menolak mu"

"Terimakasih Andra" Dam dengan senyum lebar penuh syukur terus saja membungkukkan berkali-kali badannya sambil menyatukan telapak tangannya tanda terimakasih, ternyata Andra lebih baik dari Hazel, syukurlah lega bisa berterus terang.

Andra berdiri siap pergi menjadi piguran di antara semua kisah yang tercipta di malam ini. Tapi sebelum itu dia menggunakan baju tambahan untuk menutupi bagian tubuh yang terbuka ala Hazel.

Saat Asyik berkeliling sendiri di tengah keramaian, Andra lagi-lagi melihat sosok pria misterius itu sedang menelpon.

Bukankah kemarin Andra sudah mengamuk supaya Karlo jangan terlalu posesif? Tapi faktanya pria menakutkan itu masih saja mengikuti?

"Yaa satu tamparan harus pria itu rasakan" Andra dengan wajah sengaja di buat sangar tidak mudah terkalahkan melangkah mendekati.

Tapi terhenti ketika ada seorang wanita menubruk memeluk pria itu dari arah belakang.

Dan wanita itu.

"Nara" panggil Andra dengan nada pelan dan itu jelas tak terdengar.

"Jadi-jadi aku juga terlalu PD sama kaya Hazel, Pantas saja papa merasa aku sudah gila, ngomong nggak jelas, ternyata pria itu bukan tertuju padaku. dia kekasih baru Nara" Andra bahkan melihat kini pria itu mengecup mesra tangan Nara.

"Andra. Aku tidak menikmati festival lampion ini lagi, uhh disini nggak seru, nggak ada pria cupu yang bisa dikerjai, yang ada hanya pria-pria brengsek, mereka di kerjai bisa mampus lah kita di lawan balik. Ayo pulang saja" tiba-tiba Hazel menggandeng Andra menjauh dari dua orang sumber rasa penasarannya.

****

Andra sedang menunggu panggilan keberangkatan menuju rumah Leah yang memakan waktu 8 jam lamanya.
Di antara banyaknya calon penumpang yang sedang sabar menunggu ada salah satu penumpang yang baru datang. Lirikan matanya tertuju pada Andra yang sialnya mampu membuat gadis itu salah tingkah.

"Tenang Andra, pria itu bukan mengikutimu, dia pasti bersama Nara untuk kabur" Ah Andra sangat marah pada Karlo dan Nara walaupun begitu dia tidak punya hak untuk ikut campur urusan orang dewasa.

Aku akan bersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang