Bab 8

111 8 0
                                    

Sangat gampang bagi Bene mematuhi perintah karena Andreas adalah idolanya saat ini. sedangkan Jacob melihat Andra yang pasti keras kepala jadi percuma bertanya lagi--lebih baik melangkah pergi ikut menyusul Bene untuk diberikan pelajaran supaya jangan lagi mendekati gadis incarannya.

Dan Shanen yang ingin pergi menyusul Jacob mencari kesempatan tapi sayang sekali tangannya malah di tahan oleh Andreas.

"Apa yang ingin kamu bicarakan? Cepat aku mau kejar Jacob" Shanen bahkan meronta ingin lepas tapi Andreas semakin kuat memegang tangan Shanen.

"Kamu memecahkan bingkai lukisan, kacanya berhamburan, bereskan ulahmu itu kalau tidak aku bisa ketusuk pecahan kaca"

"Ya itu derita kamu" sahut Shanen masih menatap Jacob dan Bene yang sedang jalan beriringan.

"Kalau sedang bicara balaslah tatapan lawan bicaramu"

Andreas membalikan tubuh Shanen alhasil Shanen menatap wajah Andreas dengan perasaan yang sangat gugup karena wajahnya dengan wajah Andreas berjarak hanya seluas jari kelingking. Astaga semakin gugup ketika Andreas membawanya masuk kamar yang tadi tempat memata-matai Bene yaitu kamar Andreas. Sial tadi gadis cantik itu asal saja masuk ketika si pemilik kamar sedang menggunakan pakaian--Shanen malu hingga wajahnya memerah membayangkan tubuh kekar perkasa yang tercipta di depannya tadi.

Andra, gadis itu belum benar-benar masuk kamarnya, kakinya kembali turun satu langkah semakin melangkah menuju tempat yang di masuki Andreas dan Shanen.

"Sedang apa mereka? Kenapa pintunya ditutup?"

Andra mondar-mandir di depan pintu, Andra sempat masuk kamar tapi turun lagi, hatinya resah hingga satu jam pun berlalu.

"Sialan buka pintunya,? Rumah ini bukan tempat mesum buka pintunya Andreas" teriak Andra entah kenapa Andra menangis seperti istri yang sedang memergoki suaminya selingkuh.

"Andreas buka pintunya"

Andra terus saja menggedor pintu hingga keluarlah Shanen dengan tampilan acak-acakan. Melihat ada bekas ciuman di leher Shanen, Andra menjambak rambut Shanen dari arah belakang--tidak itu saja Andra menampar keras pipi Shanen.

"Murahan dasar murahan kamu" Wajar kan Andra memaki jelas ini termasuk rumahnya tapi seenaknya saja mereka berbuat tidak baik.

Andra mengamuk brutal saat Shanen bukannya malu dan minta maaf malah menampar balik. Andra ingin kembali menyerang lagi dan lagi namun dari arah belakang ada tangan yang memeluknya atau lebih tepatnya menghentikan aksinya untuk melukai Shanen.

"Lepasin Andreas brengsek, apa yang kalian lakukan nggak baik di lakukan sebelum menikah, bagaimana jika Shanen hamil?" Andra semakin kuat meronta-ronta walaupun masih dipeluk dari belakang oleh Andreas.

"Kamu Shanen bukanya kamu jatuh cinta pada Jacob tapi kenapa bisa kamu melakukannya dengan pria lain?"

"Aku khilaf, Andres yang mulai" adu Shanen biar kesannya dirinya habis dipaksa padahal sebenarnya suka sama suka.

"Jijik, kalian berdua menjijikkan" Andra kecewa sekali selama kenal dengan Shanen setahu Andra--Shanen terlihat sangat lugu ternyata Hazel yang terlihat bar-bar masih menjaga kehormatannya.

"Iya kami menjijikkan, kamu yang paling bersih" Shanen tak terima seakan paling kotor padahal di zaman sekarang hal seperti itu sudah biasa. Bahkan di luar sana para wanita lebih-lebih memberikan tubuhnya secara gratis tanpa peduli akibat yang akan di rasakan nanti.

"Jangan drama deh, masalahnya ini rumah Leah kalian sopan nggak?" Tanya Andra sambil membentak, hatinya di dalam sana resah bagaimana cara tanggung jawab terhadap mamanya nanti, sial sekali Andreas bukan hanya menyakiti hati Nara saja tapi sekarang hati Leah juga.

Aku akan bersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang