Bab 4

138 16 4
                                    

Andra terbangun ketika mendengar suara pintu terbuka, Upss syukurlah Leah orang itu. Seandainya yang membuka pintu Andreas pasti saat ini Andra akan melompat untuk menyerangnya. Toh pria itu tidak akan melukainya, seperti kemarin misalnya--Andra awalnya tidak ingin menyentuh pria itu karena kata Hazel menjijikkan bersentuhan dengan pria brengsek tapi kan Hazel disini tidak ada, jadi aman tidak mendengar ocehannya. lagian Andra perlu menyentuh si Andreas untuk menampar atau menendangnya jika sewaktu-waktu pria itu menampakkan jati dirinya.

"Masih mau melawan mama?" Ucap Leah dengan senyum lembutnya. Kasihan juga anak semata wayangnya, tapi kalau tidak di tegaskan? sampai kapan Andra akan patuh, Leah yakin awalnya terpaksa lama-lama Andra pasti terbiasa dengan segala titahnya.

"Mama jahat, Andra lebih suka hidup sama Papa, Nara, Anna dan Nora. walaupun Andra sering dengar papa marah-marah tapi Andra nggak merasa terancam"

Andra menarik nafas dalam-dalam ketika mengingat perjalan hidupnya. Kala itu usianya 5 tahun ketika Leah dan Karlo bercerai--setiap saat mereka selalu bertengkar begitu pun saat Karlo menikahi Nara, sama seperti pernikahan yang pertama Karlo juga berpisah dengan istrinya. Andra tidak gampang mengeluarkan emosinya--dalam situasi itu saja seharusnya Andra bersyukur daripada hidup di jalanan.

"Mama nggak jahat, ini demi kebaikan kamu sayang, mama kasihan kamu tinggal dengan Karlo, pria itu semakin miskin belum lagi ada kedua putrinya, jangan tambahin beban papamu"

"Mama nggak usah khawatir, Andra sudah lulus sekolah, sudah di terima kerja juga di toko bossnya Hazel jadi--"

"Nah ini yang bikin Mama lebih-lebih khawatir kamu bergaul sama si Hazel itu, semua wanita berlomba-lomba mencari pria kaya, tampan, populer, modis dan tampil berbakat tapi kalian cantik-cantik pilih yang norak, kampungan, kutu buku, pemalu, gagap atau bahkan miskin, Astaga otak kalian di taruh di mana?" Leah mengelus dada dengan selera rendah anaknya.

"Jangan salah. pria culun lebih setia, ngga macem-macem, penurut bisa di suruh-suruh, rata-rata dari mereka sifatnya baik, sabar dan lembut, mereka juga sangat tekun dalam mencapai tujuan" bela Andra sesuai fakta yang dia temukan, cowok seperti itu jauh lebih berkualitas.

"Banyak pria yang bukan tipe Andra dan Hazel malah mencari kesempatan mau memperkos--"

"Tergantung orangnya baik atau buruk jangan disama ratakan, berhentilah jadiin Hazel motivator" Leah lama-lama jadi kesal mendengar ungkapan putrinya yang ternyata sudah terjerumus terlalu dalam.

"Ya sudah mama mau kencan dulu, mau cari yang lebih kaya, supaya bisa beli-beli segala kebutuhan. mulai sekarang contoh mama" ucap Leah dengan semangat mengajari. tak bisa melihat cermin Leah merapikan penampilannya sebelum pergi hingga membuat Andra terheran-heran.

"Mama tunggu, mama kan sudah ada Andreas?"

"Ya, tapi Andreas miskin, dia menarik karena wajahnya saja"

"Kalau gitu usir dia ma" Yes Andra begitu senang mendengarnya.

"Nggak sayang, adanya Andreas disini bermanfaat kalau mama butuh kehangatan, dan juga dia bisa mama andalkan kalau sewaktu-waktu ada rentenir gila yang datang nagih hutang"

"Tapi mama--"

"Oh iya Andreas sedang masak, nanti dia datang bawain kamu makanan, ingat yang sopan, siapa tahu Andreas nanti jadi papamu haha" setelah mengatakan itu Leah keluar dan tak lupa mengunci pintu lagi, tak di biarkannya Andra memiliki kesempatan sedikit pun untuk kabur.

Ceklek. dan benar saja beberapa menit kemudian Andreas datang hingga membuat Andra sontak kaget, belum puas memberanikan diri,  belum sempat ganti baju, belum sempat cari senjata juga.

Aku akan bersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang