8. Menjelang pernikahan

679 55 2
                                    

Assalamualaikum
Jangan lupa vote and comment
Happy reading
Luvv
*****

Lima hari setelah lamaran telah terlewati, itu artinya dua hari lagi Shaka dan Xiera akan menikah. Xiera sudah izin kuliah untuk membantu mempersiapkan semuanya. Walaupun tidak ada resepsi, tetap saja mengurus berkas di KUA butuh proses. Shaka tetap menjalani aktivitasnya sebagai detektif sembari mengurus izin cutinya. Dan seperti hari ini, Shaka baru pulang kerumah ayah dan bundanya jam setengah 6 pagi. Misinya cukup berbahaya dan sulit untuk diselesaikan.

Shaka melihat semuanya sudah berkumpul dan duduk di ruang tamu termasuk Xiera.
"Assalamualaikum" ucap Shaka dan langsung mencium tangan kedua orang tuanya dan calon mertuanya.

"Shaka, memang baru pulang atau udah dari apartemen?" Tanya Syafira.

"Baru pulang bunda. Shaka langsung kesini" jawabnya. Syafira dan Azzam memandang iba anaknya, seperti kurang istirahat.

"Kasian banget anak bunda. Susah ya hari ini?"

"Nggak terlalu bun, cuma karena perjalanannya yang jauh. Kasusnya berhubungan dengan kantor luar kota. Jadi jam 22.30 wib tadi malam, Shaka sama tim berangkat ke sana."

Xiera yang sedari tadi menyimak saja merasa bingung dengan pekerjaan Shaka. Tetapi tidak dengan kedua orang tuanya. Mereka terlihat mengerti dengan apa yang di bahas oleh Shaka dan kedua orang tuanya. Shaka melihat wajah bingung Xiera.

"Kenapa?" Tanya Shaka pada Xiera. Mendengar pertanyaan Shaka padanya membuat Xiera tiba-tiba gugup. Pandangan tajam sekaligus teduh dari calon suaminya itu memang sukses membuat jantungnya maraton pagi ini tanpa olahraga.

"I-itu kak. Aku cuma bingung, kak Shaka kerja apa emangnya sampai baru pulang sepagi ini?" Tanya Xiera memberanikan diri.

"Kamu tidak suka dengan pekerjaan saya?" Shaka tidak menjawab tapi malah memberikan pertanyaan.

"Eh, kak bukan gitu maksudnya. Kakak bahkan mungkin kurang tidur, sering kena angin malam. Itu nggak bagus untuk kesehatan kak. Itu maksud aku" jawab Xiera. Syafira mendengar pertanyaan Shaka pada Xiera seperti itu segera mencubit pinggang anaknya.

"Kok malah nanya gitu sama calon istri? Niatnya baik lho" kata Syafira. Shaka meringis kesakitan dan memohon maaf pada bundanya.

"Iya-iya maaf bunda. Shaka nggak maksud kayak gitu kok" jawab Shaka sembari membenarkan posisi duduknya.

"Kalau tadi dia bilang nggak suka sama pekerjaan Shaka, mungkin Shaka akan berhenti dan kerja yang dia suka" lanjut Shaka membuat Xiera kaget dan salting.

"Ehem, romantis amat. Kemarin ayah bilang kamu jadi pengusaha aja nggak mau. Sekarang kalau calon istri yang minta bakal di pertimbangkan. Dasar bucin" kata Azzam. Semuanya tergelak mendengarnya.

"Bukan gitu ayah, Shaka mau calon istri Shaka nyaman dengan semua aktivitas Shaka. Jadinya nanti nggak ada salah paham nantinya." jelas Shaka. Xiera memandang bangga pada Shaka. Dia sangat beruntung bisa menjadi istri Shaka.

"Ooo gitu, sekarang jelasin pekerjaan kamu sama calon istri kamu. Jangan ada rahasia" kata Azzam pada anaknya. Shaka menghela napasnya, dia takut Xiera tak suka dengan pekerjaannya.

"Shaka mandi sebentar, nanti Shaka akan jelaskan semuanya" , lalu Shaka pamit ke kamar mandi dengan harapan semoga nanti Xiera mau menerima semua tentangnya.

Mr. AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang