22

5.2K 458 52
                                    

*TW : Blood, self harm, suicide*

ƧecretLove

Apa yang bisa mendeskripsikan Javiar saat ini hanyalah satu kata, hancur.

Seluruh jiwa raga Javiar saat ini sudah hancur, teramat hancur. Batinnya rusak bak diterjang badai besar yang meluluhlantakkan seisinya. Mengetahui bahwa orang yang paling ia sayangi, ia cintai, ia hormati, ia jaga sepenuh hatinya, tega membohonginya dengan sebuah fakta yang besar. Menutupi segala yang ingin Javiar ketahui selama ini.

Mengapa Tuhan membiarkan semua orang yang berada di dekatnya, tega melakukan hal yang menyakitkan baginya.

Kesalahan besar apa yang pernah Javiar lakukan di masalalu, hingga Tuhan berikan rasa sakit yang tiada hentinya sampai detik ini.

Jika dilihat perjalanan hidup Javiar dari awal ia lahir hingga saat ini sudah bernafas di dunia selama 17 tahun lamanya, tak pernah sekalipun Javiar menyakiti hati orang lain. Ia bahkan rela mengorbankan nyawanya sendiri untuk menyelamatkan orang tersebut agar tidak merasakan sakit. Tapi mengapa masih saja Javiar diberi hukuman yang begitu menyakitkan.

Javiar kini memandang kosong ke arah depan yang tertutupi oleh pepohonan dan dedaunan. Ia duduk disebuah sofa yang berdebu di dalam sebuah rumah kosong yang entah siapa pemiliknya.

Suara kicauan burung turut menghiasi pendengaran Javiar, karena rumah kosong itu berada di tengah-tengah sebuah hutan.

Entah bagaimana bisa Javiar menemukan rumah ini, tapi pemuda ini selalu pergi ke sini ketika ia ingin menyendiri. Keberadaan rumah ini pun tak ada seorang pun yang tahu. Maka dari itu, Javiar tak perlu khawatir akan ada yang menghampirinya di sini. Bahkan jika ia mati pun, mungkin tak akan ada yang bisa menemukan.

Sepintas pemikiran tentang mengakhiri hidupnya kembali hadir dalam benaknya. Setelah tiga tahun yang lalu ia pernah mempunyai pikiran yang sama, namun berhasil ia tepis dengan alasan sang bunda yang akan terpuruk jika ia tinggalkan.

Tapi apakah alasan itu masih bisa ia gunakan saat ini? Sepertinya, tidak. Javiar sudah tak lagi memikirkan alasan itu untuk kembali bertahan hidup, karena untuk apa ia bertahan hidup dengan alasan itu, sedangkan ibu kandungnya saja tega membohonginya.

Javiar tersenyum kecut memikirkannya. Ternyata pilihannya salah. Semua yang ia pikir baik untuk selamat dari rasa sakit, justru ternyata menjadi penyebab ia semakin terperosok ke dalam jurang kehancuran.

Tangannya kini mulai mengambil bungkusan nikotin dan membakar satu batang di dalamnya. Dihisapnya secara brutal tanpa ingin merasakan kenikmatan sebagaimana biasanya.

Sebenarnya ini sudah hampir batang rokok ke-10 Javiar dalam kurun waktu satu jam. Yang tentu saja ini sangatlah berbahaya. Namun apa pentingnya? Toh, tidak akan ada yang peduli jikalau ia mati karena sesak nafas akibat terlalu banyak asap rokok yang ia hisap.

Sedari tadi ponselnya tak berhenti mendapatkan berbagai pesan yang masuk dan bahkan ada beberapa panggilan dari orang-orang yang mencarinya, tapi ia hiraukan.

Sampai akhirnya kini, Javiar mulai mengambil ponsel tersebut dan membaca pesan sang bunda, orang yang kini sudah membuat Javiar teramat kecewa padanya.

Sampai akhirnya kini, Javiar mulai mengambil ponsel tersebut dan membaca pesan sang bunda, orang yang kini sudah membuat Javiar teramat kecewa padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✓Secret Love | Nomin-AU |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang