Setelah menunggu cukup lama, akhirnya yg ditunggu-tunggu datang juga. Saat mengetahui hal itu ia bergegas keluar rumah membukakan pintu untuk sang ayah yg sangat ia rindukan.
Enam bulan bukanlah waktu yang singkat,selama itu ia hanya bisa berkomunikasi menggunakan telepon itupun sangat jarang karena waktu yg berbeda.
Haruto membukakan pintu dengan sangat ceria " ayah.. " ucapnya dengan sangat bahagia yg tidak bisa disembunyikan, senyumannya yg lebar, matanya yg menyipit, dan sikapnya yg sangat lucu.
Didepan pintu sudah ada kris yg merentangkan tangan untuk dipeluk oleh sang anak " ayah sangat merindukan ruto" ucapnya dengan menggoyangkan tubuh kekanan dan kekiri sambil berpelukan
" Apa ruto sudah siap?" Tanyanya dengan memegang kedua pipi dan mengangkatnya untuk membuat haruto menatapnya
Haruto bahkan tidak mau melepaskan pelukannya, ia malah menyamankan kepalanya di dada bidang sang ayah
" Eh kenapa? Ruto nangis ya~" ejek sang ayah dengan tawanya yg membuat haruto semakin menangis lebih keras " ayah disini untuk melihat ruto tersenyum bukan menangis" bujuknya dengan mempererat pelukannya
" Hiks.. ruto sangat senang hiks .. bisa bertemu hiks.. dengan ayah " jawabnya yg masih menyembunyikan wajahnya di dada bidang sang ayah
" Ayah tau, karena ruto sudah menunjukkannya pada ayah" kris mengelus surai sang anak dengan penuh kasih sayang.
..
Di tempat lain lisa tengah asik berbelanja pakaian yg perlu dan yg tidak perlu, selagi uang masih ada ia akan membelanjakannya.
Rasanya sangat senang bisa belanja sepenuh hati tanpa harus takut kekurangan uang, " rasanya benar-benar beruntung memiliki suami kaya raya" gumamnya dengan melangkah menyusuri setiap tempat
" Sayang sekali aku hanya pergi sendiri" lirihnya " ah, tapi tidak apa-apa" lanjutny dengan riang seolah tidak mempunyai beban sama sekali
...
Setelah berhasil menghentikan tangis sang anak, akhirnya mereka pergi berjalan-jalan. " Ayah ruto ingin pergi membeli pakaian couple " pintanya
Kris menengok ke arah sang anak lalu memfokuskan kembali pandangannya ke arah depan. " Ruto mau baju couple ya? Apa ruto sudah punya pacar?" Goda kris dengan senyum anehnya
" Ish.. ruto g pernah pacaran, ruto pengen baju couple sama ayah" rajuknya, ia benar-benar kesal. Dasar ayah tidak peka menurutnya.
kris yg berhasil telah mengerjai haruto merasa sangat senang, jarang sekali melihat anaknya yg tengah merajuk. Benar-benar lucu batinnya
Beberapa menit telah terlewati, kini mereka berada di sebuah mall yg sangat besar dan terkenal. " Bagaimana?" Tanya kris
" Senang, walaupun tempat ini sudah sangat membosankan, tapi kalau dengan ayah ini sangat menyenangkan" jawaban itu mampu membuat hati seorang kris luluh.
Setelah beberapa jam menghabiskan waktu bersama, mulai dari berbelanja, memainkan game dan membeli makanan, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore.
Mereka sampai dikediaman megah milik haruto, haruto dengan senang menuruni mobil sang ayah setelahnya disusul oleh sang pemilik mobil.
" Ruto, ayah pergi dulu yah"
Haruto yg mendengar perkataan itu lantas memanyunkan bibirnya seperti bebek, menggemaskan " kenapa?" Tanyanya dengan mempertahankan wajah cemberutnya
" Nenek memarahi ayah karena tidak pulang kerumah dulu" jawabnya dengan kekehan ringan, tangannya mengusap lembut pipi sang anak " ayah janji besok ayah akan kesini lagi" sambungnya
Haruto yg mendengar alasan itupun lantas memeluk kris dengan erat " aku tunggu" jawabnya " tapi kenapa ayah tidak pulang kerumah dulu" haruto mendongakkan kepalanya ke atas untuk melihat kris dan hal itupun di balas balik oleh kris dengan menatap sang anak
" Karena ayah sangat merindukan ruto" lirihnya, ia mengecup singkat pucuk kepala haruto lalu mempererat pelukannya beberapa saat.
Kini mobil kris yg ditumpanginya sudah semakin jauh dan menghilang dari pandangannya, ia terus memperhatikan mobil itu sampai benar-benar tak terlihat.

KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILY
Fiksi RemajaHanya cerita ringan tentang haruto yang memiliki banyak ayah(っ˘з(˘⌣˘ ) Bagaimana keseharian seorang haruto lelaki tampan yg mempunyai ayah lebih dari satu? Bahagia? Tentu saja kenapa tidak. Dan apa kalian percaya jika ia bisa bersikap menggemaskan...