Happy reading 📖
”Tidak ada kenangan indah selain kisah yang menyakitkan.”
__takdirkematian__
Seorang wanita yang sedang duduk di kursi di teras rumahnya sambil meneguk secangkir teh hangat. Matanya terus saja menatap ke arah depan, entah apa yang ia pikirkan sekarang.
Tiba-tiba saja seorang anak laki-laki kecil datang menghampirinya dengan nafas terengah-engah.
”Ma, aku boleh minta uang nggak? mau beli jajan,” ucapnya pelan, laki-laki itu berdiri tepat di samping kursi ibunya.
”Uang-uang setiap hari kamu minta uang, apa kamu pikir aku ATM mu yang bisa kamu ambil uangnya setiap kamu butuhkan. Nggak ada uang, sana pergi!” Usir perempuan itu, ia menolak bahu anak itu dengan kasar.
”Aku nggak minta banyak, kok, Ma. Cuma minta lima ribu aja buat beli camilan.” Anak kecil itu masih kekeh dengan pendiriannya, ia tetap saja meminta uang. Toh, itu ibunya pikirnya.
”Sudah aku bilang nggak ada, nggak ada! Kamu pikir ayahmu meninggalkan banyak uang saat dia pergi? Nggak pernah. Sana pergi jangan ganggu aku.”
”Ma, aku lapar. Aku belum makan sejak tadi pagi.”
”Aku nggak peduli! Kalau lapar sana cari ayahmu untuk minta uang buat beli nasi.”
Wanita itu menatap anaknya tak suka, entah apa yang dilakukan anak kecil itu sehingga ia membencinya. Salahkah jika ia meminta uang sama ibunya? Jelas tidak. Lalu, kenapa ia harus marah?
”Aku katakan sekali lagi, dulu hidup aku nggak pernah kayak gini. Tapi semenjak kamu hadir di keluarga kami, kamu hanya datang membawa sial. Lihat saja sekarang, jangankan untuk membeli apa yang aku suka. Untuk makan sehari-hari aja susah.”
”Maaf, Ma. Aku sudah buat Mama hidup susah.”
Anak kecil itu yang tak lain adalah Aksalan, yang masih berusia tujuh tahun. Namun, ia harus mendapatkan keegoisan orang tuanya. Kata-kata yang tak seharusnya ia dengar diusianya yang masih kecil, tetapi ini ... sudahlah mungkin sudah nasibnya.
Vani yang selalu melampiaskan emosinya kepada Aksalan, bahkan wanita itu tidak memikirkan apa yang ia ucapkan barusan sangatlah berpengaruh besar terhadap anaknya. Jika ia memiliki masalah dengan suaminya, lantas kenapa anaknya yang menjadi korban pertengkaran mereka berdua? Sungguh egois!
Aksalan pergi dari pandangan ibunya, hendak pergi ke dapur untuk mencari sesuatu yang bisa ia makan. Setelah beberapa menit mencari, ia berhasil mendapatkan satu bungkus mie instan.
Bibirnya tersenyum senang, setidaknya ia masih bisa makan walaupun tidak sekenyang seperti makan nasi. Seusai memasak mie dengan seadanya, Aksalan ingin mengambil piring untuk menuangkan mie ke dalam sana.
Tangan kecilnya terus meraih piring di atas raknya yang lumayan tinggi, ia terus saja berjinjit agar bisa mendapatkan piring tersebut. Tangan kecilnya yang tidak memegang piring dengan hati-hati berhasil jatuh menjadi kepingan.
Tubuh Aksalan menegang, ia sangat takut ibunya akan memarahinya lagi. Kali ini sudah melakukan kesalahan walaupun tanpa sengaja. Dengan cepat ia membungkuk untuk mengambil pecahan tersebut agar Vani tidak mengetahuinya.
Sayangnya, takdir tidak bisa diubah malang tidak bisa dihindari. Sekarang Vani sudah berdiri tepat di depannya.
”Aksa! Apa yang kamu lakukan di dapur?!”
![](https://img.wattpad.com/cover/306818521-288-k123489.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonless Night
Random"Lo cantik, tapi sayangnya lo itu anak seorang pelacur!" Aisha gadis yang lahir tanpa adanya sebuah ikatan halal, yang menjadikannya ketergantungan dalam semua hal. Banyak yang tidak menyukainya hanya karna Aisha dianggap sebagai anak haram. Diasi...