”Jangan berharap kepadanya, dia cuma menghargai perasaanmu, karena dia tau kamu mencintainya. Definisi sakit bersamamu, tapi lebih sakit jika tidak ada kamu.”
Aisha Gantara Aileen
”Berapa kali gue bilang kalau gue itu nggak cinta sama lo! Ini bukan satu atau kedua kalinya, bahkan berkali-kali! Apa gue harus buat tulisan dijidat lo? Biar lo liat pas bercermin? Hah?!” teriak Aksalan kencang tepat di depan muka Aisha. Ia menekan jari telunjuknya di dahinya Aisha.
”Kalau kamu nggak cinta sama aku, kenapa dulu kamu ngajak aku pacaran? Kenapa harus capek-capek mengejar seseorang yang tidak kamu cintai?” tanya gadis itu lembut, menatap sang lawan bicaranya.
”Lo itu cuma bahan gabut gue doang! Lagian mana ada cowok yang suka sama cewek jelek, kek, lo! Nggak guna lagi!” Aksalan tersenyum devil, matanya menatap tajam Aisha.
”Lalu, kenapa dulu kamu bilang cinta sama aku? Apakah itu cuma obat penenang? Mana janji kamu dulu?” Tangisan Aisha akhirnya pecah, ia tidak sanggup menahan sakit di dadanya. Bisa-bisanya Aksalan mengatakan hal seperti itu.
”Gue bilang cinta sama lo itu cuma iseng doang dan lo dengan mudahnya percaya. Iya, lo tau? Lo itu sangat mudah dibohongin. Mana ada jaman sekarang bilang cinta benaran cinta. Dan satu lagi, janji itu cuma sebatas ucapan yang bisa diingkari kapan aja.”
Mencintai seseorang yang tidak mencintai kita memanglah sangat menyakitkan. Seperti halnya yang dirasakan oleh Aisha, gadis yang mencintai kekasihnya. Namun, sang kekasih hanya mengganggap cinta adalah candaan.
Terkadang seseorang sangat suka membuat janji. Akan tetapi, tidak pernah ditepati. Ia tidak tahu kalau seorang perempuan pantang mendengar janji, bahkan akan menangihnya setiap saat seperti anak kecil yang ingin dibelikan permen.
Makhluk yang berjenis wanita itu sangat cenderung dengan perasaan, ia tidak pernah memakai logika dalam hal cinta. Makanya tidak heran jika di luar sana banyak sekali korban percintaan.
”Tapi, aku cinta sama kamu. Kenapa kamu nggak ngehargain itu?” tanyanya lirih, jangan tanyakan lagi bagaimana wajahnya Aisha sekarang.
”Ngapain juga gue harus ngehargain perasaan orang yang nggak gue suka. Semakin sering lo katain cinta sama gue, semakin terlihat pula kalau lo itu cewek murahan yang suka ngejar-ngejar cowok!” Aksalan tertawa renyah saat mengatakan itu.
Apakah Aksalan memikirkan bagaimana perasaan Aisha? Oh, tentu saja tidak. Ia sama sekali tidak peduli apa yang dirasakan Aisha.
”Iya, mungkin aku terlihat murahan di mata kamu. Karena mencintai kamu. Tapi, apa kamu tau? Aku nggak akan pernah kayak gini jika bukan kamu duluan yang ngatain suka sama aku.”
”Gue nggak peduli! Bagi gue lo itu cuma virus yang merusak kenyamanan gue! Gue benci sama lo! Gue benci!”
Teriakan Aksalan membuat beberapa murid di taman sekolah melirik ke arah mereka berdua. Akan tetapi, Aksalan tidak peduli dengan tatapan mereka. Untungnya di taman tidak banyak murid.
”T--tapi ....”
”Pergi sana lo anjing! Gue muak sama semuanya setan!”
Kali ini benar-benar tidak tahan dengan perlakuannya Aksalan. Gadis itu pun pergi dari hadapan Aksalan. Langkahnya terhenti di depan pintu kelas, ia pun masuk. Kebetulan sekarang waktunya istirahat, jadi tidak akan ada murid yang melihat dirinya menangis.
”Kenapa mencintaimu itu begitu menyakitkan? Tidak bisakah kamu hargai sedikit perasaan aku?”
”Aku kira semakin hari lukanya semakin menghilang, nyatanya semakin hari lukanya cuma memudar. Aku tidak ingin mencintaimu lagi rasanya begitu menyakitkan, aku lelah ... lelah dengan semua kelakuanmu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonless Night
Random"Lo cantik, tapi sayangnya lo itu anak seorang pelacur!" Aisha gadis yang lahir tanpa adanya sebuah ikatan halal, yang menjadikannya ketergantungan dalam semua hal. Banyak yang tidak menyukainya hanya karna Aisha dianggap sebagai anak haram. Diasi...