”Aku selalu berharap setelah hujan adanya pelangi yang datang memberikan kebahagiaan, namun yang datang melainkan gemuruh yang menyakitkan.”
Aisha Gantara Aileen
”SEHARUSNYA LO ITU JADI CEWEK SADAR DIRI! LO ITU PENYAKITAN, NGGAK BERGUNA, NYUSAHIN ORANG LAIN, ANJING! ENTAH DOSA APA YANG GUE LAKUIN DI MASA LALU SAMPAI-SAMPAI BERTEMU SAMA CEWEK PENYAKITAN KAYAK LO!”
”AKU JUGA NGGAK MAU PUNYA PENYAKIT! AKU JUGA INGIN KAYAK ORANG LAIN HIDUP NORMAL TANPA NGERASAIN RASA SAKIT! APA KAMU TAU, AKSA? AKU LEBIH SAKIT JIKA AKU DIKATAIN KAMU DARI PADA RASA SAKIT YANG AKU ALAMI SELAMA INI! AKU MANUSIA, AKU JUGA PUNYA PERASAAN, AKSA!”
Hati Aisha benar-benar hancur saat Aksa menyalahkan dirinya karena penyakitan. Tidak semua orang menginginkan sakit, mereka sakit bukan karena kehendak sendiri melainkan sudah menjadi ketentuan Tuhan.
”SUDAH BERANI SEKARANG LO, YA!”
PLAK!
Suara tamparan keras dari Aksa begitu terdengar jelas di indra pendengarannya Aisha. Kepalanya terasa berdenyut kencang, matanya buram seketika. Namun, ia berusaha untuk menetralkan kembali penglihatannya.
”TAMPAR LAGI, AKSA! TAMPAR AKU SAMPAI KAMU BENAR-BENAR PUAS!”
”Gue udah berusaha sabar sama lo selama ini, tapi apa? lo terus aja ngelakuin hal yang sama. Gue muak sama lo, MUAK!”
”Seharusnya yang bilang kayak gitu aku Aksa, aku yang selalu sabar ngehadapin sikap kamu yang semena-mena sama aku. Berapa kali aku bilang jika hubungan ini terus kita lanjutkan, yang ada ngak ada akhirnya.” Suaranya kian mengecil, hati kecilnya benar tidak kuat dengan semuanya.
Aksa mendorong tubuh Aisha dengan keras ke dinding sehingga gadis itu meringis kesakitan. Tangan kirinya mengunci pergerakan Aisha, tidak membiarkan gadis itu bergerak sedikitpun.
Aisha masih terisak, ia tidak berani memberontak. Matanya terus saja menatap manik Aksalan yang menatapnya dengan penuh kemarahan. Emosinya benar-benar sudah menguasainya saat ini.
Tangan kanan Aksa perlahan turun ke bawah, berhenti di saku celananya. Ia merogoh sesuatu di dalam sana yang terdapat benda kecil. Terlihat ia mengeluarkan belati kecil dengan mata yang begitu tajam. Aisha menelan salivanya secara kasar, tubuhnya sudah gemetaran dan keringat dingin yang mulai bercucuran.
”A--apa yang mau kamu lakukan?” tanya Aisha dengan suara terbata-bata.
Aksa tidak menjawab, ia menatap benda itu dengan bibir yang menyeringai tipis.
”Apa lo tau apa yang gue pegang ini?” Aksa bertanya begitu santai.
Gadis cantik itu tidak menjawab, pikirannya terus mengatakan kalau dia harus melawan sekalipun berakhir kematian. Ia terus saja melawan agar bisa terlepas dari pegangan tangan Aksa yang begitu kuat. Namun, nihil, tenaga Aksa lebih kuat dibandingkan dirinya.
”Lepasin aku, Aksa! Aku mau pulang!” tegasnya.
”APA LO BENAR-BENAR INGIN PUTUS DARI GUE?!”
”JAWAB GUE, JAWAB GUE BANGSAT! APA PERLU GUE ULANGIN KATA-KATA GUE? HAH?!” Aksa tidak tahan dengan orang yang menjawab pertanyaannya begitu lama, itu sungguh menguji kesabarannya.
”Iya, aku ingin putus!”
Aksalan menodongkan belati tepat di leher jenjang milik gadis itu membuat gadis itu berhenti memberontak. Darahnya seakan-akan berhenti seketika begitu juga dengan detak jantungnya.
Air matanya kembali mengalir membasahi pipi chubbynya, jangan tanyakan lagi bagaimana perasaan Aisha sekarang.
”Katakan sekali lagi, apa yang lo mau sekarang? Masih ingin putus atau mempertahankan hubungan ini?” tanya Aksalan dengan suara yang mulai menurun drastis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Moonless Night
De Todo"Lo cantik, tapi sayangnya lo itu anak seorang pelacur!" Aisha gadis yang lahir tanpa adanya sebuah ikatan halal, yang menjadikannya ketergantungan dalam semua hal. Banyak yang tidak menyukainya hanya karna Aisha dianggap sebagai anak haram. Diasi...