"Indah jangan banyak banyak nanti juga kita bakal di kasih makan sama sekolah kok" flora mencegah indah yang akan memasukan berbagai jenis ciki cikian
"Tapi atin tuh suka banget ngemil"
"Yang bikin perut kenyang aja ndah, cikinya ga sebanyak itu juga" kekeh flora karena indah membawa jenis makanan ringan dengan jumlah seperti akan membuka toko grosir
Indah tersenyum malu ia menaruh kembali sebagian dan membawanya sebagian benar juga yang flora katakan karena akan hanya memenuhi tas mereka
"Flo kapan ya mereka semua akur pusing banget liat mereka berantem terus" celetuk indah tiba tiba flora yang sedang mendorong troli menoleh terkejut
"Kalo itu rahasia yang ga pernah kita tau jawabannya, kalo harus gue jujur dulu ara pernah rencanain buat ngerjain Marsha tapi gatau kenapa dia tiba tiba batalin gitu aja" flora menyambar sebungkus kue klik
"Oh ya? Emang ara se gasuka itu ya sama marsha?"
"Awalnya iya sekarang juga mungkin masih sama denger nama marsha aja moodnya langsung berubah"
"Lah marsha juga sama sih suka badmood kalo udah menyangkut ara"
Keduanya sama sama terkekeh kecil bagaimana mereka selalu bertengkar karena di sebabkan oleh hal hal kecil sebetulnya sesuatu yang lucu juga menegangkan disaat bersamaan karena tidak ada candaan di dalamnya
"Berdoa aja semoga mereka cepet akur kaya kita" ucap flora tersenyum tipis
"Udah yu kita lanjut masih banyak ga sih?" Tembal indah sedikit gugup meninggalkan flora di tempatnya
***
Marsha menjinjing dua keresek di tangannya ia menggeleng tak percaya melihat ara berjalan di depan sana tanpa rasa iba sedikitpun membiarkannya membawa sendiri barang barang yang mereka beli untuk kebutuhan kelompok mereka, Marsha menurunkan kedua kresek yang ia jinjing telapak tangannya sudah memerah
"ARA!" Panggil Marsha sedikit berteriak membuat Ara yang sedang mengemut permen kakinya membalikan badan
"Gapunya otak lo!" Teriak Marsha lagi dengan nafas yang naik turun
Ara dengan santai berjalan menghampiri Marsha lalu berdiri di hadapannya ia mengedarkan pandangannya karena banyak orang sekitar yang melihat ke arah mereka dengan tatapan julid
"Sha ini tempat umum gausah teriak teriak!"
"Ya lo mikir! gaada gentle gentle nya jadi orang pantesan gaada yang suka sama lo!"
"Sembarangan kalo ngomong, asal lo tau satu sekolah pernah ngejar gue!" Marsha langsung saja berlagak akan muntah
"Itu pasti karna lo punya hutang sama mereka!"
"Yang ada mereka yang punya hutang sama gue!"
"Gausah banyak omong liat bawa tuh semua!" Tunjuk marsha pada kedua kresek yang berada di dekatnya
Setelah berucap seperti itu Marsha melangkahkan kakinya terlebih dahulu menuju parkiran ara menggeleng langsung saja ia membawa barang yang Marsha tinggalkan sembari tersenyum puas menatap punggung Marsha yang kian menjauh
Ara melirik marsha yang sibuk dengan ponselnya beberapa kali ia juga sempat tersenyum kecil entah apa yang ia lihat tetapi kedua jarinya asik berselancar di layar kaca yang ia pegang
"Ra" panggil marsha sedikit ragu ara hanya menaikan kedua alisnya seakan berkata ada apa
"Emmmm gue boleh nanya gak sama lo?"
"Satu pertanyaan seratus ribu!" Marsha memutar bola matanya jengah
"Serius raaaaaaa!"
"Nanya apa?" Marsha sedikit mendengus mendengar jawaban singkat ara