"darimana ka ko baru sampe rumah?" Christy berpindah tempat mendekati Marsha yang baru saja mendudukan dirinya di atas sofa lalu menyodorkannya segelas es teh manis yang baru saja ia buat
"Abis main dulu tadi sekalian cari buku" jawabnya melirik ke arah Christy dengan hembusan nafas pelan
"Sama ka theo?" Marsha mengangguk memejamkan matanya dan menyandarkan tubuhnya sekedar beristirahat sejenak
"Tadi kamu pulang sama siapa kaka lupa kabarin supir buat jemput kamu" ucap Marsha masih dengan posisinya memejamkan matanya sendiri
"Sama kakanya yori, ka ara" Marsha membuka matanya lalu menatap Christy sejenak yang meneguk minumannya
"Kenapa ka?" Tanyanya saat melihat reaksi Marsha buru buru Marsha menggeleng kembali ke posisinya semula menatap langit langit rumahnya
"Anak anak ayo makan malem dady udah beliin kalian makanan!" Vine berseru meletakan plastik makanan yang baru saja ia beli dijalan tadi lalu menyiapkan alat alat makan untuk mereka semua
"Loh kamu baru pulang?" Tanyanya melihat Marsha masih memakai seragam sekolah
"Iya dad marsha ke atas dulu" Marsha beranjak dari duduknya dengan lesu ternyata memaksa diri untuk terlihat nyaman di hubungannya dengan Theo cukup menguras energi
"Oke jangan lama kita tunggu kamu" jawab Vine seraya masih menyiapkan alat alat makan mereka
Christy juga beranjak ia menarik salah satu meja makan dan mendudukinya matanya berbinar melihat martabak manis yang di bawa ayahnya sudah lama ia tak memakan makanan khas Indonesia ini tanpa berbasa basi ia mencomot dan memakannya
"Gimana kondisi kamu baikan? Udah ga sesek lagi?" Christy mengangguk semangat
"Jauh lebih baik dad obatnya juga udah abis" Vine tersenyum lebar mendengarnya ia juga menggeleng melihat wajah Christy yang dipenuhi dengan coklat
Di komplek lain yang lumayan tidak jauh dari rumah Marsha Shanju berdiri menatap kulkas miliknya persediaannya mulai menipis ia jadi bingung memasak apa untuk makan malam mereka malam ini Shanju memutuskan untuk menaiki tangga berjalan menuju kamar sulungnya
"Things that you do are what remaind me why i feel for u and when we apart and i missing you i close my eyes all i see is youuu"
Cklek
"Ra" Ara otomatis menghentikan senandungnya di depan PC kesayangannya lalu menoleh pada Shanju yang memunculkan setengah badannya disana
"Kenapa bun?"
"Ayo anter bunda belanja kulkas udah mulai kosong kosong tuh" Ara menggigit bibir bawahnya melihat game yang ia mainkan masih hampir selesai
"Kalo kamu nolak pc nya yang bunda jual!"
"Ehhh iya iya iya ini mau ganti baju dulu" Ara langsung beranjak melompat ke arah lemarinya
"Cepet bunda tunggu di bawah!" Ucapnya lalu menutup pintu kamar Ara
Setelah perginya Shanju Ara sedikit mendengus ia menatap layar pcnya nanar sehabis ini mungkin ranknya akan kembali turun tetapi tak lebih buruk jika ia harus menyaksikan benda kesayangannya ini di jual oleh Shanju
"Bun ayah kemana sih udah seminggu ga pulang ga kaya biasannya paling lama juga tiga hari"
Ara menuruni anak tangga lalu berjalan ke arah meja makan mendudukan dirinya disana menatap Shanju yang terlihat sibuk melihat satu per satu dan mencatat apa saja yang harus ia beli
"Ayah kamu dibandung nenek sakit udah seminggu yang lalu" Ara membelalakan matanya sedikit tak percaya
"Loh ko baru ngasih tau ara?!" Ucap Ara kesal sedikit tak terima neneknya jatuh sakit tapi ia tak tahu apapun