*6 Sky Falling down

152 19 0
                                    

"Aku tidak  menempatkan perasaanku pada orang yang salah hanya waktu saja yang salah"

"Bagaimana menurutmu bukankah Sofia adalah putri yang manis?" tanya Raja Edward sambil menyeduh teh aroma bunga crysan favoritnya.

Margley hanya membalasnya dengan senyuman manis saat ini ia memang masih belum memikirkan mengenai pernikahan mengurus kerajaan saja rasanya sudah sangat melelahkan tapi ia sudah berjanji pada ayahnya.

"By the way Dad apakah aku layak menjadi raja Green Kingdom? Tanya Margley

Sebenarnya ia sedang berusaha mengalihkan pembicaraan mengenai pernikahan yang membosankan Raja Edward selalu membahasnya sejak dia siuman tepat dua minggu yang lalu Ya.. Sofia selalu saja nama itu yang akan keluar paling awal dari mulut Ayahnya.

Raja Edward tergelak mendengar pertanyaan putra sulungnya itu bagaimana bisa seseorang yang sudah memiliki takdir menjadi seorang raja bahkan sejak ia didalam rahim Ratu Liliya melontarkan pertanyaan serandom itu, apa lagi kemakmuran kerajaan dan rakyat selama ini tak lain juga kerja keras putra mahkota Margley.

Raja Edward kemudian meletakkan cangkirnya diatas alas dan menaruhnya diatas meja benturan antara cangkir dan alasnya menimbulkan atensi Margley yang membuatnya menelanan tegukan terakhirnya terasa sedikit berat.

Suasana tiba-tiba berubah sedikit canggung Margley cemas jika pertanyaannya yang tadi akan menyinggung perasaan ayahnya alih-alih naik pitam atau semacamnya Raja Edward justru tertawa lepas mendengar pertanyaannya. 

"Hahahahah.... Nak dengar! Tak ada satupun manusia yang layak nak, kualitas dirimulah yang menentukan apakah kau layak atau tidak bahkan pelayan kerajaanpun bisa menjadi raja jika mempunyai kualitas, tapi ini adalah hukum kerajaan hanya keluarga bangsawan dan putra pertamalah yang mempunyai hak penuh atas tahta kerajaan".

Raja Edward merubah posisi duduknya kini ia sudah disamping Margley sambil menepuk pundak putranya terkadang pertanyaan Margley ini tidak jauh beda dengan pertanyaan Jisy sama-sama nggak masuk dinalar yah, namanya juga adik kakak sedikit banyaknya pasti ada kemiripannya meskipun nol koma sekian persen.

~~~ ******* ~~~

Ruangan dengan dinding aksen dominan berwarna kuning disudut kamar terdapat beberapa lukisan langit malam, kupu-kupu dan bunga Lily dan yang paling menarik perhatian adalah sebuah lukisan yang tampak belum selesai kanvaspun masih terlihat berdiri kokoh pada peyangganya sebuah lukisan mata yang menarik perhatian Haven.

"Apaan sih mata doang eh tapi kok cantik? Fix sih ini pasti mata gue" geming Haven dengan nada kepedean.

"Pergi ah ntar kalo yang punya sarang dateng bisa diamuk gue"

Acara makan malam kerajaan sedikit lebih mewah telah disiapkan semua makanan favorit para pangeran telah dihidangkan oleh para pelayan Haven sedikit menaruh curiga tidak biasanya makan malam dengan menu kerajaan lengkap seperti kali ini biasanya hal semacam ini hanya dilakukan jika ada perayaan besar.

"Tumben" menggelengkan kepalanya, ia masih memikirkannya sambil melihat tumpukan makanan lezat yang sudah tertata rapi diatas meja

"Tumben apanya?" Tanya Jein yang tiba-tiba sudah berada disampingnya

"Hah..Heh!! bisa nggak sih lo kalau dateng itu permisi dulu atau aba-aba dulu kek nih..jantung gue kalau bukan buatan Tuhan udah ngehang dari tadi TUAN MUDA JENDRAL JEIN YANG TERHORMAT!" Haven kaget dengan kedatangan Jein secara tiba-tiba

7 Pangeran Rasi Bintang ( Regulus Ursa Major )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang