*5 Redupnya Bintang ke 2

174 18 0
                                    

Dikamar kerajaan ruang tempat raja Edward terbaring lemah dengan berbagai obat diatas nakas berdampingan dengan bunga mawar putih favoritnya. Sebuah foto berukuran besar menampakkan gambar senyum abadi Raja Edward, Ratu Liliya, Putra Mahkota Margley, Pangeran ke 2 Rendon, Pangeran ke 3 Jein, Pangeran ke 4 Haven, Pangeran ke 5 Naigel, Pangeran ke 6 Cerlo, dan senyum yang paling ceria tanpa beban dan dosa diantara mereka semua adalah si bungsu Pangeran ke 7 Jisy foto itu menarik perhatian Naigel yang selalu setia merawat ayahnya.

"Bagaimana keadaan ayah?" Tanya Jein pada pangeran Nana

"Masih sama tak ada perubahan" sambil melepaskan stetoskop dari telinganya, pangeran kita yang satu ini adalah mahasiswa kedokteran yang sebentar lagi akan melaksanakan KOAS nya tahapan pendidikan profesi yang dijalani dirumah sakit sebagai dokter muda.

"Ayah..aku kemari sebagai putra ayah, bukan pangeran ataupun putra mahkota jika ayah sadar nanti Margley janji akan menuruti semua keinginan ayah tapi ayah juga janji akan siuman ya..?" Dengan menggenggam tangan kanan ayahnya tak luput pandangan nanar yang menyertainya susana tiba-tiba berubah menjadi haru keenam adiknya hanya terdiam melihat kakak pertamanya yang sejak lama memendam beban semuanya sendiri tanggung jawab sebagai putra pertama ternyata tidaklah mudah karena Raja Edwardlah satu-satunya rumah bagi Margley untuk pulang .

"Kakak aku kangen ayah" Jisy membalikkan badannya menyembunyikan air matanya

"Kenapa hmm?" tanya Haven

"Udah sini sama kakak Ayah nggak apa-apa kok kamu jangan kayak gini ayah pasti sedih dek"

"aku takut ayah kenapa-napa kak"

Jisy menumpahkan air matanya didekapan kakak keempatnya kali ini ia tidak peduli meskipun semua orang akan menyebutnya laki-laki cengeng dan lemah menangis adalah sebuah wujud perasaan ia merasa bisa mengekspresikan perasaannya tanpa harus pura-pura kuat yang sebenarnya hancur lebur didalam.

Tak apa sedikit menangis jika itu bisa membuat lebih baik karena perasaan sedih dan sebuah tangisan akan selalu hadir beriringan tak mengenal apakah dia laki-laki atau perempuan jangan ditahan sesekali kamu boleh menumpahkan semua.

~~~~ ******* ~~~~

The Antariksa Castil Rooms sebuah ruangan aula dengan dominasi warna emas dan merah dengan desain klasik tak lupa motif langit dan bayangan galaksi menghiasi langit-langit aula Raja Edward sendirilah yang mendesain ruangan tersebut untuk ketujuh putranya yang diperuntukan bagi keluarga kerajaan ruangan ini dijadikan sebagai tempat berkumpulnya ke tujuh pangeran entah itu untuk membahahas masalah kerajaan, atau hanya sekedar bersenda gurau membahas kerandoman pangeran ke 7 mengenai pohon yang yang bisa berbicara ataupun kasus besar seperti "ada berapa jumlah bokong sebenarnya?"

UDAH GANTENG PANGERAN LAGI KENAPA YANG DIBAHAS HARUS BOKONG SIH?"

"Jisy punya cita-cita?" Tanya Putra Mahkota Margley

Jisy langsung tergelak meletakkan handphonenya yang sedari tadi sibuk push rank rasanya tiba-tiba ia ingin menjadi molekul terkecil yang berterbangan diudara semua mata kini tertuju padanya berharap mendapatkan jawaban yang masuk akal akan keluar dari mulut adik bungsunya itu.

"hemmmm aku hemmm itu?" sambil mengorek hidungnya

"Jangan bilang mau jadi karakter anime gue geblek beneran lo" ancam pangeran Rendon

"Bukan, dia mau jadi penerjemah semua tumbuhan yang ada didunia katanya?" sahut pangeran Nana

"Udah sini latihan militer sama gue aja biar ada yang megangin apel pas lgue latihan memanah" dengan ringan tangan Jein menarik lengan kanan Jisy dan mengapit kepala adiknya itu dilengannya yang besar dan penuh dengan otot.

7 Pangeran Rasi Bintang ( Regulus Ursa Major )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang