7. Negeri dengan Ilmu Sihir

262 54 3
                                    

Pelarian mereka masih berlanjut, terbongkarnya kekuatan rahasia Marvin membuat keduanya semakin bersemangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pelarian mereka masih berlanjut, terbongkarnya kekuatan rahasia Marvin membuat keduanya semakin bersemangat. Mereka saling percaya untuk menghadapi semua rintangan. Siang dan malam mereka lalui, samudera yang sangat luas, hutan liar yang tak satu Negeri pun kuasai, semuanya terlihat jelas dari atas.  Meskipun terbang adalah kekuatan alami mereka, tetap saja yang namanya seorang manusia bisa merasakan lelah. Begitu senangnya saat lelah itu terbayar ketika mereka sampai di depan gerbang negeri tengah. Negeri yang terkenal dengan ilmu sihirnya dan kemampuan yang begitu unggul.

Negeri Demiland, begitulah orang-orang menyebutnya. Daratan luas yang memiliki masa lalu dengan daratan api timur. Gerbang besi yang kokoh menjulang tinggi, dengan ukiran kuno menyambut kedatangan Marvin dan Ethan. Mereka berdua memastikan keadaan bahwa tidak ada bahaya mengancam, sebab di atas tembok perbatasan terdapat pasukan penjaga dengan jubah merah maroon dan sebuah tongkat sihir di tangan mereka masing-masing.

Beruntung dengan kekuatan ilusi Marvin, mereka seolah melihat keduanya hanyalah seekor lebah. Marvin tak lagi ragu untuk menggunakan kekuatannya, dia merasa bebas setelah temannya mengetahui fakta itu. Dengan perasaan tenang, mereka berdua terbang melewati tembok besar perbatasan.

Binar takjub terlihat tatkala memasuki wilayah Demiland. Tempat tinggalnya begitu rapi dan modern. Banyak kendaraan lalu-lalang, gedung tinggi menembus awan, mobil yang melayang di udara. Negeri ini benar-benar maju, sangat jauh berbeda dengan negeri lainnya. Bisa dibilang Demiland pemilik segalanya. Selain negerinya yang maju, penduduknya berpendidikan dan menguasai kekuatan dasar setiap negara. Meskipun begitu, sihir tetaplah kekuatan mereka yang nomor satu.

Dari atas, terlihat sebuah gedung besar dengan nuansa kuno berdiri kokoh. Banyak anak-anak berbaris di lapangan dengan sapu di tangan mereka. Mereka saling berhadapan dengan seorang wanita dan pemuda yang terlihat seumuran dengan anak lainnya, berdiri di tengah-tengah.

"Mereka akan belajar menggunakan sapu terbang?" tanya Ethan. Anak itu menatap penasaran setiap hal yang mereka lakukan.

"Ayo kita lihat, seberapa jago mereka terbang," ujar Marvin pergi mendahului Ethan. Anak itu tahu, jika temannya sedang menyombongkan diri dan membandingkan kemampuannya dengan murid-murid negeri serba bisa ini. Tidak heran juga mengapa negeri Demiland disebut seperti itu, hamparan tanah yang terletak di tengah berbagai Negeri itu memiliki beberapa darah campuran dengan Negeri lain, meskipun dulunya Demiland termasuk Westfire.

Marvin dan Ethan berdiri di dekat pohon sekaligus untuk meneduh karena matahari cukup terik. Yang lebih tua melipat tangan di depan dada, sedangkan Ethan menatap kagum murid-murid berjubah merah maroon itu terbang, tetapi pandangan mereka berdua teralih pada suara yang cukup keras.

"Hei, kenapa tidak terbang? Semua temanmu sudah mulai sejak tadi," tegur wanita dengan dress ungu gelap dan jubah merah maroon dengan hiasan bunga warna emas.

Anak yang ditegur itu terus melompat  dan bergumam kecil. "Ayo, terbanglah."

Wanita yang menjabat sebagai guru itu hanya memutar bola matanya, begitu juga dengan pemuda di belakangnya. "Haven, sudah berkali-kali kau gagal terus dalam tes. Lalu bagaimana aku harus memberikan nilai? Apa kau mau dikeluarkan dari sekolah?"

The Guardians  [ENHYPEN & TXT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang