19. Alam Pikiran Jake pt.2

128 41 9
                                    

Kota ini tidak asing, tentu dia pernah mengunjungi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kota ini tidak asing, tentu dia pernah mengunjungi. Mungkin untuk keduakalinya, namun dalam waktu yang berbeda. Suasana tampak tenang, orang-orang dengan rambut merah dan mata hijaunya beraktifitas seperti biasa. Tidak ada yang aneh, bahkan Aland berdiri pun mereka tidak menegurnya. Bukan bermaksud lain, tetapi diakan bukan warga Demiland.

Casper sudah berubah menjadi tikus putih kecil dan bersembunyi di tas Aland, agar pemuda itu juga tidak terlalu repot.

Aland berjalan menelusuri kota yang ia tak tahu namanya. Yang jelas orang-orang tampak sibuk dan terburu-buru, mungkin akan berangkat bekerja. Hingga ia melihat dua anak kecil berlari ke arahnya. Anak laki-laki yang dikejar terus memandang ke dapan dengan tawanya. Mata itu seolah tak melihat Aland yang berdiri di depannya, apakah anak itu tidak berpikir jika dia bisa saja menabrak Aland?

Aland terlonjak. Tubuhnya tidak merasakan apapun, hanya sedikit getaran. Anak-anak itu, mereka menembus tubuh Aland bagai angin.

"Apa aku sudah mati, ya? Kenapa mereka tak bisa melihatku," ujar Aland sedikit takut. Andaikan saja Kay memberi tahunya bahwa ia tak akan terlihat, sebab dirinya sekarang adalah sebuah jiwa tanpa raga.

Aland segera menghampiri seorang nenek yang berjalan. Tangannya melambai di depan wajah wanita tua itu. "Permisi nek, apa kau bisa melihatku?"

"Paman, apa kau bisa melihatku?"

"Hei bocah, kau bisa melihatku tidak?"

Hampir orang yang melewatinya mendapatkan pertanyaan yang sama, namun jawaban yang ia dapat hanya kebisuan. Aland diam sejenak, memikirkan hal yang mungkin mustahil. "Jika aku memang benar tak terlihat, maka aku bebas melakukan apapun." Aland berseru senang. "Yes!"

"Oh iya, aku hampir lupa. Aku akan mencari tahu kenapa Kay bisa ada dalam ingatan Jake."

Satu langkah ia gapai, suara teriakan melengking menusuk telinganya. Sontak tubuh tegap itu berputar dan melihat orang-orang yang mulai berkerumun. Beberapa orang di sekitar Aland ikut menghampiri suara itu, ada dari mereka yang berlari sampai menembus tubuh Aland.

Rasa penasarannya yang tinggi membuat kakinya melangkah ke arah kerumunan. Tubuh itu menembus orang-orang yang melingkar dan saling berdesakan. Langkah itu terhenti dengan pandangan tercengang. Dia terkejut, mulutnya terbuka sedikit sungguh tak bisa berkata-kata.

Orang-orang berteriak, mencaci maki bahkan melempar batu pada Kay dan orang dalam pelukannya.

"Pergi dari sini dasar monster!"

"Berani sekali kau menginjakkan kaki kotormu di negeri suci kami!"

"Binatang macam apa yang berani masuk ke Demiland?!"

Gerakan cepat Aland berdiri di depan Kay sebagai tameng, berteriak marah ke pada orang-orang yang terus melemparkan batu. Bagaikan bermimpi tanpa usaha, semuanya sia-sia. Aland tak bisa melindungi Kay, sebab batu-batu itu menembus tubuhnya.

The Guardians  [ENHYPEN & TXT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang