8. Haven

250 50 2
                                    

Rambut merahnya menyibak ke belakang, langkah kakinya lebar dan cepat, mata hijaunya terus tertuju pada hewan kecil yang terbang menjauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rambut merahnya menyibak ke belakang, langkah kakinya lebar dan cepat, mata hijaunya terus tertuju pada hewan kecil yang terbang menjauh. Haven bertekad untuk menangkap dua ekor lebah yang bisa ia tebak mereka adalah penyusup. Ilmu ilustrasi, memang benar wujud mereka berbeda, tetapi bayangannya tak bisa membohongi. Haven tidak bodoh untuk hal itu, segagal apapun dia, dirinya masih membaca buku dan memiliki ilmu. Mungkin bisa saja ia lebih hebat dari murid yang lain, bahkan Jake?

"Kenapa dia terus mengikuti kita?" tanya Ethan dengan raut bingung. Marvin menggeleng, dia juga ikut panik. Sempat dalam hatinya bertanya, apakah ilustrasinya tak bekerja pada anak bernama Haven itu?

"Tunggu dulu." Marvin memalingkan wajahnya ke sekitar, mencari sesuatu yang menyebabkan mereka dikejar. Sontak matanya membeliak saat melihat bayangan hitam dirinya dan Ethan.

"Aku baru sadar, bayangan kita terlihat." Ethan ikut terkejut. "Lalu kita harus bagaimana?" tanya Ethan.

"Terbang lebih cepat dan tinggi." Marvin mendongak dan menambah laju terbangnya dengan sesekali menengok ke arah bawah. Haven yang merasa jika kedua lebah itu sadar jika dia mengejar, lantas menodongkan tongkat sihirnya. "Berhenti kalian penyusup!"

Ctak!

Mantra berhasil diucapkan, tongkatnya mengarah tepat pada sasaran. Tak menunggu waktu lama, kedua lebah yang menjadi targetnya terjatuh, ilusi yang Marvin buat menghilang. Suara gebrakan terdengar jelas, pasti punggung mereka berdua sangat sakit.

Haven menarik langkah, berdiri tepat di depan lebah jadi-jadian itu. Tongkat sihirnya ia rentangkan seperti pedang di depan musuh. Marvin dan Ethan mendesis sakit saat mencoba untuk bangkit, punggung mereka terasa nyeri.

"Siapa kalian? Kenapa bisa masuk ke sekolah Dewitch?!"

Marvin mengangkat kedua tangannya seperti orang terpojok. "Tenang, kami tidak ada maksud jahat."

"Lalu apa? Cepat katakan intinya!"

"Dengar baik-baik dan jangan melontarkan mantra pada kami," ujar Marvin menahan ujung tongkat sihir Haven, anak itu melirik mereka berdua sari atas ke bawah. Haven memperhatikan dengan lamat penampilan mereka, tetapi ada satu titik yang membuatnya terkejut. Haven menyembunyikan rasa terkejutnya, ia melihat ada cahaya berpendar dari leher mereka. Sama seperti saat dia bertemu Jake pertama kali.

"Tujuan kami ke mari adalah untuk mencari adikku yang hilang karena diculik kelompok penjahat rahasia." Melihat reaksi Haven yang tertarik dengan alasannya, Marvin menggunakan kesempatan itu untuk berbicara lebih santai. "Aku tahu, kelompok itu pasti sudah mulai menyebar di negeri Demiland ini. Aku dan temanku ingin mencari mereka, dengan begitu kami bisa memusnahkan mereka."

Haven termangu, jika kedua orang asing itu sampai datang ke Negeri lain, berarti kelompok penjahat rahasia ini sudah membuat banyak kasus dan kemungkinan sudah menyebar luas. "Kalian berasal dari negeri mana?"

The Guardians  [ENHYPEN & TXT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang