14. Ajakan Mendadak

148 44 3
                                    

Hari berubah malam, suara burung hantu mengalun bagai lagu, menemani gelapnya langit dengan rembulan dan kawannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari berubah malam, suara burung hantu mengalun bagai lagu, menemani gelapnya langit dengan rembulan dan kawannya. Keduabelas orang di dalam gua masih berdiam diri dengan yang saling dekat saja, meskipun mengetahui nama, bukan berarti mereka sudah saling kenal dan akrab.

Tidak banyak makanan yang mereka miliki, hanya beberapa dari mereka yang membawa ransel, dengan adil dibagi sama rata. Ya, untuk mengganjal rasa lapar malam ini.

Marvin mengunyah apel yang sebagian sudah sedikit membusuk dengan malas. Jelas saja dia terpaksa memakannya, daripada menahan lapar yang nantinya bisa membuat dirinya gila.

"Kau masih memikirkan adikmu?" tanya Ethan menelan kunyahan buah jambu terakhirnya.

Marvin yang melamun tersentak, ia segera menegakkan punggungnya dan menggeleng. "Tidak."

"Kau yakin? Sepanjang jalan yang sudah dilalui, aku merasa tidak ada semangat dalam dirimu." Ethan menyandarkan punggungnya, kakinya berselonjor dan tangan dilipat di atas perut.

"Maksudmu?"

"Ya... aku merasa kau tidak peduli lagi dengan Camelia."

Alis Marvin menukik, menunjukkan bahwa ia tidak suka dengan ucapan temannya. "Apa bukti kau berkata seperti itu? Dia adikku, jelas sebagai kakak aku sangat peduli."

Ethan menegakkan tubuhnya, menghadap teman satu pelatihannya. "Marvin, aku sadar jika tidak ada rasa khawatir sama sekali sejak hari pertama hilangnya Camelia. Mungkin karena ajakan ku pun kau mau mencarinya lagi."

Marvin termangu, ia hanya bisa membalas tatapan Ethan. Orang di dekat mereka yang mendengar perdebatan itu juga tidak mau ikut campur, hanya menyimak seperti mendengarkan siaran radio.

"Ethan, jika kau paham, aku tidak menunjukkan rasa khawatir berlebihan. Aku tak mau membuat diriku dan orang lain terbebani, kau sendiri bilang juga ingin melatih kemampuan, bukan? Maka lakukan dengan caramu, dan aku juga melakukan dengan caraku." Marvin menjeda ucapan sejenak. "Jangan menaruh rasa curiga hanya karena ucapan pemuda itu, kita sudah bersahabat lama, maka jangan jadikan sebuah ucapan tanpa kebenaran menjadi perusak."

Ethan diam, dia tahu betul jika pemuda yang Marvin maksud adalah Haven, dan kini dia memandangi mereka berdua. Meskipun Ethan diam seolah tidak peduli, ia kepikiran dengan ucapan Haven beberapa hari lalu. Untuk menghilangkan canggung, Ethan segera tersenyum membalas tatapan Haven, dengan basa-basi ia bertanya. "Oh iya, apakah perjalanannya akan berlanjut besok?"

Haven tersenyum dan mengangguk semangat. "Ya, sekarang sudah gelap. Kita juga tidak tahu apa yang ada di dalam hutan gelap itu."

Sebenarnya bisa saja mereka berteleportasi dengan kekuatan Kay, namun pemuda itu tidak pernah ke Demiland oleh karena itu ia tidak tahu tempat untuk mereka datangi nanti. Terbang? Tentu bisa, tetapi kapasitas sapu terbang tidak banyak dan jika menggunakan burung api, maka akan terlihat begitu jelas, karena mereka sangat terang saat malam hari.

The Guardians  [ENHYPEN & TXT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang